26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

FPIB Usung Pasangan ‘Pelangi’ di Pilgub dan Pilbup/Wako

Ketua Umum Forum Pribumi Indonesia Bersatu (FPIB) RAY Sinambela mengusulkan Pilgubsu dan Pilkada di kabupaten/kota mengusung pasangan pelangi. Model itu diyakini bisa menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik.

Menurut dia, pasangan pelangi itu digambarkan sebagai jati diri kaum pribumi asli, sehingga melestarikan budaya asli nasional. Hal itu juga dibuktikan bangsa Indonesia ini terdiri dari beragam etnis dan latar belakangan kepercayaan.

“Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat Indonesia,” ujar Ray, Minggu (12/8).

Ray menyebutkan, sejarah telah membuktikan, 17 tahun kemudian Indonesia merdeka, yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kaum kolonialisme.

Kondisi ketertindasan  inilah, kemudian mendorong pemuda untuk membulatkan tekad mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli yang disebut pribumi. Apalagi, sesuai catatan tersendiri yang diartikan secara khusus bahwa pada saat Indonesia Merdeka tepat pada bulan suci Ramadan.
“Tekad inilah yang menjadi komitmen dan apresiasi Forum Pribumi Indonesia Bersatu (FPIB) dideklarasikan 2 tahun lalu di Medan. Perjuangan rakyat Indonesia, sebagai pribumi tidak hanya sampai disitu, banyak tugas yang di hadapi setelah merdeka yang ditandai maraknya upaya perpecahan,” ujarnya.
Dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, menurut dia, banyak hal maupun guncangan yang ingin merobek kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia, tak terkecuali masalah etnis, hukum politik dan agama.

Untuk itu, lanjut RAY, sebagai bangsa yang merdeka sebagai warga pribumi bisa berbuat sesuatu, bersatu dan berjanji membangun Indonesia demi keutuhan NKRI yang tidak bisa ditawar lagi.

“Warna-warni itu nafas dan semangat FPIB dalam menjaga keutuhan NKRI. Semoga bisa dijadikan modal bagi pembangunan Indonesia secara menyeluruh yang mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia demi pembangunan nasional di segala aspek,” katanya.

Sebelumnya, dalam acara buka puasa bersama FPIB, yang ditandai menyantuni anak yatim dari Panti Asuhan Al Wasliyah Pulau Brayan Medan, Kamis(9/8), di rumah makan Koki Sunda hadir sejumlah tokoh masyarakat seperti Panusunan Pasaribu, Ketua Panitia M Nasyir, Kadivre PT KAI Sumut, Sanggam Bakkara, tokoh pemuda, alim ulama, kalangan politisi dan pengurus parpol. (ril)

Ketua Umum Forum Pribumi Indonesia Bersatu (FPIB) RAY Sinambela mengusulkan Pilgubsu dan Pilkada di kabupaten/kota mengusung pasangan pelangi. Model itu diyakini bisa menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik.

Menurut dia, pasangan pelangi itu digambarkan sebagai jati diri kaum pribumi asli, sehingga melestarikan budaya asli nasional. Hal itu juga dibuktikan bangsa Indonesia ini terdiri dari beragam etnis dan latar belakangan kepercayaan.

“Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat Indonesia,” ujar Ray, Minggu (12/8).

Ray menyebutkan, sejarah telah membuktikan, 17 tahun kemudian Indonesia merdeka, yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kaum kolonialisme.

Kondisi ketertindasan  inilah, kemudian mendorong pemuda untuk membulatkan tekad mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli yang disebut pribumi. Apalagi, sesuai catatan tersendiri yang diartikan secara khusus bahwa pada saat Indonesia Merdeka tepat pada bulan suci Ramadan.
“Tekad inilah yang menjadi komitmen dan apresiasi Forum Pribumi Indonesia Bersatu (FPIB) dideklarasikan 2 tahun lalu di Medan. Perjuangan rakyat Indonesia, sebagai pribumi tidak hanya sampai disitu, banyak tugas yang di hadapi setelah merdeka yang ditandai maraknya upaya perpecahan,” ujarnya.
Dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, menurut dia, banyak hal maupun guncangan yang ingin merobek kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia, tak terkecuali masalah etnis, hukum politik dan agama.

Untuk itu, lanjut RAY, sebagai bangsa yang merdeka sebagai warga pribumi bisa berbuat sesuatu, bersatu dan berjanji membangun Indonesia demi keutuhan NKRI yang tidak bisa ditawar lagi.

“Warna-warni itu nafas dan semangat FPIB dalam menjaga keutuhan NKRI. Semoga bisa dijadikan modal bagi pembangunan Indonesia secara menyeluruh yang mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia demi pembangunan nasional di segala aspek,” katanya.

Sebelumnya, dalam acara buka puasa bersama FPIB, yang ditandai menyantuni anak yatim dari Panti Asuhan Al Wasliyah Pulau Brayan Medan, Kamis(9/8), di rumah makan Koki Sunda hadir sejumlah tokoh masyarakat seperti Panusunan Pasaribu, Ketua Panitia M Nasyir, Kadivre PT KAI Sumut, Sanggam Bakkara, tokoh pemuda, alim ulama, kalangan politisi dan pengurus parpol. (ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/