25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Lindungi Orangutan, PLTA Batang Toru Rekrut Ahli

Foto: tri/istimewa
Communications and ExternaI Affairs Director PT NSHE, Taufick, Senior Adviser on Environment and Sustainability PT NSHE) Agus Djoko Ismanto, Biodiversity Expert of NSHE Barita Manullang, dan pengamat lingkungan hidup Emmy Hamd, hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers terkait perlindungan orangutan PLTA Batang Toru, di SEIA, Sudirman, Jakarta, Minggu (22/9).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru menyatakan kembali komitmennya melindungi orangutan yang di luar kawasan konservasi dan kawasan sekitar area kerja PLTA di Tapanuli Selatan Sumatera Utara.

Sebagai upaya agar perlindungan orangutan lebih efektif, PLTA Batang Toru bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup termasuk organisasi internasional PanEco.

“Ada beberapa langkah nyata yang dilakukan PLTA Batang Toru dalam melindungi orangutan. Langkah-langkah itu di antaranya membentuk tim monitoring bersama. Melaksanakan kebijakan zero toleran terhadap perburuan kepada seluruh pekerja pengaman satwa yang hasilnya zero accidence satwa di areal proyek,” kata Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Agus Djoko Ismanto, pada konferensi pers di Jakarta, 22 September 2019 lalu di SEIA, Sudirman, Jakarta.

Turut hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers tersebut adalah Communications and ExternaI Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, Biodiversity Expert of NSHE Barita Manullang, dan pengamat lingkungan hidup Emmy Hamd.

Kegiatan monitoring sedang diperkuat untuk menerapkan SMART Patrol. Smart Patrol akan memiliki call center, dan petugas maupun relawan dapat melaporkan secara real time. Setiap kejadian dapat dilaporkan langsung disertai foto atau video.

Selain itu, PLTA Batang Toru merekrut ahli orangutan, dan melakukan pengayaan tanaman pakan di areal kcridor. Selanjutnya direncanakan perusahaan akan mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA antara Iain dengan mendukung rehabilitasi kebun yang terganggu oleh satwa. Selain itu untuk menghubungkan habitat yang terpisah dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal.

“PLTA Batang Toru juga melakukan pendidikan masyarakat mengenai bagaimana menangani orangutan ketika sedang turun di kebun sehingga tidak terjadi penembakan lagi. PLTA Batang Toru juga siap bekerja sama dengan pihak-pihak Iain untuk menyelamatkan orangutan sebagaimana telah disepakati dalam komitmen kerja sama pelestarian ekosistem,” kata Agus.

Menurut Barita Manullang, habitat orangutan Tapanuli tidak terganggu dengan kehadiran PLTA Batang Toru. Habitat orangutan Tapanuli tersebar di hutan-hutan dalam ekosistem Batang Toru seluas 165 ribu Ha, sebuah wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta. Orangutan selalu bergerak berpindah tempat dengan daerah jelajah yang bervariasi antara 800 3.000 ha. Sedangkan luas tapak struktur bangunan PLTA Batang Torn adalah 122 ha atau 0,07% dari total kawasan ekosistem Batang Toru. Dengan demikian, luas areal proyek Iebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan habitat bagi satu individu orang utan.  (rel)

Foto: tri/istimewa
Communications and ExternaI Affairs Director PT NSHE, Taufick, Senior Adviser on Environment and Sustainability PT NSHE) Agus Djoko Ismanto, Biodiversity Expert of NSHE Barita Manullang, dan pengamat lingkungan hidup Emmy Hamd, hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers terkait perlindungan orangutan PLTA Batang Toru, di SEIA, Sudirman, Jakarta, Minggu (22/9).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru menyatakan kembali komitmennya melindungi orangutan yang di luar kawasan konservasi dan kawasan sekitar area kerja PLTA di Tapanuli Selatan Sumatera Utara.

Sebagai upaya agar perlindungan orangutan lebih efektif, PLTA Batang Toru bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup termasuk organisasi internasional PanEco.

“Ada beberapa langkah nyata yang dilakukan PLTA Batang Toru dalam melindungi orangutan. Langkah-langkah itu di antaranya membentuk tim monitoring bersama. Melaksanakan kebijakan zero toleran terhadap perburuan kepada seluruh pekerja pengaman satwa yang hasilnya zero accidence satwa di areal proyek,” kata Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Agus Djoko Ismanto, pada konferensi pers di Jakarta, 22 September 2019 lalu di SEIA, Sudirman, Jakarta.

Turut hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers tersebut adalah Communications and ExternaI Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, Biodiversity Expert of NSHE Barita Manullang, dan pengamat lingkungan hidup Emmy Hamd.

Kegiatan monitoring sedang diperkuat untuk menerapkan SMART Patrol. Smart Patrol akan memiliki call center, dan petugas maupun relawan dapat melaporkan secara real time. Setiap kejadian dapat dilaporkan langsung disertai foto atau video.

Selain itu, PLTA Batang Toru merekrut ahli orangutan, dan melakukan pengayaan tanaman pakan di areal kcridor. Selanjutnya direncanakan perusahaan akan mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA antara Iain dengan mendukung rehabilitasi kebun yang terganggu oleh satwa. Selain itu untuk menghubungkan habitat yang terpisah dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal.

“PLTA Batang Toru juga melakukan pendidikan masyarakat mengenai bagaimana menangani orangutan ketika sedang turun di kebun sehingga tidak terjadi penembakan lagi. PLTA Batang Toru juga siap bekerja sama dengan pihak-pihak Iain untuk menyelamatkan orangutan sebagaimana telah disepakati dalam komitmen kerja sama pelestarian ekosistem,” kata Agus.

Menurut Barita Manullang, habitat orangutan Tapanuli tidak terganggu dengan kehadiran PLTA Batang Toru. Habitat orangutan Tapanuli tersebar di hutan-hutan dalam ekosistem Batang Toru seluas 165 ribu Ha, sebuah wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta. Orangutan selalu bergerak berpindah tempat dengan daerah jelajah yang bervariasi antara 800 3.000 ha. Sedangkan luas tapak struktur bangunan PLTA Batang Torn adalah 122 ha atau 0,07% dari total kawasan ekosistem Batang Toru. Dengan demikian, luas areal proyek Iebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan habitat bagi satu individu orang utan.  (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/