25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Penjualan Kambing dan Tanah Rp 100 Juta Raib

Kedua anak Misnan yang ikut dibantai.
Kedua anak Misnan yang ikut dibantai.

SALAPIAN- Seminggu berlalu, warga Dusun Tanjung Rejo Desa Naman Jahe, Kec.  Salapian, masih dirundung kecemasan. Maklum, siapa pembunuh sadis Misman beserta istri dan 2 anaknya yang belum terungkap jelas.  Warga takut aksi serupa terulang, terlebih mereka juga jadi berprasangka buruk terhadap warga yang mendadak menghilang, baik dari kampung mereka atau dari kampung lain. Ditambah lagi, ada kabar dari Kasubdit III Dit Res Krimum Polda Sumut, AKBP Jidin Siagian yang mengatakan pihaknya telah mengantongi 3 nama pelaku.

“Pihak kita sudah mendeteksi pelaku pembunuhan. Baik itu penadah kambing maupun pelaku pembunuhan penculikan dan perampokan tersebut. Pelakunya ada 3 orang dan semuanya merupakan warga Desa Wonowerjo,” ucapnya namun enggan menyebutkan nama pelakunya. Lebih lanjut, Jidin mengatakan kalau saat ini 16 ekor kambing milik korban yang merupakan hasil kejahatan para pelaku tersebut sudah dikembalikan ke kandang kambing milik korban. “Sudah dikembalikan 16 ekor kambing hasil kejahatan tersebut. Dan kita sedang mengejar pelaku pembunuhan penculikan dan perampokan tersebut,” ucapnya.

Kemudian, Jidin mengatakan, kalau saat ini pihaknya telah menangkap penadah kambing curian, Alamsyah warga Dusun XI Desa Wonowerjo Kab Langkat. “Sudah kita tangkap penadahnya. Dan saat ini dia masih dalam pemeriksaan di Polres Langkat. Sementara itu, kita masih melakukan pengejaran terhadap ketiga pelaku pembunuhan tersebut,” cetusnya. Lebih lanjut, perwira berpangkat 2 melati dipundaknya ini mengatakan, pihaknya mengetahui pelaku pembunuhan tersebut berdasarkan dari masyarakat yang melihat saat pelaku melakukan transaksi dengan korban.

“Dari situ kita ketahui pelaku-pelakunya. Ada warga yang melihat dan mengetahui pelakunya. Dan masyarakat hanya perlu tahu kalau kambil korban sudah dikembalikan ke kandangnya untuk dirawat,” pungkasnya sembari mengatakan kalau dirinya tidak bisa mengungkapkannya secara detail.  Namun, Saniman (50), abang Misman, menyangkal kambing itu telah dikembalikan. “Itu tidak benar. Belum ada kambing yang dikembalikan. Tersisa di kandang hanya tinggal 5, itupun milik orang, bukan punya adik saya. Karena almarhum adik saya Misman itu, belahan meliharanya, kini sudah diambil pemiliknya,” ujarnya kemarin (16/10).

Sementara, Sriayu Ningsih (24), anak sulung Misman dan Suliah, mengaku kalau orangtuanya tak pernah cerita apapun soal permasalahan yang dialaminya. “Orangtuaku tidak ada sama sekali cerita apapun sama saya. Namun saya pernah dihubungi setelah lebaran, waktu itu dia mengatakan kalau nanti bisnis ini berhasil, Adek akan saya buatkan rumah serta saya belikan kebun kata mamak. Nah saat itu saya kembali bertanya pada bapak, apa sih pak bisnisnya? Bapak hanya menjawab udah tenang aja doakan ya kalau nanti berhasil kalian akan senang. Itu aja bang kata mamak sama bapak,“ ucapnya.

Tapi Ayu juga heran. Sebab orangtuanya pernah jual tanah pada awal 2013 lalu. “Atau bapak dirampok ya bang? Karena bulan 1 tahun 2013, saya lupa tanggalnya, bapak jual tanah yang di wilayah Batu 5 seluas 1 hektar kurang satu rante. Harganya Rp130 juta. Rencana bapak jual tanah, mau beli tanah lagi di Jambi. Namun dari hasil penjualan tanah, uang yang tersisa tinggal Rp90 juta karena menutupi utang. Namun rencana membeli tanah tidak jadi, yang saya heran uang tanah tersebut di rumah tidak ada hingga kini. Begitu juga uang kambing. Apakah ada kaitannya dengan ini ya bang?” ujar Ayu heran dan menduga-duga.

Info terbaru diperoleh kru koran ini, Rabu (9/10) sekitar pukul 19.00, yang datang membeli kambing Misman adalah Alamsyah. Mengendarai Grand Max hitam, Alamsyah datang ditemani adiknya, Rendi dan 2 pekerja yakni  Rahmadani serta Swanto. Semuanya warga Pondok 11 yang berdekatan dengan rumah Alamsyah.  Hal ini diketahui dari Saldi. Penuturan Saldi kepada kru koran ini, pada Rabu (9/10) sekitar pukul 21.00, dia disuruh jaga kambing alias dititipkan kambing yang ada di kandang milik Junet, oleh Alamsyah. Malam itu juga Alamsyah pergi keluar dan sempat berkata pada Saldi kalau nanti ada agen yang mau beli kambing, harganya Rp10 juta tapi jangan dijual semua. Sisakan satu untuk komisi Junet dan Naldi, kambing tanggung jenis jantan, ujar Saldi menirukan ucapan Alamsyah.

Nah, keesokan paginya, datang agen menawar kambing dengan kesepakatan 15 ekor Rp10 juta. Setelah deal, kambing dibawa agen. Siang itu Saldi menelpon Alamsyah bahwa uang kambing telah dipegangnya. Malamnya, Alamsyah mendatangi Saldi mengambil uang namun hanya Rp8 juta. Sisanya, Alamsyah meminta Saldi memberikannya pada istrinya. Nah, selang setengah jam kemudian, Saldi dapat kabar kalau ada pembunuhan dan korbannya adalah pemilik kambing. Malam itu juga Saldi langsung menghubungi Alamsyah, namun hp sudah tidak aktif lagi.

Misman dan kedua anaknya, Dedek Febriansyah (21) dan Tria Winanda Aulia (13) ditemukan tewas mengenaskan di Kwala Musam Kecamatan Batang Serangan dengan kondisi penuh luka pada Kamis (10/10). Sementara, Suliah ditemukan tewas dikerumuni lalat di Desa Besilam Babusallam, Kec. Padang Tualang pada Sabtu (12/10), dua hari pasca temuan mayat Misman dan dua anaknya.

 

Misman dan Alamsyah Suka Mistis

Alamsyah, pria yang membeli kambing Misman, tak asing lagi bagi keluarga besar Misman. Maklum, Misman dan Alamsyah sama-sama suka mengerjakan benda-benda gaib atau hal berbau mistis.  “Kalau memang Alamsyah tidak terlibat, kenapa ia kabur, itu logikanya. Saya sempat melarang pada adik saya tentang benda benda yang tak masuk akal. Saya pernah bilang sama almarhum, pekerjaan yang perlu.

Lebih baik urusi kambing itu aja. Tapi mungkin gak didengarnya. Namun yah apalagi, udah terjadi, nasi udah jadi bubur,” ucap keluarga saat ditemui kru koran ini kemarin. “Mohonlah polisi agar secepatnya menangkap pelaku karena warga yang ada di sini sangat resah atas kejadian ini, serta merasa ketakutan. Kami yang di sini tetap menunggu hasil dari kerja polisi agar secepatnya meringkus pelaku keji ini,” harapnya.(ris/joe/deo)

Kedua anak Misnan yang ikut dibantai.
Kedua anak Misnan yang ikut dibantai.

SALAPIAN- Seminggu berlalu, warga Dusun Tanjung Rejo Desa Naman Jahe, Kec.  Salapian, masih dirundung kecemasan. Maklum, siapa pembunuh sadis Misman beserta istri dan 2 anaknya yang belum terungkap jelas.  Warga takut aksi serupa terulang, terlebih mereka juga jadi berprasangka buruk terhadap warga yang mendadak menghilang, baik dari kampung mereka atau dari kampung lain. Ditambah lagi, ada kabar dari Kasubdit III Dit Res Krimum Polda Sumut, AKBP Jidin Siagian yang mengatakan pihaknya telah mengantongi 3 nama pelaku.

“Pihak kita sudah mendeteksi pelaku pembunuhan. Baik itu penadah kambing maupun pelaku pembunuhan penculikan dan perampokan tersebut. Pelakunya ada 3 orang dan semuanya merupakan warga Desa Wonowerjo,” ucapnya namun enggan menyebutkan nama pelakunya. Lebih lanjut, Jidin mengatakan kalau saat ini 16 ekor kambing milik korban yang merupakan hasil kejahatan para pelaku tersebut sudah dikembalikan ke kandang kambing milik korban. “Sudah dikembalikan 16 ekor kambing hasil kejahatan tersebut. Dan kita sedang mengejar pelaku pembunuhan penculikan dan perampokan tersebut,” ucapnya.

Kemudian, Jidin mengatakan, kalau saat ini pihaknya telah menangkap penadah kambing curian, Alamsyah warga Dusun XI Desa Wonowerjo Kab Langkat. “Sudah kita tangkap penadahnya. Dan saat ini dia masih dalam pemeriksaan di Polres Langkat. Sementara itu, kita masih melakukan pengejaran terhadap ketiga pelaku pembunuhan tersebut,” cetusnya. Lebih lanjut, perwira berpangkat 2 melati dipundaknya ini mengatakan, pihaknya mengetahui pelaku pembunuhan tersebut berdasarkan dari masyarakat yang melihat saat pelaku melakukan transaksi dengan korban.

“Dari situ kita ketahui pelaku-pelakunya. Ada warga yang melihat dan mengetahui pelakunya. Dan masyarakat hanya perlu tahu kalau kambil korban sudah dikembalikan ke kandangnya untuk dirawat,” pungkasnya sembari mengatakan kalau dirinya tidak bisa mengungkapkannya secara detail.  Namun, Saniman (50), abang Misman, menyangkal kambing itu telah dikembalikan. “Itu tidak benar. Belum ada kambing yang dikembalikan. Tersisa di kandang hanya tinggal 5, itupun milik orang, bukan punya adik saya. Karena almarhum adik saya Misman itu, belahan meliharanya, kini sudah diambil pemiliknya,” ujarnya kemarin (16/10).

Sementara, Sriayu Ningsih (24), anak sulung Misman dan Suliah, mengaku kalau orangtuanya tak pernah cerita apapun soal permasalahan yang dialaminya. “Orangtuaku tidak ada sama sekali cerita apapun sama saya. Namun saya pernah dihubungi setelah lebaran, waktu itu dia mengatakan kalau nanti bisnis ini berhasil, Adek akan saya buatkan rumah serta saya belikan kebun kata mamak. Nah saat itu saya kembali bertanya pada bapak, apa sih pak bisnisnya? Bapak hanya menjawab udah tenang aja doakan ya kalau nanti berhasil kalian akan senang. Itu aja bang kata mamak sama bapak,“ ucapnya.

Tapi Ayu juga heran. Sebab orangtuanya pernah jual tanah pada awal 2013 lalu. “Atau bapak dirampok ya bang? Karena bulan 1 tahun 2013, saya lupa tanggalnya, bapak jual tanah yang di wilayah Batu 5 seluas 1 hektar kurang satu rante. Harganya Rp130 juta. Rencana bapak jual tanah, mau beli tanah lagi di Jambi. Namun dari hasil penjualan tanah, uang yang tersisa tinggal Rp90 juta karena menutupi utang. Namun rencana membeli tanah tidak jadi, yang saya heran uang tanah tersebut di rumah tidak ada hingga kini. Begitu juga uang kambing. Apakah ada kaitannya dengan ini ya bang?” ujar Ayu heran dan menduga-duga.

Info terbaru diperoleh kru koran ini, Rabu (9/10) sekitar pukul 19.00, yang datang membeli kambing Misman adalah Alamsyah. Mengendarai Grand Max hitam, Alamsyah datang ditemani adiknya, Rendi dan 2 pekerja yakni  Rahmadani serta Swanto. Semuanya warga Pondok 11 yang berdekatan dengan rumah Alamsyah.  Hal ini diketahui dari Saldi. Penuturan Saldi kepada kru koran ini, pada Rabu (9/10) sekitar pukul 21.00, dia disuruh jaga kambing alias dititipkan kambing yang ada di kandang milik Junet, oleh Alamsyah. Malam itu juga Alamsyah pergi keluar dan sempat berkata pada Saldi kalau nanti ada agen yang mau beli kambing, harganya Rp10 juta tapi jangan dijual semua. Sisakan satu untuk komisi Junet dan Naldi, kambing tanggung jenis jantan, ujar Saldi menirukan ucapan Alamsyah.

Nah, keesokan paginya, datang agen menawar kambing dengan kesepakatan 15 ekor Rp10 juta. Setelah deal, kambing dibawa agen. Siang itu Saldi menelpon Alamsyah bahwa uang kambing telah dipegangnya. Malamnya, Alamsyah mendatangi Saldi mengambil uang namun hanya Rp8 juta. Sisanya, Alamsyah meminta Saldi memberikannya pada istrinya. Nah, selang setengah jam kemudian, Saldi dapat kabar kalau ada pembunuhan dan korbannya adalah pemilik kambing. Malam itu juga Saldi langsung menghubungi Alamsyah, namun hp sudah tidak aktif lagi.

Misman dan kedua anaknya, Dedek Febriansyah (21) dan Tria Winanda Aulia (13) ditemukan tewas mengenaskan di Kwala Musam Kecamatan Batang Serangan dengan kondisi penuh luka pada Kamis (10/10). Sementara, Suliah ditemukan tewas dikerumuni lalat di Desa Besilam Babusallam, Kec. Padang Tualang pada Sabtu (12/10), dua hari pasca temuan mayat Misman dan dua anaknya.

 

Misman dan Alamsyah Suka Mistis

Alamsyah, pria yang membeli kambing Misman, tak asing lagi bagi keluarga besar Misman. Maklum, Misman dan Alamsyah sama-sama suka mengerjakan benda-benda gaib atau hal berbau mistis.  “Kalau memang Alamsyah tidak terlibat, kenapa ia kabur, itu logikanya. Saya sempat melarang pada adik saya tentang benda benda yang tak masuk akal. Saya pernah bilang sama almarhum, pekerjaan yang perlu.

Lebih baik urusi kambing itu aja. Tapi mungkin gak didengarnya. Namun yah apalagi, udah terjadi, nasi udah jadi bubur,” ucap keluarga saat ditemui kru koran ini kemarin. “Mohonlah polisi agar secepatnya menangkap pelaku karena warga yang ada di sini sangat resah atas kejadian ini, serta merasa ketakutan. Kami yang di sini tetap menunggu hasil dari kerja polisi agar secepatnya meringkus pelaku keji ini,” harapnya.(ris/joe/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/