31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Dokter Menyerah, Bocah Penderita Kanker Otak Pulang ke Rumah

Foto: Wiwin/PM Saskia Khairunisa (4), bocah penderita kanker otak saat masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh Medan.
Foto: Wiwin/PM
Saskia Khairunisa (4), bocah penderita kanker otak saat masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Saskia Khairunisa (4), terbaring lemah di kasur kamar rumah di Jalan Brigjen Hamid, Gang Perak, Medan Johor. Selasa (3/11), bocah cilik itu pulang pasca dirawat selama 11 hari di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh Medan.

Saskia masih sering muntah-muntah dan sakit kepala, namun orangtuanya berinisiatif membawa pulang ke rumah, karena perawatan medis yang selama ini diberikan kepada putri bungsunya belum maksimal.

“Sebenarnya Saskia sudah disarankan untuk menjalani laser ke rumah sakit di Tangerang, namun tidak ditanggung BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Di rumah sakit hanya diberi perawatan sesuai standar. Dokter pun sudah menyerah, jadi kami bawa pulang. Padahal sudah sekitar Rp50 juta biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan anak saya,” ujar ayah Saskia, Dody Effendy, Selasa (3/11).

Dituturkannya, penyakit kanker otak yang diderita Saskia mulai tampak saat November 2014 lalu. Bocah cilik ini merasakan sakit pada bagian kepalanya dan muntah-muntah. Orangtuanya pun berinisiatif membawa Saskia berobat di RS Mitra Sejati Medan. Setelah dirawat selama 8 hari dengan biaya pribadi, dokter menyarankan agar Saskia dirujuk ke RS Siloam Jakarta untuk laser.

“Karena biayanya cukup besar mencapai Rp200 juta, kami tidak punya uang. Jadi Saskia kami bawa pulang,” jelasnya.

Namun, sehari setelah dibawa pulang, kondisi Saskia drop (menurun). Lalu langsung dibawa ke Klinik Teratai dekat rumah, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan. Sayangnya, seminggu dirawat, tidak ada tindakan medis apapun yang dilakukan, dokter cuma melakukan pemeriksaan saja.

“Padahal kami berobat pakai biaya pribadi karena kartu BPJS Kesehatan belum aktif. Jadi seminggu dirawat, kami langsung minta pulang,” jelasnya.

Atas saran kerabatnya dan berbekal kartu BPJS Kesehatan, Dody kemudian meminta rujukan ke RS Murni Teguh Medan. Namun mereka harus menelan kekecewaan karena ditolak dengan alasan tak ada kamar.

Foto: Wiwin/PM Saskia Khairunisa (4), bocah penderita kanker otak saat masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh Medan.
Foto: Wiwin/PM
Saskia Khairunisa (4), bocah penderita kanker otak saat masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Saskia Khairunisa (4), terbaring lemah di kasur kamar rumah di Jalan Brigjen Hamid, Gang Perak, Medan Johor. Selasa (3/11), bocah cilik itu pulang pasca dirawat selama 11 hari di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh Medan.

Saskia masih sering muntah-muntah dan sakit kepala, namun orangtuanya berinisiatif membawa pulang ke rumah, karena perawatan medis yang selama ini diberikan kepada putri bungsunya belum maksimal.

“Sebenarnya Saskia sudah disarankan untuk menjalani laser ke rumah sakit di Tangerang, namun tidak ditanggung BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Di rumah sakit hanya diberi perawatan sesuai standar. Dokter pun sudah menyerah, jadi kami bawa pulang. Padahal sudah sekitar Rp50 juta biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan anak saya,” ujar ayah Saskia, Dody Effendy, Selasa (3/11).

Dituturkannya, penyakit kanker otak yang diderita Saskia mulai tampak saat November 2014 lalu. Bocah cilik ini merasakan sakit pada bagian kepalanya dan muntah-muntah. Orangtuanya pun berinisiatif membawa Saskia berobat di RS Mitra Sejati Medan. Setelah dirawat selama 8 hari dengan biaya pribadi, dokter menyarankan agar Saskia dirujuk ke RS Siloam Jakarta untuk laser.

“Karena biayanya cukup besar mencapai Rp200 juta, kami tidak punya uang. Jadi Saskia kami bawa pulang,” jelasnya.

Namun, sehari setelah dibawa pulang, kondisi Saskia drop (menurun). Lalu langsung dibawa ke Klinik Teratai dekat rumah, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan. Sayangnya, seminggu dirawat, tidak ada tindakan medis apapun yang dilakukan, dokter cuma melakukan pemeriksaan saja.

“Padahal kami berobat pakai biaya pribadi karena kartu BPJS Kesehatan belum aktif. Jadi seminggu dirawat, kami langsung minta pulang,” jelasnya.

Atas saran kerabatnya dan berbekal kartu BPJS Kesehatan, Dody kemudian meminta rujukan ke RS Murni Teguh Medan. Namun mereka harus menelan kekecewaan karena ditolak dengan alasan tak ada kamar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/