26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Wadah Deradikalisasi Anak-anak Mantan Teroris

Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Suhardi Alius saat peletakan batu pertama masjid tersebut, meminta masyarakat untuk tidak mengucilkan anak-anak mantan teroris. Dia bilang, sejatinya anak-anak mantan teroris ini harus dirangkul. Menurut dia, anak-anak para mantan teroris harus diberikan pemahaman tentang bahaya radikalisasi.

Suhardi menambahkan, generasi muda harus diajarkan betapa Islam adalah agama yang damai. Bahkan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin. “Islam itu penuh kasih sayang. Siapapun yang punya masa lalu, biarlah berlalu. Marilah kita gapai masa depan,” sambung Suhardi.

Lain halnya dengan Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi yang juga hadir dalam peletakan batu pertama masjid tersebut. Dia mengaku, tidak bangga saat dirinya menembak teroris. Bahkan, Penanggungjawab Operasi Tinombala ini malu jika melukai teroris saat penindakan.

“Kami tidak bangga menembak teroris. Kami prihatin apabila melakukan tindakan itu,” ungkap Rudy.

Dia bilang, memutus mata rantai gerakan teroris, sejatinya melakukan tindakan persuasif. Salah satunya membangun wadah-wadah deradikalisasi sebagaimana yang dibuat Ghozali. “Kami sangat senang dengan adanya upaya seperti ini. Saya harus beri contoh kepada petugas yang ada di Sulawesi,” pungkasnya. (bersambung)

Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Suhardi Alius saat peletakan batu pertama masjid tersebut, meminta masyarakat untuk tidak mengucilkan anak-anak mantan teroris. Dia bilang, sejatinya anak-anak mantan teroris ini harus dirangkul. Menurut dia, anak-anak para mantan teroris harus diberikan pemahaman tentang bahaya radikalisasi.

Suhardi menambahkan, generasi muda harus diajarkan betapa Islam adalah agama yang damai. Bahkan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin. “Islam itu penuh kasih sayang. Siapapun yang punya masa lalu, biarlah berlalu. Marilah kita gapai masa depan,” sambung Suhardi.

Lain halnya dengan Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi yang juga hadir dalam peletakan batu pertama masjid tersebut. Dia mengaku, tidak bangga saat dirinya menembak teroris. Bahkan, Penanggungjawab Operasi Tinombala ini malu jika melukai teroris saat penindakan.

“Kami tidak bangga menembak teroris. Kami prihatin apabila melakukan tindakan itu,” ungkap Rudy.

Dia bilang, memutus mata rantai gerakan teroris, sejatinya melakukan tindakan persuasif. Salah satunya membangun wadah-wadah deradikalisasi sebagaimana yang dibuat Ghozali. “Kami sangat senang dengan adanya upaya seperti ini. Saya harus beri contoh kepada petugas yang ada di Sulawesi,” pungkasnya. (bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/