25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Mobil Pedesaan Dibanderol Rp80 Juta

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Wayan Dipta (dua kiri) melihat rancangan mobil pedesaan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Industri otomotif nasional tidak bisa mengelak dari terpaan krisis global. Namun, secara industri, gelombang krisis itu tidak sampai menggerus permintaan. Artinya, industri otomotif terutama dari sisi komponen tetap menggeliat.

Industri komponen otomotif tak disangkal sukses menjadi jangkar industri. Bahkan, menjelma sebagai tulang punggung prinsipal-prinsipal berskala raksasa. Kondisi itu, menjadi petunjuk dan peta bahwa industri nasional bakal mengalami akselerasi secara pertumbuhan.

Nah, berdasar data dan fakta itu, di penghujung Agustus nanti diluncurkan mobil pedesaan. Mobil pedesaan itu hasil kolaborasi pemerintah, usaha kecil menengah komponen otomotif dan pelaku industri otomotif.

Untuk tahap awal, mobil untuk menyisir seluruh pedesaan tanah air itu bakal menyapa Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng). ”Untuk daerah lain menyusul,” tutur Presiden Direktur Industri Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana M Tangkas.

Made menyebut mobil pedesaan itu murni karya anak bangsa. Sebanyak 80 persen konten lokal dan 20 persen dari luar. Komponen mobil pedesaan itu disuplai pelaku UKM.

Secara sumber daya manusia (SDM) dan produksi komponen sudah memadai. Karena itu, mobil angkutan pedesaan itu diyakini bakal mendapat respons positif pasar. Mobil dengan tujuh tipe itu akan dibanderol di kisaran Rp 60-80 juta. ”Untuk mesin diesel 600 cc dan berbasis mesin 960 cc,” ungkapnya.

Untuk sementara, skala produksi masih kecil. Setiap hari sepuluh unit dan setiap tahun paling banter 3.000 unit. Namun, selanjutnya secara bertahap akan terus digenjot. Itu karena potensi pasar mobil pedesaan sangat besar. ”Ya, kasarannya paling tidak menyerap 40 persen dari dana desa Rp120 triliun,” imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi (Kemenkop) UKM I Wayan Dipta menyebut pemerintah mendukung penuh. Namun, untuk sokongan modal, anggaran pemerintah tersedot pada infrastruktur.

Dengan begitu, untuk dukungan infrastruktur dan regulasi akan diback-up penuh. ”Ini harus menjadi kebanggaan nasional. Industri ini harus dipacu supaya pelaku industri otomotif lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” seru Wayan. (far/jpg/azw)

 

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Wayan Dipta (dua kiri) melihat rancangan mobil pedesaan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Industri otomotif nasional tidak bisa mengelak dari terpaan krisis global. Namun, secara industri, gelombang krisis itu tidak sampai menggerus permintaan. Artinya, industri otomotif terutama dari sisi komponen tetap menggeliat.

Industri komponen otomotif tak disangkal sukses menjadi jangkar industri. Bahkan, menjelma sebagai tulang punggung prinsipal-prinsipal berskala raksasa. Kondisi itu, menjadi petunjuk dan peta bahwa industri nasional bakal mengalami akselerasi secara pertumbuhan.

Nah, berdasar data dan fakta itu, di penghujung Agustus nanti diluncurkan mobil pedesaan. Mobil pedesaan itu hasil kolaborasi pemerintah, usaha kecil menengah komponen otomotif dan pelaku industri otomotif.

Untuk tahap awal, mobil untuk menyisir seluruh pedesaan tanah air itu bakal menyapa Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng). ”Untuk daerah lain menyusul,” tutur Presiden Direktur Industri Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana M Tangkas.

Made menyebut mobil pedesaan itu murni karya anak bangsa. Sebanyak 80 persen konten lokal dan 20 persen dari luar. Komponen mobil pedesaan itu disuplai pelaku UKM.

Secara sumber daya manusia (SDM) dan produksi komponen sudah memadai. Karena itu, mobil angkutan pedesaan itu diyakini bakal mendapat respons positif pasar. Mobil dengan tujuh tipe itu akan dibanderol di kisaran Rp 60-80 juta. ”Untuk mesin diesel 600 cc dan berbasis mesin 960 cc,” ungkapnya.

Untuk sementara, skala produksi masih kecil. Setiap hari sepuluh unit dan setiap tahun paling banter 3.000 unit. Namun, selanjutnya secara bertahap akan terus digenjot. Itu karena potensi pasar mobil pedesaan sangat besar. ”Ya, kasarannya paling tidak menyerap 40 persen dari dana desa Rp120 triliun,” imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi (Kemenkop) UKM I Wayan Dipta menyebut pemerintah mendukung penuh. Namun, untuk sokongan modal, anggaran pemerintah tersedot pada infrastruktur.

Dengan begitu, untuk dukungan infrastruktur dan regulasi akan diback-up penuh. ”Ini harus menjadi kebanggaan nasional. Industri ini harus dipacu supaya pelaku industri otomotif lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” seru Wayan. (far/jpg/azw)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/