32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Golkar Bakal Tinggalkan Erry

Mantan Ketua KPU Sumut ini pun mengaku tidak tahu kenapa bisa muncul isu bahwa Partai Golkar mencabut dukungan dari Tengku Erry. Di sisi lain, Irham juga tak membantah, ada petinggi DPP Partai Golkar yang sedang berada di Medan. Di antaranya Ketua DPP Partai Golkar Lodewyk F Paulus, yang juga mantan Pangdam I/BB.

“Kalau soal itu, mungkin ada pengurus DPP Partai Golkar yang ke sini (Medan), tapi saya tidak berjumpa. Mungkin mereka bertemu langsung dengan ketua (Ngogesa Sitepu). Yang jelas, saya belum bisa memastikan apakah dukungan Partai Golkar ke Tengku Erry dicabut atau pindah mendukung sosok lain,” kata Irham.

Menyikapi kabar Partai Golkar menarik dukungan dari Erry Nuradi, DPP Partai NasDem santai menanggapinya. Korwil Sumut DPP Partai Nasdem, Martin Manurung enggan berspekulasi lebih jauh mengenai sikap Golkar yang menarik dukungan dari Tengku Erry.

Martin juga belum mendengar informasi tersebut secara resmi. Dia pun juga tidak mau menanggapi kemungkinan Tengku Erry yang terancam tidak bisa maju di Pilgubsu karena kekurangan dukungan dari parpol. “Gak usah berandai-andai,” kata Martin, Jumat (29/12).

Sepengetahuannya, malah DPD Partai Golkar Sumut membuka penjaringan calon wakil gubernur pendamping Tengku Erry. Martin juga tidak mau menanggapi statement yang disampaikan Nusron Wahid tentang rencana penarikan dukungan Golkar. “Saya tidak mau tanggapi statement-statement dulu. Koalisi Golkar-NasDem di Sumut itu kan tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari bangunan koalisi di berbagai provinsi dan daerah,” pungkasnya.

Sementara Ketua BP3 DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo juga mengaku belum mendapatkan informasi resmi mengenai rencana partai Golkar mencabut dukungan dari Tengku Erry Nuradi dan mengalihkannya ke Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (Ijeck). “Kita tunggu sikap resmi Golkar seperti apa,” katanya.

Dia juga menyebut belum ada pembicaraan tersebut baik sesama parpol pengusung seperti Gerindra dan PAN, maupun dari Edy dan Ijeck. “Setahu saya belum ada pembicaraan apapun,”tuturnya.

Hal yang sama disampaikan Sekretaria DPD Gerindra Sumut, Robert L Tobing. Dia akan menunggu sikap resmi Partai Golkar.

Pengamat politik dan pemerintahan Rio Affandi Siregar menilai, kabar penarikan dukungan Partai Golkar dari Erry Nuradi ke Edy Rahmayadi menunjukkan bahwa dinamika di tubuh partai beringin tersebut luar biasa kacau pasca lengsernya Setia Novanto dari ketua umum. “Tengku Erry harus melakukan upaya lobi-lobi kepada Ketua Umum atau pimpinan Partai Golkar yang baru. Seharusnya mereka (Golkar) tidak berubah sikap, karena selain Erry sebagai petahana, juga sudah melalui pertimbangan organisasi,” ujar Rio yang juga pengurus ICMI Muda Medan ini.

Namun lanjutnya, jika arah peta dukungan Golkar berubah, maka Erry juga harus mengambil langkah alternatif yang cepat. Apalagi saat ini, masih ada kesempatan untuk bisa mendapatkan perahu untuk bisa maju di Pilgub 2018 mendatang. “Saya melihat dukungan Demokrat, bahkan PDI Perjuangan juga masih bisa direbut. Meskipun deal politik dengan partai penguasa itu tidak mudah,” sebutnya.

Mantan Ketua KPU Sumut ini pun mengaku tidak tahu kenapa bisa muncul isu bahwa Partai Golkar mencabut dukungan dari Tengku Erry. Di sisi lain, Irham juga tak membantah, ada petinggi DPP Partai Golkar yang sedang berada di Medan. Di antaranya Ketua DPP Partai Golkar Lodewyk F Paulus, yang juga mantan Pangdam I/BB.

“Kalau soal itu, mungkin ada pengurus DPP Partai Golkar yang ke sini (Medan), tapi saya tidak berjumpa. Mungkin mereka bertemu langsung dengan ketua (Ngogesa Sitepu). Yang jelas, saya belum bisa memastikan apakah dukungan Partai Golkar ke Tengku Erry dicabut atau pindah mendukung sosok lain,” kata Irham.

Menyikapi kabar Partai Golkar menarik dukungan dari Erry Nuradi, DPP Partai NasDem santai menanggapinya. Korwil Sumut DPP Partai Nasdem, Martin Manurung enggan berspekulasi lebih jauh mengenai sikap Golkar yang menarik dukungan dari Tengku Erry.

Martin juga belum mendengar informasi tersebut secara resmi. Dia pun juga tidak mau menanggapi kemungkinan Tengku Erry yang terancam tidak bisa maju di Pilgubsu karena kekurangan dukungan dari parpol. “Gak usah berandai-andai,” kata Martin, Jumat (29/12).

Sepengetahuannya, malah DPD Partai Golkar Sumut membuka penjaringan calon wakil gubernur pendamping Tengku Erry. Martin juga tidak mau menanggapi statement yang disampaikan Nusron Wahid tentang rencana penarikan dukungan Golkar. “Saya tidak mau tanggapi statement-statement dulu. Koalisi Golkar-NasDem di Sumut itu kan tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari bangunan koalisi di berbagai provinsi dan daerah,” pungkasnya.

Sementara Ketua BP3 DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo juga mengaku belum mendapatkan informasi resmi mengenai rencana partai Golkar mencabut dukungan dari Tengku Erry Nuradi dan mengalihkannya ke Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (Ijeck). “Kita tunggu sikap resmi Golkar seperti apa,” katanya.

Dia juga menyebut belum ada pembicaraan tersebut baik sesama parpol pengusung seperti Gerindra dan PAN, maupun dari Edy dan Ijeck. “Setahu saya belum ada pembicaraan apapun,”tuturnya.

Hal yang sama disampaikan Sekretaria DPD Gerindra Sumut, Robert L Tobing. Dia akan menunggu sikap resmi Partai Golkar.

Pengamat politik dan pemerintahan Rio Affandi Siregar menilai, kabar penarikan dukungan Partai Golkar dari Erry Nuradi ke Edy Rahmayadi menunjukkan bahwa dinamika di tubuh partai beringin tersebut luar biasa kacau pasca lengsernya Setia Novanto dari ketua umum. “Tengku Erry harus melakukan upaya lobi-lobi kepada Ketua Umum atau pimpinan Partai Golkar yang baru. Seharusnya mereka (Golkar) tidak berubah sikap, karena selain Erry sebagai petahana, juga sudah melalui pertimbangan organisasi,” ujar Rio yang juga pengurus ICMI Muda Medan ini.

Namun lanjutnya, jika arah peta dukungan Golkar berubah, maka Erry juga harus mengambil langkah alternatif yang cepat. Apalagi saat ini, masih ada kesempatan untuk bisa mendapatkan perahu untuk bisa maju di Pilgub 2018 mendatang. “Saya melihat dukungan Demokrat, bahkan PDI Perjuangan juga masih bisa direbut. Meskipun deal politik dengan partai penguasa itu tidak mudah,” sebutnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/