31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Wajah-wajah Berumur Itu Sumringah Menunggu Giliran Disayat

Foto: dame/sumutpos.co Petugas medis memeriksa tekanan darah calon pasien operasi katarak 'Buka Mata Lihat Indahnya Dunia' yang digelar Tambang Emas Martabe di RS Tentara Pematangsiantar, bekerjasama dengan Kodam 1/BB, Selasa (19/1/2016).
Foto: dame/sumutpos.co
Petugas medis memeriksa tekanan darah calon pasien operasi katarak ‘Buka Mata Lihat Indahnya Dunia’ yang digelar Tambang Emas Martabe di RS Tentara Pematangsiantar, bekerjasama dengan Kodam 1/BB dan A New Visio , Selasa (19/1/2016).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Lebih dari seratusan pria dan wanita tampak duduk tenang di bawah tenda panjang warna hijau. Tangan mereka menggenggam erat secarik kartu bernomor. Raut wajah berkonsentrasi mendengarkan kalau-kalau namanya dipanggil petugas.

Begitu namanya disebut, si pria atau wanita yang kebanyakan sudah berumur itu langsung berdiri dan menemui petugas yang ditunjuk. Ada yang berjalan cepat tanpa bantuan, ada yang berjalan lamban, dan tak sedikit yang tertatih dan harus dipapah keluarganya. Maklum, kebanyakan mereka sudah berumur di atas 50 tahun, meski ada juga sekitar 10 persen yang di bawah 50 tahun.

Pemandangan itu terlihat pada hari pertama operasi katarak gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar, Selasa (19/1/2016). Para pria dan wanita itu adalah pasien yang datang dari puluhan desa berbeda dari beberapa kabupaten di Sumut. Pada hari pertama, lebih dari 50 persen pasien datang dari wilayah Labuhan Batu dan Labusel. Setengah lainnya datang dari Siantar dan Simalungun. Besok, operasi masih berlanjut di rumahsakit yang sama hingga 21 Januari.

Meski datang dari desa yang berlainan, ada kemiripan di antara mereka. Yakni adanya lapisan putih yang terlihat menyelimuti bola mata mereka, baik hanya satu mata atau dua-duanya. Lapisan putih itu terdeteksi sebagai katarak, setelah mereka mengikuti tes visus gratis di Kodim daerah masing-masing.

Kepada SUMUTPOS.CO, beberapa calon pasien operasi katarak mengaku sangat bersemangat mengikuti operasi katarak ini. Pertama, karena mereka dijanjikan bakal bisa kembali melihat dengan lebih baik. Kedua, karena mereka tak perlu mengeluarkan uang untuk operasi.

“Gratis… ini sangat membantu kami. Kalau operasi katarak ke rumah sakit, bisa habis jutaan rupiah,” kata Sudiati Harahap (63), warga Ajamu, Labuhanbatu, dengan raut wajah berseri-seri.

Pasien di sebelahnya, Supiani Dalimunthe (67), warga Rantauprapat, membenarkan. Kata dia, dirinya telah mencoba berbagai cara tradisional untuk mengobati katarak yang dideritanya. Mulai dari meneteskan getah daun katarak hingga mata terasa pedih dan mengeluarkan air mata sangat banyak, menaburkan gula pasir ke mata, meneteskan satu-dua tetes air seni ke mata, dan sebagainya. “Tapi tak ada yang berhasil,” katanya sambil terkekeh geli.

Pada akhirnya, kata dia, operasi katarak gratis inilah harapannya agar bisa kembali melihat dengan jelas. “Kami dengar lapisan katarak itu disayat dan dibuang. Operasi katanya cepat dan hasilnya mantap. Makanya meski harus berangkat tengah malam dan tak bisa tidur di bus yang terguncang, semua saya tempuh asal bisa kembali melihat,” katanya bersemangat.

Operasi katarak gratis ini digelar Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV), dan didukung Kodam I Bukit Barisan selama pelaksanaan operasi.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas setiap anggota masyarakat dan berkontribusi positif terhadap perekonomian keluarga demi terwujudnya akselerasi pembangunan Sumatra Utara, khususnya menyikapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015,” ujar Linda Siahaan, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, sebelum operasi dimulai.

Sejak 2011, program ini telah mendukung peningkatan pemahaman lebih dari 3.500 anggota masyarakat, memfasilitasi pemeriksaan mata gratis kepada sekitar 12.000 orang, dan 3.540 orang telah menjalani operasi katarak dengan tingkat keberhasilan 100%.

Rangkaian operasi katarak ini dilakukan oleh para dokter spesialis mata handal Indonesia. Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus program agar dapat membaktikan ilmunya bagi masyarakat pra-sejahtera.

Sejak tahun 2011, empat orang dokter spesialis mata di Sumatra Utara telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan mengembangkan kapasitas mereka dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah. (Mea)

Foto: dame/sumutpos.co Petugas medis memeriksa tekanan darah calon pasien operasi katarak 'Buka Mata Lihat Indahnya Dunia' yang digelar Tambang Emas Martabe di RS Tentara Pematangsiantar, bekerjasama dengan Kodam 1/BB, Selasa (19/1/2016).
Foto: dame/sumutpos.co
Petugas medis memeriksa tekanan darah calon pasien operasi katarak ‘Buka Mata Lihat Indahnya Dunia’ yang digelar Tambang Emas Martabe di RS Tentara Pematangsiantar, bekerjasama dengan Kodam 1/BB dan A New Visio , Selasa (19/1/2016).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Lebih dari seratusan pria dan wanita tampak duduk tenang di bawah tenda panjang warna hijau. Tangan mereka menggenggam erat secarik kartu bernomor. Raut wajah berkonsentrasi mendengarkan kalau-kalau namanya dipanggil petugas.

Begitu namanya disebut, si pria atau wanita yang kebanyakan sudah berumur itu langsung berdiri dan menemui petugas yang ditunjuk. Ada yang berjalan cepat tanpa bantuan, ada yang berjalan lamban, dan tak sedikit yang tertatih dan harus dipapah keluarganya. Maklum, kebanyakan mereka sudah berumur di atas 50 tahun, meski ada juga sekitar 10 persen yang di bawah 50 tahun.

Pemandangan itu terlihat pada hari pertama operasi katarak gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar, Selasa (19/1/2016). Para pria dan wanita itu adalah pasien yang datang dari puluhan desa berbeda dari beberapa kabupaten di Sumut. Pada hari pertama, lebih dari 50 persen pasien datang dari wilayah Labuhan Batu dan Labusel. Setengah lainnya datang dari Siantar dan Simalungun. Besok, operasi masih berlanjut di rumahsakit yang sama hingga 21 Januari.

Meski datang dari desa yang berlainan, ada kemiripan di antara mereka. Yakni adanya lapisan putih yang terlihat menyelimuti bola mata mereka, baik hanya satu mata atau dua-duanya. Lapisan putih itu terdeteksi sebagai katarak, setelah mereka mengikuti tes visus gratis di Kodim daerah masing-masing.

Kepada SUMUTPOS.CO, beberapa calon pasien operasi katarak mengaku sangat bersemangat mengikuti operasi katarak ini. Pertama, karena mereka dijanjikan bakal bisa kembali melihat dengan lebih baik. Kedua, karena mereka tak perlu mengeluarkan uang untuk operasi.

“Gratis… ini sangat membantu kami. Kalau operasi katarak ke rumah sakit, bisa habis jutaan rupiah,” kata Sudiati Harahap (63), warga Ajamu, Labuhanbatu, dengan raut wajah berseri-seri.

Pasien di sebelahnya, Supiani Dalimunthe (67), warga Rantauprapat, membenarkan. Kata dia, dirinya telah mencoba berbagai cara tradisional untuk mengobati katarak yang dideritanya. Mulai dari meneteskan getah daun katarak hingga mata terasa pedih dan mengeluarkan air mata sangat banyak, menaburkan gula pasir ke mata, meneteskan satu-dua tetes air seni ke mata, dan sebagainya. “Tapi tak ada yang berhasil,” katanya sambil terkekeh geli.

Pada akhirnya, kata dia, operasi katarak gratis inilah harapannya agar bisa kembali melihat dengan jelas. “Kami dengar lapisan katarak itu disayat dan dibuang. Operasi katanya cepat dan hasilnya mantap. Makanya meski harus berangkat tengah malam dan tak bisa tidur di bus yang terguncang, semua saya tempuh asal bisa kembali melihat,” katanya bersemangat.

Operasi katarak gratis ini digelar Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV), dan didukung Kodam I Bukit Barisan selama pelaksanaan operasi.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas setiap anggota masyarakat dan berkontribusi positif terhadap perekonomian keluarga demi terwujudnya akselerasi pembangunan Sumatra Utara, khususnya menyikapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015,” ujar Linda Siahaan, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, sebelum operasi dimulai.

Sejak 2011, program ini telah mendukung peningkatan pemahaman lebih dari 3.500 anggota masyarakat, memfasilitasi pemeriksaan mata gratis kepada sekitar 12.000 orang, dan 3.540 orang telah menjalani operasi katarak dengan tingkat keberhasilan 100%.

Rangkaian operasi katarak ini dilakukan oleh para dokter spesialis mata handal Indonesia. Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus program agar dapat membaktikan ilmunya bagi masyarakat pra-sejahtera.

Sejak tahun 2011, empat orang dokter spesialis mata di Sumatra Utara telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan mengembangkan kapasitas mereka dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah. (Mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/