27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Keluarga Tercerai-berai saat Pergantian Dinasti

Foto: Boy Slamet/ jawa Pos
Zheng Zi Hai 58 (tengah) bersama wartawan Jawa Pos, Kardono (kiri) dan fotografer Jawa Pos, Boy Slamet, dengan latar belakang Masjid Jingjue kawasan San Shan Jie di Kota Nanjing 1 Juni 2017. Zheng Zi hai merupakan keturunan Cheng Ho ke 19.

Di masa Dinasti Ming, keluarga besar Cheng Ho sangat dihormati. Mereka diberi lahan khusus untuk ditempati bersama. Satu kompleks. Lokasi itu bernama Ma Fujie (baca: Ma Fucie). Namun, mereka tercerai-berai ketika kekuasaan beralih ke Dinasti Qing.

PENELUSURAN jejak Cheng Ho ke Nanjing mempertemukan kami dengan Zheng Zhi Hai. Dia merupakan koordinator keturunan Cheng Ho sekaligus pengurus Masjid Jingjue (salah satu masjid penting bagi Cheng Ho –baca edisi berikutnya) dan sekretaris Nanjing Zheng He Yen Jiu Hui (kelompok peneliti Cheng Ho) di Nanjing.

Yang dimaksud keturunan di sini tentu saja bukan keturunan langsung Cheng Ho. Sebab, sejak remaja dan ditawan tentara Dinasti Ming, Cheng Ho langsung dikebiri. Zheng Zhi Hai mengaku sebagai keturunan ke-19 dari Ma Wengming, kakak Cheng Ho.

”Memang beliau (Cheng Ho, Red) tidak bisa punya anak. Tapi, kakaknya bisa. Anak kakaknya itu yang kemudian diambil sebagai anak angkat dan menjadi perwira di Angkatan Laut juga,” ujar pria 58 tahun tersebut kepada Jawa Pos yang menemuinya di Masjid Jingjue.

Menurut dia, dulu, di zaman Dinasti Ming, keturunan Cheng Ho sangat dihormati. ”Kami diberi satu kompleks lahan rumah di kawasan Ma Fujie di Nanjing,” katanya.

Kawasan itu diberikan langsung oleh Kaisar Zhu Di untuk keluarga Cheng Ho dan keturunannya. Tujuannya, mereka dapat berkumpul dalam satu kawasan. ”Letaknya dekat sini (Masjid Jingjue, Red),” katanya. Keistimewaan lain, anak angkat Cheng Ho (anak kandung Ma Wengming, Red) langsung menjadi perwira dalam jajaran Angkatan Laut Dinasti Ming.

Namun, keistimewaan itu hanya bertahan dalam satu dinasti. Ketika Dinasti Ming terusir oleh Dinasti Qing, kompleks tempat tinggal keluarga Cheng Ho tersebut dilenyapkan beserta seluruh isinya. ”Saya maupun keturunan yang lain tak punya hak apa pun lagi atas tempat itu,” ucap Zheng.

Yang lebih tragis, menjadi keturunan Cheng Ho ketika itu malah merupakan petaka. Tidak hanya diusir dari Ma Fujie, tetapi juga dikejar-kejar untuk dihabisi. Ya, dalam pergeseran dinasti, selalu terjadi pelenyapan generasi. Juga, keturunan keluarga Cheng Ho dipandang sebagai salah satu keturunan dalam Dinasti Ming yang harus dihabisi.

Foto: Boy Slamet/ jawa Pos
Zheng Zi Hai 58 (tengah) bersama wartawan Jawa Pos, Kardono (kiri) dan fotografer Jawa Pos, Boy Slamet, dengan latar belakang Masjid Jingjue kawasan San Shan Jie di Kota Nanjing 1 Juni 2017. Zheng Zi hai merupakan keturunan Cheng Ho ke 19.

Di masa Dinasti Ming, keluarga besar Cheng Ho sangat dihormati. Mereka diberi lahan khusus untuk ditempati bersama. Satu kompleks. Lokasi itu bernama Ma Fujie (baca: Ma Fucie). Namun, mereka tercerai-berai ketika kekuasaan beralih ke Dinasti Qing.

PENELUSURAN jejak Cheng Ho ke Nanjing mempertemukan kami dengan Zheng Zhi Hai. Dia merupakan koordinator keturunan Cheng Ho sekaligus pengurus Masjid Jingjue (salah satu masjid penting bagi Cheng Ho –baca edisi berikutnya) dan sekretaris Nanjing Zheng He Yen Jiu Hui (kelompok peneliti Cheng Ho) di Nanjing.

Yang dimaksud keturunan di sini tentu saja bukan keturunan langsung Cheng Ho. Sebab, sejak remaja dan ditawan tentara Dinasti Ming, Cheng Ho langsung dikebiri. Zheng Zhi Hai mengaku sebagai keturunan ke-19 dari Ma Wengming, kakak Cheng Ho.

”Memang beliau (Cheng Ho, Red) tidak bisa punya anak. Tapi, kakaknya bisa. Anak kakaknya itu yang kemudian diambil sebagai anak angkat dan menjadi perwira di Angkatan Laut juga,” ujar pria 58 tahun tersebut kepada Jawa Pos yang menemuinya di Masjid Jingjue.

Menurut dia, dulu, di zaman Dinasti Ming, keturunan Cheng Ho sangat dihormati. ”Kami diberi satu kompleks lahan rumah di kawasan Ma Fujie di Nanjing,” katanya.

Kawasan itu diberikan langsung oleh Kaisar Zhu Di untuk keluarga Cheng Ho dan keturunannya. Tujuannya, mereka dapat berkumpul dalam satu kawasan. ”Letaknya dekat sini (Masjid Jingjue, Red),” katanya. Keistimewaan lain, anak angkat Cheng Ho (anak kandung Ma Wengming, Red) langsung menjadi perwira dalam jajaran Angkatan Laut Dinasti Ming.

Namun, keistimewaan itu hanya bertahan dalam satu dinasti. Ketika Dinasti Ming terusir oleh Dinasti Qing, kompleks tempat tinggal keluarga Cheng Ho tersebut dilenyapkan beserta seluruh isinya. ”Saya maupun keturunan yang lain tak punya hak apa pun lagi atas tempat itu,” ucap Zheng.

Yang lebih tragis, menjadi keturunan Cheng Ho ketika itu malah merupakan petaka. Tidak hanya diusir dari Ma Fujie, tetapi juga dikejar-kejar untuk dihabisi. Ya, dalam pergeseran dinasti, selalu terjadi pelenyapan generasi. Juga, keturunan keluarga Cheng Ho dipandang sebagai salah satu keturunan dalam Dinasti Ming yang harus dihabisi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/