26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Puluhan Calon Polisi Datangi Rumah Kapolda Sumut

Foto: Gibson/PM Orangtua calon polisi, boru Sinaga (jaket biru) dan para calon polisi yang tidak lulus, ramai-ramai berdiri di pintu 4 Gedung Serba Guna Pempropsu, Jumat (29/5/2015).
Foto: Gibson/PM
Orangtua calon polisi, boru Sinaga (jaket biru) dan para calon polisi yang tidak lulus, ramai-ramai berdiri di pintu 4 Gedung Serba Guna Pempropsu, Jumat (29/5/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah dinas Kapolda Sumut di Jl. Walikota Medan, Jumat (29/5) malam, heboh. Puluhan Calon Siswa (Casis) Bintara Polri didampingi orangtua atau kerabat masing-masing, ingin melaporkan dugaan kecurangan penerimaan calon polisi di SPN Sampali Medan.

Tak pelak, pengendara kreta dan mobil pun beramai-ramai ingin melihat kejadian tersebut. Jalan raya pun mendadak macet. Pengawal rumah dinas, serta bantuan dari personel Polda Sumut, Sat Brimob Polda Sumut dan Polresta Medan turun ke lokasi untuk melakukan pengamanan.

Massa juga kesal dan menumpahkannya dengan berteriak di sana. Apalagi, Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo tak menemui mereka, karena sedang berada di Jakarta. “Kami kesal, ini sudah permainan, tak ada transparansi,” ujar Br Sitorus (42), orangtua salah satu calon Bintara Polri yang kesal.

Boru Sitorus lalu menumpahkan kekesalannya, dengan suara meninggi. “Kami tak terima diperlakukan seperti ini karena dari hari Kamis pagi sampai Jumat dinihari menunggu hasilnya. Anak saya dinyatakan lulus tapi kenapa oleh panitia kembali anak kami dinyatakan tak lulus,” katanya dengan logat Bataknya.

Wanita yang mengenakan baju coklat ini menuturkan, rela mendampingi anaknya itu menunggu pengumuman dan meninggalkan rumah, tapi begitu mengetahui hasilnya seperti ini sangat kesal. “Bila perlu, saya demo di Polda Sumut biar semua tahu kebobrokan panitia,” tegasnya.

“Ai Parbabo do ahu. Unang alana Parbabo gabe lomo-lomo ni angka panitia on (Saya memang petani. Jangan karena saya seorang petani jadi suka-suka panitia ini sama kami). Kenapa mereka tak terbuka dan transparan,” ungkapnya lagi kesal.

Karena tak bisa menemui Kapolda Sumut, ratusan calon Bintara ini kemudian bubar. “Kapolda sedang tak ada di tempat. Beliau sedang di Jakarta,” ujar seorang personel Polda Sumut yang melakukan pengamanan.

Bahkan, kekesalan juga kembali ditumpahkan calon siswa usai hasil tes psikologi diumumkan panitia di papan pengumuman Gedung Serbaguna Jl. Williem Iskandar/Jalan Pancing, Medan Estate, Sabtu (30/5) siang sekira pukul 12.00 WIB. Kesemerautan hasil pengumuman tersebut dianggap casis merupakan keteledoran atau adanya indikasi kecurangan. Pasalnya, dari pengumumuan kemarin, yang telah dikeluarkan pihak panitia melalui infokus/proyektor, sebanyak 1300-an Casis yang dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS/tidak lulus).

“Kemarin diumukan, 1300 yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Sekarang tinggal 747, jadi kemana yang lain? Saya sebelumya lulus, tapi sekarang sudah gak lulus, ada apa ini?” kata Rizki Kurniawan S dengan nomor peserta 53.

Namun, melalui papan pengumuman yang hari ini ditempelkan dipapan pengumuman, banyak casis yang telah dinyatakan lulus menjadi tidak lulus dan sebaliknya. Hal tersebut membuat para casis kecewa berat dan memprotes hasil pengumuman tersebut dengan mendatangi Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali di Jalan Bhayangkara, Medan Tembung.

“Semalam kami yang lulus, tidak disebutkan nilainya. Sementara yang tidak lulus, disebutkan nilainya, makanya masih kami pegang kartu peserta ini. Sedangkan yang gak lulus waktu itu, dipulangkan. Tapi sekarang kok lain yang diumumkan. Semalam kami sudah datang ke SPN Sampali dan malamnya ke rumah Kapoldasu di Medan. Tapi katanya gak ada Kapoldasu dirumah,” cetus M Dimas T Putra, sembari menunjukan nomor peserta 0900.

Namun kesalahan juga terjadi pada Casis yang tidak lulus menjadi lulus. “Saya semalam diumumkan gak lulus, soalnya nilai saya 53. Tapi sekarang saya diumumkan lulus. Yah kalau bisa bersih dan benarlah hasil auditnya. Kalau memang saya gak lulus, saya terima dengan ikhlas, tapi ginikan kasihan yang lain,” ujar, M Sahdan yang memiliki nomor peserta 0745 dengan nilai kelulusan menjadi 67.

Selain lebih 50-an Casis yang merasa hasilnya dicurangi, para orangtua Casis tersebut juga ikut datang ke SPN Sampali guna menanyakan dan memperoses hasil yang dicurang terhadap anaknya.

“Anak saya, Anggita, padahal kemaren lulus, tapi sekarang diumumkan gak lulus. Kami merasa, tidak senang karena tidak transparan dan tidak terang dalam pengimputan data,” ungkap, Ibu Rina (49) warga Jalan Pancing serta orangtua Juliester, Juanissa yang turut menyesalkan keputusan pihak panitia.

Mereka janji, apabila keluhan mereka tak direspon, akan menyurati Kapolri dan kembali mendatangi rumah Kapoldasu. “Kami sudah tanyakan ke pihak SPN dan menjumpai, AKBP HS Silaen. Saat kami tanyakan, katanya keputusan tidak bisa diganggu gugat. Dan kami dinyatakan kalah,” tambah M Idris yang awalnya lulus setelah diumumkan jadi tidak lulus dengan nomor 01260.

“Langkah kami selanjutnya, kami akan menanyakan langsung ke bapak Kapoldasu untuk menanyakan kecurangan ini. Kami juga minta agar hasil ujian kemarin diusut ulang serta akan menyurati sampai ke Kapolri,” cetus orang tua Intan Sari S, salah satu Casis yang juga tidak lulus.

Terkait komplain Casis tersebut, Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol, Helfi Assegaf mengemukakan, jika ada 4585 orang yang diperiksa hasil ujiannya. Sehingga memerlukan waktu sampai selesai dalam mengkoreksi hasil tes. “Wajar kalau sampai jam 3 pagi, karena memang banyak dikoreksi. Calon yang komplain akibat tidak memperhatikan dengan baik hasil yang ditayangkan di layar, sehingga merasa berbeda dengan yang di tempel di papan pengumuman,” jelasnya.

Dijelaskannya lagi, jika semua hasil yang ditayangkan dilayar dengan yang ditempel semuanya sama dan tidak ada perbedaan. Selain itu, menurutnya semua proses seleksi dilakukan oleh panitia sesuai prosedur dan diawasi langsung oleh pengawas eksternal dan internal.

“Ada juga pengawas dari LSM, Dosen perguruan tinggi Negri dan sebagainya yang mengawasi itu. Sehingga tidak ada peluang sedikitpun untuk menyimpang. Di SPN juga disediakan meja pelayanan pengaduan, bagi yang ada keluhan atau komplain, silahkan menuju ke meja tersebut. Bukan ketempat yang lain yang tidak semestinya,” tegas Kombes Pol, Helfi Assegaf.(Mag-2)
“Setiap keluhan dan pertanyaan akan dilayani petugas panitia yang bertugas di bagian pelayanan pengaduan. Silahkan bagi orangtua atau calon siswa yang ingin bertanya penyebab kekalahan untuk bertanya di bagian pengaduan,” ujarnya.(mri/mag2/gib/trg)

Foto: Gibson/PM Orangtua calon polisi, boru Sinaga (jaket biru) dan para calon polisi yang tidak lulus, ramai-ramai berdiri di pintu 4 Gedung Serba Guna Pempropsu, Jumat (29/5/2015).
Foto: Gibson/PM
Orangtua calon polisi, boru Sinaga (jaket biru) dan para calon polisi yang tidak lulus, ramai-ramai berdiri di pintu 4 Gedung Serba Guna Pempropsu, Jumat (29/5/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah dinas Kapolda Sumut di Jl. Walikota Medan, Jumat (29/5) malam, heboh. Puluhan Calon Siswa (Casis) Bintara Polri didampingi orangtua atau kerabat masing-masing, ingin melaporkan dugaan kecurangan penerimaan calon polisi di SPN Sampali Medan.

Tak pelak, pengendara kreta dan mobil pun beramai-ramai ingin melihat kejadian tersebut. Jalan raya pun mendadak macet. Pengawal rumah dinas, serta bantuan dari personel Polda Sumut, Sat Brimob Polda Sumut dan Polresta Medan turun ke lokasi untuk melakukan pengamanan.

Massa juga kesal dan menumpahkannya dengan berteriak di sana. Apalagi, Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo tak menemui mereka, karena sedang berada di Jakarta. “Kami kesal, ini sudah permainan, tak ada transparansi,” ujar Br Sitorus (42), orangtua salah satu calon Bintara Polri yang kesal.

Boru Sitorus lalu menumpahkan kekesalannya, dengan suara meninggi. “Kami tak terima diperlakukan seperti ini karena dari hari Kamis pagi sampai Jumat dinihari menunggu hasilnya. Anak saya dinyatakan lulus tapi kenapa oleh panitia kembali anak kami dinyatakan tak lulus,” katanya dengan logat Bataknya.

Wanita yang mengenakan baju coklat ini menuturkan, rela mendampingi anaknya itu menunggu pengumuman dan meninggalkan rumah, tapi begitu mengetahui hasilnya seperti ini sangat kesal. “Bila perlu, saya demo di Polda Sumut biar semua tahu kebobrokan panitia,” tegasnya.

“Ai Parbabo do ahu. Unang alana Parbabo gabe lomo-lomo ni angka panitia on (Saya memang petani. Jangan karena saya seorang petani jadi suka-suka panitia ini sama kami). Kenapa mereka tak terbuka dan transparan,” ungkapnya lagi kesal.

Karena tak bisa menemui Kapolda Sumut, ratusan calon Bintara ini kemudian bubar. “Kapolda sedang tak ada di tempat. Beliau sedang di Jakarta,” ujar seorang personel Polda Sumut yang melakukan pengamanan.

Bahkan, kekesalan juga kembali ditumpahkan calon siswa usai hasil tes psikologi diumumkan panitia di papan pengumuman Gedung Serbaguna Jl. Williem Iskandar/Jalan Pancing, Medan Estate, Sabtu (30/5) siang sekira pukul 12.00 WIB. Kesemerautan hasil pengumuman tersebut dianggap casis merupakan keteledoran atau adanya indikasi kecurangan. Pasalnya, dari pengumumuan kemarin, yang telah dikeluarkan pihak panitia melalui infokus/proyektor, sebanyak 1300-an Casis yang dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS/tidak lulus).

“Kemarin diumukan, 1300 yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Sekarang tinggal 747, jadi kemana yang lain? Saya sebelumya lulus, tapi sekarang sudah gak lulus, ada apa ini?” kata Rizki Kurniawan S dengan nomor peserta 53.

Namun, melalui papan pengumuman yang hari ini ditempelkan dipapan pengumuman, banyak casis yang telah dinyatakan lulus menjadi tidak lulus dan sebaliknya. Hal tersebut membuat para casis kecewa berat dan memprotes hasil pengumuman tersebut dengan mendatangi Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali di Jalan Bhayangkara, Medan Tembung.

“Semalam kami yang lulus, tidak disebutkan nilainya. Sementara yang tidak lulus, disebutkan nilainya, makanya masih kami pegang kartu peserta ini. Sedangkan yang gak lulus waktu itu, dipulangkan. Tapi sekarang kok lain yang diumumkan. Semalam kami sudah datang ke SPN Sampali dan malamnya ke rumah Kapoldasu di Medan. Tapi katanya gak ada Kapoldasu dirumah,” cetus M Dimas T Putra, sembari menunjukan nomor peserta 0900.

Namun kesalahan juga terjadi pada Casis yang tidak lulus menjadi lulus. “Saya semalam diumumkan gak lulus, soalnya nilai saya 53. Tapi sekarang saya diumumkan lulus. Yah kalau bisa bersih dan benarlah hasil auditnya. Kalau memang saya gak lulus, saya terima dengan ikhlas, tapi ginikan kasihan yang lain,” ujar, M Sahdan yang memiliki nomor peserta 0745 dengan nilai kelulusan menjadi 67.

Selain lebih 50-an Casis yang merasa hasilnya dicurangi, para orangtua Casis tersebut juga ikut datang ke SPN Sampali guna menanyakan dan memperoses hasil yang dicurang terhadap anaknya.

“Anak saya, Anggita, padahal kemaren lulus, tapi sekarang diumumkan gak lulus. Kami merasa, tidak senang karena tidak transparan dan tidak terang dalam pengimputan data,” ungkap, Ibu Rina (49) warga Jalan Pancing serta orangtua Juliester, Juanissa yang turut menyesalkan keputusan pihak panitia.

Mereka janji, apabila keluhan mereka tak direspon, akan menyurati Kapolri dan kembali mendatangi rumah Kapoldasu. “Kami sudah tanyakan ke pihak SPN dan menjumpai, AKBP HS Silaen. Saat kami tanyakan, katanya keputusan tidak bisa diganggu gugat. Dan kami dinyatakan kalah,” tambah M Idris yang awalnya lulus setelah diumumkan jadi tidak lulus dengan nomor 01260.

“Langkah kami selanjutnya, kami akan menanyakan langsung ke bapak Kapoldasu untuk menanyakan kecurangan ini. Kami juga minta agar hasil ujian kemarin diusut ulang serta akan menyurati sampai ke Kapolri,” cetus orang tua Intan Sari S, salah satu Casis yang juga tidak lulus.

Terkait komplain Casis tersebut, Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol, Helfi Assegaf mengemukakan, jika ada 4585 orang yang diperiksa hasil ujiannya. Sehingga memerlukan waktu sampai selesai dalam mengkoreksi hasil tes. “Wajar kalau sampai jam 3 pagi, karena memang banyak dikoreksi. Calon yang komplain akibat tidak memperhatikan dengan baik hasil yang ditayangkan di layar, sehingga merasa berbeda dengan yang di tempel di papan pengumuman,” jelasnya.

Dijelaskannya lagi, jika semua hasil yang ditayangkan dilayar dengan yang ditempel semuanya sama dan tidak ada perbedaan. Selain itu, menurutnya semua proses seleksi dilakukan oleh panitia sesuai prosedur dan diawasi langsung oleh pengawas eksternal dan internal.

“Ada juga pengawas dari LSM, Dosen perguruan tinggi Negri dan sebagainya yang mengawasi itu. Sehingga tidak ada peluang sedikitpun untuk menyimpang. Di SPN juga disediakan meja pelayanan pengaduan, bagi yang ada keluhan atau komplain, silahkan menuju ke meja tersebut. Bukan ketempat yang lain yang tidak semestinya,” tegas Kombes Pol, Helfi Assegaf.(Mag-2)
“Setiap keluhan dan pertanyaan akan dilayani petugas panitia yang bertugas di bagian pelayanan pengaduan. Silahkan bagi orangtua atau calon siswa yang ingin bertanya penyebab kekalahan untuk bertanya di bagian pengaduan,” ujarnya.(mri/mag2/gib/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/