32.8 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Dwelling Time di Belawan Masih 7-8 Hari, Jokowi Marah

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan (kanna), Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), Menhub Budi Karya Sumadi (ketiga kiri) dan sejumlah pejabat lainnya meninjau pengoperasioan Terminal Peti Kemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9/2016). Dengan beroperasinya Terminal Peti Kemas 1 Kalibaru tersebut telah menambah kapasitas terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi sebesar tujuh juta TEUs per tahun dari yang semula hanya berkisar lima juta TEUs.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan (kanna), Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), Menhub Budi Karya Sumadi (ketiga kiri) dan sejumlah pejabat lainnya meninjau pengoperasioan Terminal Peti Kemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peresmian terminal peti kemas Kalibaru atau New Tanjung Priok oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (13/9), dijadikan ajang mengoreksi kinerja sejumlah pelabuhan. Jokowi marah bercampur kecewa karena pelabuhan-pelabuhan di luar Tanjung Priok masih memiliki waktu sandar kapal (dwelling time) yang tinggi. Ia meminta ada penegakan hukum, khususnya terhadap pungli yang berdampak tingginya dwelling time, termasuk di Pelabuhan Belawan.

Dua tahun lalu, tutur Jokowi, dwelling time di Tanjung Priok masih berkisar 6-7 hari. Kemarin, ditanyakan ke Pelindo dan mendapat jawaban 3,2 hari. Sedangkan, versi Kemenhub, dwelling time di Priok 3,7 hari. “Ya antara itu. Saya mintanya 2 koma. Jangan berhenti di 3,2,” ujar Jokowi.

Selain itu, dia meminta agar pelabuhan lain yang dikelola Pelindo mengikuti sistem yang ada di Priok. Seperti, Pelabuhan Belawan-Medan, Tanjung Perak-Surabaya, dan pelabuhan Makassar. “Di Belawan masih 7-8 hari. Mau bersaing kayak apa kalau kita masih 7-8 hari?” keluhnya. Raut muka Jokowi berubah serius.

Dia lalu mengungkapkan temuan yang ada di Belawan. “Ada delapan crane, yang dijalankan hanya satu crane. Untuk apa, tawar menawar saja, saya dahulukan tapi mana,” lanjut Jokowi sembari membuat isyarat tangan orang meminta uang. ”Terus terang mereka minta, saya minta uangnya,” ucapnya dengan nada kesal. Informasi tersebut baru dia terima dua hari sebelumnya.

Menurut dia, kalau Priok bisa menurunkan dwelling time menjadi 3,2 hari, maka seharusnya pelabuhan lainnya juga bisa. Bila praktik-praktik semacam itu masih terus berlangsung, maka Indonesia akan ketinggalan dengan negara lain. Sebab, di saat yang sama negara lain juga sedang berbenah demi menarik arus barang masuk.

Jokowi menyatakan sudah meminta kapolri utuk mengecek langsung ke Belawan dan Tanjung Perak, terkait dengan potensi tindak pidana di kawasan tersebut. “Yang pungli-pungli seperti itu, tangkap, tidak ada toleransi lagi,” tegas mantan pengusaha meubel itu.

Sementara, perbaikan sistemnya sendiri harus dilakukan secepat mungkin. Sebab, permintaan tersbeut sudah disampaikan sejak dua tahun lalu. Saat ini sudah mulai membaik, tapi masih harus dilakukan banyak pembenahan. Target utama tetap, yakni dwelling time menjadi dua koma sekian hari. Target itu berlaku untuk semua pelabuhan.

Apabila pelayanan semakin cepat, maka tidak ada lagi ruang untuk pungli. Sehingga, biaya juga otomatis akan berkurang. Dampaknya, kapal-kapal akan mau merapat ke pelabuhan Indonesia karena kualitas layanannya makin baik.

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan (kanna), Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), Menhub Budi Karya Sumadi (ketiga kiri) dan sejumlah pejabat lainnya meninjau pengoperasioan Terminal Peti Kemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9/2016). Dengan beroperasinya Terminal Peti Kemas 1 Kalibaru tersebut telah menambah kapasitas terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi sebesar tujuh juta TEUs per tahun dari yang semula hanya berkisar lima juta TEUs.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan (kanna), Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), Menhub Budi Karya Sumadi (ketiga kiri) dan sejumlah pejabat lainnya meninjau pengoperasioan Terminal Peti Kemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peresmian terminal peti kemas Kalibaru atau New Tanjung Priok oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (13/9), dijadikan ajang mengoreksi kinerja sejumlah pelabuhan. Jokowi marah bercampur kecewa karena pelabuhan-pelabuhan di luar Tanjung Priok masih memiliki waktu sandar kapal (dwelling time) yang tinggi. Ia meminta ada penegakan hukum, khususnya terhadap pungli yang berdampak tingginya dwelling time, termasuk di Pelabuhan Belawan.

Dua tahun lalu, tutur Jokowi, dwelling time di Tanjung Priok masih berkisar 6-7 hari. Kemarin, ditanyakan ke Pelindo dan mendapat jawaban 3,2 hari. Sedangkan, versi Kemenhub, dwelling time di Priok 3,7 hari. “Ya antara itu. Saya mintanya 2 koma. Jangan berhenti di 3,2,” ujar Jokowi.

Selain itu, dia meminta agar pelabuhan lain yang dikelola Pelindo mengikuti sistem yang ada di Priok. Seperti, Pelabuhan Belawan-Medan, Tanjung Perak-Surabaya, dan pelabuhan Makassar. “Di Belawan masih 7-8 hari. Mau bersaing kayak apa kalau kita masih 7-8 hari?” keluhnya. Raut muka Jokowi berubah serius.

Dia lalu mengungkapkan temuan yang ada di Belawan. “Ada delapan crane, yang dijalankan hanya satu crane. Untuk apa, tawar menawar saja, saya dahulukan tapi mana,” lanjut Jokowi sembari membuat isyarat tangan orang meminta uang. ”Terus terang mereka minta, saya minta uangnya,” ucapnya dengan nada kesal. Informasi tersebut baru dia terima dua hari sebelumnya.

Menurut dia, kalau Priok bisa menurunkan dwelling time menjadi 3,2 hari, maka seharusnya pelabuhan lainnya juga bisa. Bila praktik-praktik semacam itu masih terus berlangsung, maka Indonesia akan ketinggalan dengan negara lain. Sebab, di saat yang sama negara lain juga sedang berbenah demi menarik arus barang masuk.

Jokowi menyatakan sudah meminta kapolri utuk mengecek langsung ke Belawan dan Tanjung Perak, terkait dengan potensi tindak pidana di kawasan tersebut. “Yang pungli-pungli seperti itu, tangkap, tidak ada toleransi lagi,” tegas mantan pengusaha meubel itu.

Sementara, perbaikan sistemnya sendiri harus dilakukan secepat mungkin. Sebab, permintaan tersbeut sudah disampaikan sejak dua tahun lalu. Saat ini sudah mulai membaik, tapi masih harus dilakukan banyak pembenahan. Target utama tetap, yakni dwelling time menjadi dua koma sekian hari. Target itu berlaku untuk semua pelabuhan.

Apabila pelayanan semakin cepat, maka tidak ada lagi ruang untuk pungli. Sehingga, biaya juga otomatis akan berkurang. Dampaknya, kapal-kapal akan mau merapat ke pelabuhan Indonesia karena kualitas layanannya makin baik.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/