28.9 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Pembangunan Dampak Gempa di Kabupaten Taput, Gubsu Targetkan 2 Bulan Selesai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara, menargetkan pembangunan dan renovasi kembali bangunan yang rusak akibat dampak gempa bumi di Kabupaten Tapanuli Utara, akan selesai dua bulan ke depan. Target tersebut disampaikan Gubernur Sumut (Gubsu), Edy Rahyamadi kepada wartawan, Minggu (9/10).

“Dua bulan harus selesai,” kata Gubsu. Menurutnya, pembangunan gereja yang mengalami kerusakan parah, rumah warga, fasilitaskan pendidikan, pasar tradisional hingga infrastruktur, sudah mulai berjalan saat ini. “Gereja sebagai tempat ibadah menjadi prioritas. Gedung SMK dan pasar yang terbakar itu juga sudah dikerjakan,” kata mantan Pangkostrad itu.

Untuk pembangunan kembali bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Taput, Edy menjelaskan, pihaknya sudah berkordinasi dengan pemerintah pusat seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. “Kita tidak menunggu itu, kita sudah langsung menindaklanjutinya. Menteri PUPR juga sudah meninjau langsung dan menteri perhubungan, langsung ke Taput,” ucap Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu menjelaskan, seluruh yang akan dibangun kembali ini, sangat dibutuhkan seperti gereja, sekolah, dan rumah. “Tetapi kita menindaklanjuti tempat-tempat secara prioritas, yaitu gereja yang harus segera digunakan rakyat untuk ibadah. Yang kedua sekolah SMK, itu juga harus segera karena, anak-anak sekolah, baru pasar yang terbakar ini semua sedang dikerjain, irigasi masih bisa. Kita menunda tidak menjadikan prioritas, tetapi dikerjakan hari ini ditinjau semuanya,” tutur Edy.

Gubsu juga mengatakan, Kabupaten Taput masih terus dilanda gempa susulan. Namun, intensitas magnitudo yang terus melandai. Tapi, tetap warga harus diimbau tetap waspada dan berhati-hati. “Rakyat secara psikologis, kemarin saya sudah jumpa langsung dan ini menjadikan semangat buat rakyat,” tandasnya.

Untuk diketahui, kerusakan rumah warga efek gempa bumi magnitudo 5,8 di Kabupaten Tapanuli Utara pada Sabtu (1/10) dini hari, terus bertambah menjadi 1.278 unit. Ribuan rumah warga yang rusak tersebut, tersebar 9 Kecamatan di Kabupaten Taput, Sumatera Utara. Selain itu, 72 tempat ibadah, 30 titik ruas jalan, serta 9 jembatan, 22 unit fasilitas pendidikan, tiga unit fasilitas kesehatan, 24 unit kantor pemerintahan, tiga unit kantor swasta, dan 35 titik saluran irigasi yang rusak akibat gempa.

Sebelumnya pada Jumat (7/10) pekan lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau penanganan lokasi terdampak gempa di Tapanuli Utara. Dikatakan Menteri Basuki, kunjungannya tersebut merupakan perintah Presiden Joko Widodo untuk melakukan penanganan pascabencana. ”Kementerian PUPR berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kabupaten untuk melakukan penanganan pascabencana. Seperti sebelumnya, tugas Kementerian PUPR memperbaiki fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti sekolah, gereja, pasar, mesjid, dan kantor-kantor Pemerintah,” kata Menteri Basuki.

Basuki mengatakan, setelah melihat sejumlah lokasi terdampak bencana bersama Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Kementerian PUPR siap membantu perbaikan untuk fasos/fasum yang rusak terdampak gempa, salah satunya Gedung SMPN 3 Tarutung yang akan direkonstruksi ulang. “Tadi saya sudah lihat masjid, gereja, sekolah, jembatan, saluran irigasi, dan tanggul-tanggul sungai yang rusak akan diperbaiki. InsyaAllah dalam dua minggu ke depan sudah mulai diperbaiki, karena saya harus memilih penyedia jasa/kontraktornya,” kata Basuki.

Khusus untuk perbaikan Jembatan Gantung Lumban Soit yang berada di tepi Jalan Nasional ruas Balige (Tarutung), Menteri Basuki menginstruksikan agar dapat selesai dalam waktu dua bulan. Mengingat fungsi vital jembatan tersebut yang menghubungkan Desa Hutauruk Hasundutan dan Desa Lumban Soit Sipaholon di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipahalon Kabupaten Tapanuli Utara, yang membentang di atas Sungai Sigeaon.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Brawijaya mengatakan, untuk perbaikan Jembatan Gantung Lumban Soit diperlukan penanganan yang menyeluruh untuk mengganti _deck_ yang bergeser. “Harus dicopot semua terlebih dulu baru dipasang lagi, karena tidak hanya secara horizontal decknya bergeser, tetapi juga ada dampak kerusakan pada kabel jembatannya,” terangnya.

Jembatan gantung tersebutd ibangun pada 2021 dengan menggunakan tipe rangka rigid simetris dan memiliki panjang bentang 60 meter serta lebar 2,12 meter dengan anggaran Rp3,07 miliar.

Sementara itu untuk perbaikan jaringan irigasi Sigeaon yang juga rusak akibat gempa, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Mohammad Firman mengatakan akan segera melakukan penanganan darurat dengan pemasangan talang/pipa dari sisi luar kaki tanggul. “Kita usahakan seminggu ini bisa untuk kembali mengalirkan airnya,” ujarnya.

Selain perbaikan fasos dan fasum, Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR juga akan memberikan bantuan perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan berat akibat gempa. “Untuk yang rusak ringan dan sedang nanti akan dibantu oleh BNPB secara keuangan dan fisik. Untuk yang rusak berat akan dikerjakan Kementerian PUPR setelah datanya terverifikasi baik dari segi jumlah dan kategori kerusakan. Saya minta libatkan Kepolisian dan Kejaksaan untuk verifikasi,” ujarnya. (gus/rel/adz)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara, menargetkan pembangunan dan renovasi kembali bangunan yang rusak akibat dampak gempa bumi di Kabupaten Tapanuli Utara, akan selesai dua bulan ke depan. Target tersebut disampaikan Gubernur Sumut (Gubsu), Edy Rahyamadi kepada wartawan, Minggu (9/10).

“Dua bulan harus selesai,” kata Gubsu. Menurutnya, pembangunan gereja yang mengalami kerusakan parah, rumah warga, fasilitaskan pendidikan, pasar tradisional hingga infrastruktur, sudah mulai berjalan saat ini. “Gereja sebagai tempat ibadah menjadi prioritas. Gedung SMK dan pasar yang terbakar itu juga sudah dikerjakan,” kata mantan Pangkostrad itu.

Untuk pembangunan kembali bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Taput, Edy menjelaskan, pihaknya sudah berkordinasi dengan pemerintah pusat seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. “Kita tidak menunggu itu, kita sudah langsung menindaklanjutinya. Menteri PUPR juga sudah meninjau langsung dan menteri perhubungan, langsung ke Taput,” ucap Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu menjelaskan, seluruh yang akan dibangun kembali ini, sangat dibutuhkan seperti gereja, sekolah, dan rumah. “Tetapi kita menindaklanjuti tempat-tempat secara prioritas, yaitu gereja yang harus segera digunakan rakyat untuk ibadah. Yang kedua sekolah SMK, itu juga harus segera karena, anak-anak sekolah, baru pasar yang terbakar ini semua sedang dikerjain, irigasi masih bisa. Kita menunda tidak menjadikan prioritas, tetapi dikerjakan hari ini ditinjau semuanya,” tutur Edy.

Gubsu juga mengatakan, Kabupaten Taput masih terus dilanda gempa susulan. Namun, intensitas magnitudo yang terus melandai. Tapi, tetap warga harus diimbau tetap waspada dan berhati-hati. “Rakyat secara psikologis, kemarin saya sudah jumpa langsung dan ini menjadikan semangat buat rakyat,” tandasnya.

Untuk diketahui, kerusakan rumah warga efek gempa bumi magnitudo 5,8 di Kabupaten Tapanuli Utara pada Sabtu (1/10) dini hari, terus bertambah menjadi 1.278 unit. Ribuan rumah warga yang rusak tersebut, tersebar 9 Kecamatan di Kabupaten Taput, Sumatera Utara. Selain itu, 72 tempat ibadah, 30 titik ruas jalan, serta 9 jembatan, 22 unit fasilitas pendidikan, tiga unit fasilitas kesehatan, 24 unit kantor pemerintahan, tiga unit kantor swasta, dan 35 titik saluran irigasi yang rusak akibat gempa.

Sebelumnya pada Jumat (7/10) pekan lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau penanganan lokasi terdampak gempa di Tapanuli Utara. Dikatakan Menteri Basuki, kunjungannya tersebut merupakan perintah Presiden Joko Widodo untuk melakukan penanganan pascabencana. ”Kementerian PUPR berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kabupaten untuk melakukan penanganan pascabencana. Seperti sebelumnya, tugas Kementerian PUPR memperbaiki fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti sekolah, gereja, pasar, mesjid, dan kantor-kantor Pemerintah,” kata Menteri Basuki.

Basuki mengatakan, setelah melihat sejumlah lokasi terdampak bencana bersama Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Kementerian PUPR siap membantu perbaikan untuk fasos/fasum yang rusak terdampak gempa, salah satunya Gedung SMPN 3 Tarutung yang akan direkonstruksi ulang. “Tadi saya sudah lihat masjid, gereja, sekolah, jembatan, saluran irigasi, dan tanggul-tanggul sungai yang rusak akan diperbaiki. InsyaAllah dalam dua minggu ke depan sudah mulai diperbaiki, karena saya harus memilih penyedia jasa/kontraktornya,” kata Basuki.

Khusus untuk perbaikan Jembatan Gantung Lumban Soit yang berada di tepi Jalan Nasional ruas Balige (Tarutung), Menteri Basuki menginstruksikan agar dapat selesai dalam waktu dua bulan. Mengingat fungsi vital jembatan tersebut yang menghubungkan Desa Hutauruk Hasundutan dan Desa Lumban Soit Sipaholon di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipahalon Kabupaten Tapanuli Utara, yang membentang di atas Sungai Sigeaon.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Brawijaya mengatakan, untuk perbaikan Jembatan Gantung Lumban Soit diperlukan penanganan yang menyeluruh untuk mengganti _deck_ yang bergeser. “Harus dicopot semua terlebih dulu baru dipasang lagi, karena tidak hanya secara horizontal decknya bergeser, tetapi juga ada dampak kerusakan pada kabel jembatannya,” terangnya.

Jembatan gantung tersebutd ibangun pada 2021 dengan menggunakan tipe rangka rigid simetris dan memiliki panjang bentang 60 meter serta lebar 2,12 meter dengan anggaran Rp3,07 miliar.

Sementara itu untuk perbaikan jaringan irigasi Sigeaon yang juga rusak akibat gempa, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Mohammad Firman mengatakan akan segera melakukan penanganan darurat dengan pemasangan talang/pipa dari sisi luar kaki tanggul. “Kita usahakan seminggu ini bisa untuk kembali mengalirkan airnya,” ujarnya.

Selain perbaikan fasos dan fasum, Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR juga akan memberikan bantuan perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan berat akibat gempa. “Untuk yang rusak ringan dan sedang nanti akan dibantu oleh BNPB secara keuangan dan fisik. Untuk yang rusak berat akan dikerjakan Kementerian PUPR setelah datanya terverifikasi baik dari segi jumlah dan kategori kerusakan. Saya minta libatkan Kepolisian dan Kejaksaan untuk verifikasi,” ujarnya. (gus/rel/adz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/