28 C
Medan
Sunday, December 21, 2025

Mahasiswa Duduki Ruang Paripurna

“Saya juga sepakat dengan adik-adik mahasiswa. Tetapi Pertamina juga dalam hal ini tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya pelaksana. Ini yang mengatur kementerian ESDM dan kementerian Keuangan,” katanya.

Mendengar jawaban tersebut, mahasiswa pun memaksa masuk dan bertemu dengan pimpinan dewan. Namun permintaan itu sempat mendapat penolakan dari aparat kepolisian. Akibatnya, Aripay Tambunan dan Choky sempat ditahan mahasiswa dan tidak boleh keluar dari kerumunan massa sebelum permintaan mereka dipenuhi.

Menjawab hal itu, Aripay pun memberikan arahan agar ratusan mahasiswa diizinkan masuk dan digelar pertemuan di ruang Aula Gedung Baru. Sementara sebagian lainnya, dipersilahkan melaksanakan salat Dzuhur di masjid bersama anggota dewan.

Namun saat memasuki gedung, sebagian mahasiswa yang dipersilahkan masuk ke ruang aula, memilih naik ke atas dan menuju ruang rapat Paripurna di lantai 2 melewati selasar penghubung antar gedung.

Bahkan setelah di dalam, mahasiswa pun mengelar salat Dzuhur di depan kursi pimpinan dewan. Dalam sekejap, kondisi ruang mirip seperti agenda rapat paripurna yang kehadirannya maksimal, tidak seperti biasanya.

“Bagaimana kita mau percaya kepada wakil rakyat, jika dalam rapat saja mereka tidak disiplin. Agenda paripurna batal karena banyak yang absen. Jika mereka bisa, kita pun bisa paripurna di sini dan jadi wakil rakyat,” kata seorang pengunjuk rasa.

Selain berorasi bergantian, ratusan mahasiswa yang memenuhi kursi anggota dewan serta kursi undangan dan pimpinan sidang, membentangkan spanduk yang memprotes kebijakan menaikkan BBM jenis pertalite dan kelangkaan BBM jenis premium serta menganggap DPRD Sumut tidak tepat janji.

Usai berorasi, mahasiswa pun diajak bertemu anggota dewan di aula gedung baru. Di dalamnya, Choky yang mewakili para dewan menyampaikan bahwa permintaan mahasiswa itu harus dituakan dalam rapat Banmus (Badan Musyawarah). Kemudian baru ditentukan kapan RDP menghadirkan Pertamina dan Biro Keuangan Pemprov Sumut bisa dilakukan bersama mahasiswa.

“Ini akan kita sampaikan segera untuk rapat Pimpinan Dewan. Nanti ada Banmus berjalan, disitu nanti kita masukkan. Kita usulkan 17 April digelar. Karena Banmus ini kan juga harus disetujui fraksi-fraksi. Makanya kita akan usulkan,” sebutnya.

Mendengar itu, mahasiswa pun berharap tidak ada lagi pengingkaran janji untuk mengagendakan RDP seperti sebelumnya. Mereka pun berjanji akan hadir dalam jumlah maksimal pada saat RDP nantinya. Meskipun sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian, namun aksi berjalan tertib dan damai. (bal/ila)

 

 

“Saya juga sepakat dengan adik-adik mahasiswa. Tetapi Pertamina juga dalam hal ini tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya pelaksana. Ini yang mengatur kementerian ESDM dan kementerian Keuangan,” katanya.

Mendengar jawaban tersebut, mahasiswa pun memaksa masuk dan bertemu dengan pimpinan dewan. Namun permintaan itu sempat mendapat penolakan dari aparat kepolisian. Akibatnya, Aripay Tambunan dan Choky sempat ditahan mahasiswa dan tidak boleh keluar dari kerumunan massa sebelum permintaan mereka dipenuhi.

Menjawab hal itu, Aripay pun memberikan arahan agar ratusan mahasiswa diizinkan masuk dan digelar pertemuan di ruang Aula Gedung Baru. Sementara sebagian lainnya, dipersilahkan melaksanakan salat Dzuhur di masjid bersama anggota dewan.

Namun saat memasuki gedung, sebagian mahasiswa yang dipersilahkan masuk ke ruang aula, memilih naik ke atas dan menuju ruang rapat Paripurna di lantai 2 melewati selasar penghubung antar gedung.

Bahkan setelah di dalam, mahasiswa pun mengelar salat Dzuhur di depan kursi pimpinan dewan. Dalam sekejap, kondisi ruang mirip seperti agenda rapat paripurna yang kehadirannya maksimal, tidak seperti biasanya.

“Bagaimana kita mau percaya kepada wakil rakyat, jika dalam rapat saja mereka tidak disiplin. Agenda paripurna batal karena banyak yang absen. Jika mereka bisa, kita pun bisa paripurna di sini dan jadi wakil rakyat,” kata seorang pengunjuk rasa.

Selain berorasi bergantian, ratusan mahasiswa yang memenuhi kursi anggota dewan serta kursi undangan dan pimpinan sidang, membentangkan spanduk yang memprotes kebijakan menaikkan BBM jenis pertalite dan kelangkaan BBM jenis premium serta menganggap DPRD Sumut tidak tepat janji.

Usai berorasi, mahasiswa pun diajak bertemu anggota dewan di aula gedung baru. Di dalamnya, Choky yang mewakili para dewan menyampaikan bahwa permintaan mahasiswa itu harus dituakan dalam rapat Banmus (Badan Musyawarah). Kemudian baru ditentukan kapan RDP menghadirkan Pertamina dan Biro Keuangan Pemprov Sumut bisa dilakukan bersama mahasiswa.

“Ini akan kita sampaikan segera untuk rapat Pimpinan Dewan. Nanti ada Banmus berjalan, disitu nanti kita masukkan. Kita usulkan 17 April digelar. Karena Banmus ini kan juga harus disetujui fraksi-fraksi. Makanya kita akan usulkan,” sebutnya.

Mendengar itu, mahasiswa pun berharap tidak ada lagi pengingkaran janji untuk mengagendakan RDP seperti sebelumnya. Mereka pun berjanji akan hadir dalam jumlah maksimal pada saat RDP nantinya. Meskipun sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian, namun aksi berjalan tertib dan damai. (bal/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru