27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Waspada! Pedofil Memangsa Anak-anak lewat Internet

NSPCC berupaya mendorong anak mengungkapkan kekhawatirannya atas sebuah situasi atau hubungan di internet.
NSPCC berupaya mendorong anak mengungkapkan kekhawatirannya atas sebuah situasi atau hubungan di internet.

SUMUTPOS.CO – Badan amal untuk perlindungan anak di Inggris, NSPCC, memperingatkan bahwa internet bisa menjadi ‘halaman bermain’ bagi para pedofil.

Peringatan ini muncul berbarengan dengan meningkatnya anak-anak yang khawatir dengan pelecehan seksual di internet yang menghubungi NSPCC.

Konseling untuk anak-anak yang khawatir dengan kekerasan seksual di internet itu meningkat sampai 24% menjadi 3.716 sesi dalam masa satu tahun 2015-2016.

Sebagian besar yang mengubungi saluran telepon NSPCC untuk konsultasi berusia 12-15 tahun dan lebih dari setengahnya adalah perempuan.

Satu dari delapan anak yang membutuhkan konseling pada tahun ini hingga Maret 2016 terkait rayuan seseorang di internet dengan tujuan eksploitasi seksual.

“Banyak dari kita berbicara dengan orang lain lewat internet, yang menjadi cara untuk menjalin perkawanan dan mendapat teman baru,” kata Ketua Eksekutif NSPCC, Peter Wanless.

“Namun itu bisa menjadi halaman bermain para pedofil, membuat kaum muda terpapar dengan para perayu yang menggunakan jejaring sosial dan permainan internet untuk mengeksploitasi setiap kelemahan yang mereka temukan.”
Wanless berharap dengan mengangkat masalah ini maka akan lebih banyak anak-anak yang terdorong untuk mengungkapkan kekhawatiran atas sebuah situasi atau hubungan di internet.

NSPCC sudah meluncurkan kampanye berjudul Listen To Your Selfie dengan tujuan membantu kaum muda menyadari rayuan dan hubungan yang tidak sehat.

Kampanye itu antara lain menampilkan seorang anak perempuan berusia 16 tahun yang merekam video narsis dan mengatakan pacarnya yang lebih tua meminta untuk menyebar fotonya dengan teman-teman pacarnya.

“Dia memberi saya uang dan makanan kalau saya tampil di internet dan merekam lewat kamera internet. Saya belum mengatakan kepada siapa pun tentang hal itu. Saya amat takut dan minum alkohol untuk melupakannya.”
Departemen Dalam Negeri Inggris menggambarkannya sebagai ‘masalah global’ dan menekankan Inggris berada di barisan depan dalam mengatasi ‘kejahatan yang mengerikan tersebut’. (bbc)

NSPCC berupaya mendorong anak mengungkapkan kekhawatirannya atas sebuah situasi atau hubungan di internet.
NSPCC berupaya mendorong anak mengungkapkan kekhawatirannya atas sebuah situasi atau hubungan di internet.

SUMUTPOS.CO – Badan amal untuk perlindungan anak di Inggris, NSPCC, memperingatkan bahwa internet bisa menjadi ‘halaman bermain’ bagi para pedofil.

Peringatan ini muncul berbarengan dengan meningkatnya anak-anak yang khawatir dengan pelecehan seksual di internet yang menghubungi NSPCC.

Konseling untuk anak-anak yang khawatir dengan kekerasan seksual di internet itu meningkat sampai 24% menjadi 3.716 sesi dalam masa satu tahun 2015-2016.

Sebagian besar yang mengubungi saluran telepon NSPCC untuk konsultasi berusia 12-15 tahun dan lebih dari setengahnya adalah perempuan.

Satu dari delapan anak yang membutuhkan konseling pada tahun ini hingga Maret 2016 terkait rayuan seseorang di internet dengan tujuan eksploitasi seksual.

“Banyak dari kita berbicara dengan orang lain lewat internet, yang menjadi cara untuk menjalin perkawanan dan mendapat teman baru,” kata Ketua Eksekutif NSPCC, Peter Wanless.

“Namun itu bisa menjadi halaman bermain para pedofil, membuat kaum muda terpapar dengan para perayu yang menggunakan jejaring sosial dan permainan internet untuk mengeksploitasi setiap kelemahan yang mereka temukan.”
Wanless berharap dengan mengangkat masalah ini maka akan lebih banyak anak-anak yang terdorong untuk mengungkapkan kekhawatiran atas sebuah situasi atau hubungan di internet.

NSPCC sudah meluncurkan kampanye berjudul Listen To Your Selfie dengan tujuan membantu kaum muda menyadari rayuan dan hubungan yang tidak sehat.

Kampanye itu antara lain menampilkan seorang anak perempuan berusia 16 tahun yang merekam video narsis dan mengatakan pacarnya yang lebih tua meminta untuk menyebar fotonya dengan teman-teman pacarnya.

“Dia memberi saya uang dan makanan kalau saya tampil di internet dan merekam lewat kamera internet. Saya belum mengatakan kepada siapa pun tentang hal itu. Saya amat takut dan minum alkohol untuk melupakannya.”
Departemen Dalam Negeri Inggris menggambarkannya sebagai ‘masalah global’ dan menekankan Inggris berada di barisan depan dalam mengatasi ‘kejahatan yang mengerikan tersebut’. (bbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/