25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Urip, Manusia Seribu Kutil

Foto: JPNN Urip, manusia yang memiliki 1.000 kutil di tubuhnya.
Foto: JPNN
Urip, manusia yang memiliki 1.000 kutil di tubuhnya.

Pak Urip, begitu dia akrab disapa. Warga Kampung Pasir Jaya, RT 01/04, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang harus pasrah dengan ribuan kutil yang tumbuh di sekujur tubuhnya.

Pun demikian, keadaan tersebut tidak membuatnya merasa malu untuk beraktifitas. Terbukti, ia masih melakukan aktifitasnya sebagai pengatur lalu lintas di pertigaan Kelurahan Pasir Jaya.

Namun Urip mengaku, walau benjolan ada di seluruh tubuh, fungsi inderanya masih berjalan normal. “Saya makan, bernafas, penglihatan normal,” terang Urip yang ditemui di rumahnya, Rabu (3/2).

Urip sehari-hari biasa menanak nasi sendiri. Untuk lauk pauk dia membeli di warung. Uang didapatnya dari sewa kontrakan yang dia miliki, ada empat kamar yang sewa perbulan Rp 300 ribu. Serta berdagang bensin eceran, sebagai salah satu sumber pemasukan. Uang habis untuk memenuhi kebutuhan dia sehari-hari.

Setiap harinya Pak Urip dari pagi sampai sore membantu mencairkan lalu lintas saat jam sibuk. Banyak pengguna jalan yang memberinya uang lembaran dua ribu. Uang itu yang digunakan untuk menyambung hidupnya.

“Saya tidak bisa kerja disebuah perusahaan dengan kondisi tubuh saya seperti ini, dan hanya sebagai tukang parkir atau saya bantu-bantu jual bensin,’ kata Pak Urip, Rabu.

Ditambahkan Pak Urip, dirinya sudah terbiasa dengan pandangan aneh bahkan jijik jika ada orang yang melihatnya. Namun itu semua diabaikannya.

“Saya juga tidak ingin seperti ini, tetapi saya ikhlas dengan kondisi sakit saya ini,” sambungnya.

Pak Urip juga menambahkan kalau sampai saat ini dirinya tidak pernah berobat ke rumah sakit dengan alasan tidak punya biaya. “Ada buat makan sehari-hari saja sudah cukup. Jadi saya tidak ada biaya untuk berobat,” tegasnya kembali.

Kapolsek Jatiuwung, Kompol Darmawan Karo Sekali merasa terbantu dengan apa yang dilakukan Pak Urip. “Dia membantu tugas polisi dalam mengatur lalu lintas di wilayah hukum Jatiuwung pada jam-jam sibuk,” jelas Darmawan.

“Mudah-mudahan pemerintah Kta Tangerang bisa membantu kesulitan Pak Urip,” harap mantan Kapolsek Kalideres itu.

Sementara itu menurut tetangga sekitar rumah Urip, pria berusia 50-an tahun itu dikenal sebagai orang yang baik. Warga sekitar termasuk anak-anak tidak takut kepada Urip.

“Kalau ada rejeki kita juga memberi. Makanan atau yang lain yang kita kasih. Dia baik orangnya. Kita biasa panggil dia Uwa,” jelas Tri dan Ilah tetangga dekat Urip.

TUMOR JINAK
Urip menjadi perhatian karena seluruh tubuhnya tertutup benjolan. Benjolan-benjolan ini disebabkan oleh penyakit yang disebut sebagai neurofibromatosis.

Sesuai namanya, tumor jinak yang disebut neurofibroma tersebut menyerang saraf yang ada di seluruh permukaan tubuh. Hal ini membuat tubuh dipenuhi benjolan tumor jinak, dan memunculkan julukan seperti ‘manusia gelembung’, ‘manusia belalai’, hingga ‘manusia mutan’ karena wajah mereka yang tampak aneh dan tidak biasa.

Salah satu situs menyebut penyakit neurofibromatosis (NF) terjadi akibat mutasi genetik. Tidak jelas apa penyebab mutasi genetik tersebut. Mutasi ini menyebabkan terjadi pertumbuhan jaringan tak terkendali di sepanjang saraf tubuh, termasuk wajah, tangan, dan kaki.

Neurofibromatosis tak hanya menimbulkan penderitaan fisik seperti gatal atau nyeri bagi si empunya, tetapi juga mental. Pasalnya penderita cenderung dijauhi dan tak jarang mendapat perlakuan yang kurang layak. Padahal, penyakit tersebut sama sekali tidak menular, apalagi disebabkan oleh guna-guna atau kutukan.

Foto: JPNN Urip, manusia yang memiliki 1.000 kutil di tubuhnya.
Foto: JPNN
Urip, manusia yang memiliki 1.000 kutil di tubuhnya.

Pak Urip, begitu dia akrab disapa. Warga Kampung Pasir Jaya, RT 01/04, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang harus pasrah dengan ribuan kutil yang tumbuh di sekujur tubuhnya.

Pun demikian, keadaan tersebut tidak membuatnya merasa malu untuk beraktifitas. Terbukti, ia masih melakukan aktifitasnya sebagai pengatur lalu lintas di pertigaan Kelurahan Pasir Jaya.

Namun Urip mengaku, walau benjolan ada di seluruh tubuh, fungsi inderanya masih berjalan normal. “Saya makan, bernafas, penglihatan normal,” terang Urip yang ditemui di rumahnya, Rabu (3/2).

Urip sehari-hari biasa menanak nasi sendiri. Untuk lauk pauk dia membeli di warung. Uang didapatnya dari sewa kontrakan yang dia miliki, ada empat kamar yang sewa perbulan Rp 300 ribu. Serta berdagang bensin eceran, sebagai salah satu sumber pemasukan. Uang habis untuk memenuhi kebutuhan dia sehari-hari.

Setiap harinya Pak Urip dari pagi sampai sore membantu mencairkan lalu lintas saat jam sibuk. Banyak pengguna jalan yang memberinya uang lembaran dua ribu. Uang itu yang digunakan untuk menyambung hidupnya.

“Saya tidak bisa kerja disebuah perusahaan dengan kondisi tubuh saya seperti ini, dan hanya sebagai tukang parkir atau saya bantu-bantu jual bensin,’ kata Pak Urip, Rabu.

Ditambahkan Pak Urip, dirinya sudah terbiasa dengan pandangan aneh bahkan jijik jika ada orang yang melihatnya. Namun itu semua diabaikannya.

“Saya juga tidak ingin seperti ini, tetapi saya ikhlas dengan kondisi sakit saya ini,” sambungnya.

Pak Urip juga menambahkan kalau sampai saat ini dirinya tidak pernah berobat ke rumah sakit dengan alasan tidak punya biaya. “Ada buat makan sehari-hari saja sudah cukup. Jadi saya tidak ada biaya untuk berobat,” tegasnya kembali.

Kapolsek Jatiuwung, Kompol Darmawan Karo Sekali merasa terbantu dengan apa yang dilakukan Pak Urip. “Dia membantu tugas polisi dalam mengatur lalu lintas di wilayah hukum Jatiuwung pada jam-jam sibuk,” jelas Darmawan.

“Mudah-mudahan pemerintah Kta Tangerang bisa membantu kesulitan Pak Urip,” harap mantan Kapolsek Kalideres itu.

Sementara itu menurut tetangga sekitar rumah Urip, pria berusia 50-an tahun itu dikenal sebagai orang yang baik. Warga sekitar termasuk anak-anak tidak takut kepada Urip.

“Kalau ada rejeki kita juga memberi. Makanan atau yang lain yang kita kasih. Dia baik orangnya. Kita biasa panggil dia Uwa,” jelas Tri dan Ilah tetangga dekat Urip.

TUMOR JINAK
Urip menjadi perhatian karena seluruh tubuhnya tertutup benjolan. Benjolan-benjolan ini disebabkan oleh penyakit yang disebut sebagai neurofibromatosis.

Sesuai namanya, tumor jinak yang disebut neurofibroma tersebut menyerang saraf yang ada di seluruh permukaan tubuh. Hal ini membuat tubuh dipenuhi benjolan tumor jinak, dan memunculkan julukan seperti ‘manusia gelembung’, ‘manusia belalai’, hingga ‘manusia mutan’ karena wajah mereka yang tampak aneh dan tidak biasa.

Salah satu situs menyebut penyakit neurofibromatosis (NF) terjadi akibat mutasi genetik. Tidak jelas apa penyebab mutasi genetik tersebut. Mutasi ini menyebabkan terjadi pertumbuhan jaringan tak terkendali di sepanjang saraf tubuh, termasuk wajah, tangan, dan kaki.

Neurofibromatosis tak hanya menimbulkan penderitaan fisik seperti gatal atau nyeri bagi si empunya, tetapi juga mental. Pasalnya penderita cenderung dijauhi dan tak jarang mendapat perlakuan yang kurang layak. Padahal, penyakit tersebut sama sekali tidak menular, apalagi disebabkan oleh guna-guna atau kutukan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/