25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Sinabung Erupsi, Awas Lahar Dingin

Foto: Dok. BNPB/Reza Effendi
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus pada Jumat (6/4/2018), pukul 16.07 WIB.

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung kembali erupsi, Jumat (6/4) sekitar pukul 16.00 WIB sore. Erupsi ini menyemburkan awan panas hingga mencapai lebih dari 5 kilometer dan melontarkan batu krikil, serta diiringi gempa selama 6.753 detik.

Erupsi kali ini membuat sejumlah desa di seputaran Gunung Sinabung dihujani abu vulkanik dan batu krikil. Warga Desa Tiganderket, Desa Susuk, Desa Kutambaru dan Tanjungmewara terpaksa berlindung di rumah. “Ya, beberapa desa di Kecamatan Tiganderket dihujani abu vulkanik dan batu krikil. Kita sudah mengimbau kepada warga untuk menggunakan masker saat keluar rumah,” ujar Camat Tiganderket, Sukur Brahmana.

Erupsi ini merupakan terbesar dalam sebulan terakhir. Menurut Kepala Humas BNPB Sutopo, jarak luncur awan mencapai 3.500 meter kearah sektor Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara. Untuk itu, dia menghimbau warga sekitar gunung agar tidak melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari puncak.

“Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak bisa melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak. Kemudian dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara dan jarak 6 kilometer untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung,” ujar Sutopo seperti pernyataan resmi yang diperoleh Sumut Pos, Jumat (6/4).

Disebutnya, tidak ada korban jiwa dari letusan tersebut, karena di daerah zona berbahaya sudah kosong dari aktivitas warga. “Masyarakat yang berada di zona merah sudah mengungsi sejak lama dan sebagian sudah direlokasi,” ucapnya.

Sutopo menjelaskan, status Gunung Sinabung tetap Awas atau berada pada Level IV. Adapun PVMBG menaikkan VONA menjadi merah, karena aktivitas vulkanik tetap tinggi dan berpotensi terjadi letusan susulan. “Letusan dan awan panas yang menuruni lereng Gunung Sinabung itu seakan menjadi penegas misteri Sinabung. Misteri yang hingga sekarang tak kunjung terungkap, mengenai kapan Sinabung akan berhenti meletus,” sebutnya.

Foto: Dok. BNPB/Reza Effendi
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus pada Jumat (6/4/2018), pukul 16.07 WIB.

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung kembali erupsi, Jumat (6/4) sekitar pukul 16.00 WIB sore. Erupsi ini menyemburkan awan panas hingga mencapai lebih dari 5 kilometer dan melontarkan batu krikil, serta diiringi gempa selama 6.753 detik.

Erupsi kali ini membuat sejumlah desa di seputaran Gunung Sinabung dihujani abu vulkanik dan batu krikil. Warga Desa Tiganderket, Desa Susuk, Desa Kutambaru dan Tanjungmewara terpaksa berlindung di rumah. “Ya, beberapa desa di Kecamatan Tiganderket dihujani abu vulkanik dan batu krikil. Kita sudah mengimbau kepada warga untuk menggunakan masker saat keluar rumah,” ujar Camat Tiganderket, Sukur Brahmana.

Erupsi ini merupakan terbesar dalam sebulan terakhir. Menurut Kepala Humas BNPB Sutopo, jarak luncur awan mencapai 3.500 meter kearah sektor Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara. Untuk itu, dia menghimbau warga sekitar gunung agar tidak melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari puncak.

“Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak bisa melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak. Kemudian dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara dan jarak 6 kilometer untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung,” ujar Sutopo seperti pernyataan resmi yang diperoleh Sumut Pos, Jumat (6/4).

Disebutnya, tidak ada korban jiwa dari letusan tersebut, karena di daerah zona berbahaya sudah kosong dari aktivitas warga. “Masyarakat yang berada di zona merah sudah mengungsi sejak lama dan sebagian sudah direlokasi,” ucapnya.

Sutopo menjelaskan, status Gunung Sinabung tetap Awas atau berada pada Level IV. Adapun PVMBG menaikkan VONA menjadi merah, karena aktivitas vulkanik tetap tinggi dan berpotensi terjadi letusan susulan. “Letusan dan awan panas yang menuruni lereng Gunung Sinabung itu seakan menjadi penegas misteri Sinabung. Misteri yang hingga sekarang tak kunjung terungkap, mengenai kapan Sinabung akan berhenti meletus,” sebutnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/