JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Karir Komjen Tito Karnavian meluncur bak roket. Baru tiga bulan menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), kini Presiden Jokowi secara resmi mengajukan Tito sebagai calon tunggal Kapolri ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tak Tanggung-tanggung, Tito melangkahi empat angkatan Akpol sekaligus yang notabenenya merupakan seniornya, dari Akpol 1983 hingga 1986.
Dari empat angkatan yang dilangkahi Tito, ada satu sosok yang selama ini dipandang cukup berpengaruh. Yakni, Wakapolri Komjen Budi Gunawan. Karena itu, sejumlah pihak memprediksi soliditas Polri nanti akan bergantung pada kerelaan Budi Gunawan.
Rabu (15/6) kemarin, Mensesneg Pratikno ke DPR mengirim surat pengajuan Tito menjadi Kapolri ke DPR. Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Presiden Johan Budi SP membenarkan informasi tersebut. ’’Nama yang diajukan Presiden adalah Komjen Pol Tito Karnavian,’’ ujarnya.
Dalam memilih Tito, Presiden sudah merujuk pada UU nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri. Dia juga mengingatkan, penunjukkan sosok yang menjabat Kapolri sepenuhnya merupakan wewenang dan hak prerogatif Presiden.
Meskipun demikian, tutur Johan, dalam menunjuk Tito, Presiden juga terlebih dahulu mendengar masukan berbagai pihak. Baik Kompolnas, Polri selaku organisasi induk Tito, maupun masukan dari publik.
Johan menuturkan, selain meminta masukan, pertimbangan lain Presiden menunjuk Tito adalah untuk meningkatkan profesionalisme Polri dan memperbaiki kualitas penegakan hukum. Terutama, pada kasus-kasus kejahatan luar biasa seperti terorisme, narkoba, dan korupsi. Penunjukan Tito juga untuk kepentingan sinergi dengan penegak hukum lainnya.
’’Nama Tito Karnavian adalah salah satu dari beberapa nama yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden,’’ tambah mantan Pimpinan KPK itu. hanya, johan tidak menyebutkan berapa nama dan siapa saja calon Kapolri yang diajukan Kompolnas ke Presiden.
Nama Tito sangat mungkin baru diusulkan oleh para anggota Kompolnas yang baru sebab, para pengurus Kompolnas yang lama tidak memasukkan nama dia ke dalam bursa calon Kapolri. ’’Dia masih terlalu muda,’’ ujar mantan Anggota Kompolnas M Nasser.
Tito merupakan jenderal kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964. Ayahnya merupakan seorang wartawan senior di Sumatera Ekspress (grup Sumut Pos). Tahun ini, usianya akan memasuki 52 tahun. Bila Tito disetujui parlemen, maka dia berpotensi menjadi Kapolri dalam jangka waktu cukup lama. Sebab, dia baru akan pensiun per 1 November 2022 atau enam tahun dari sekarang.
Selama kariernya, Tito banyak berkecimpung di bidang reserse sebelum ditugaskan ke Densus 88 antiteror Polri pada 2005. Dia kemudian ditunjuk menjadi Kadensus pada 2009. Dari sisi kepemimpinan wilayah, Tito pernah memimpin dua polda tipe A, yakni Polda Papua selama dua tahun dan Kapolda Metro Jaya selama sembilan bulan sebelum akhirnya menjadi Kepala BNPT.
Bagian lain, Pengamat Kepolisian Mufti Makarim menuturkan, dengan diajukannya Tito sebagai Kapolri maka berarti ada empat angkatan Akpol yang dilangkahi. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu ujian paling berat bagi kepemimpinan Tito di Polri. ”Bagaimana dia bisa bekerjasama dengan seniornya perlu dilihat, setidaknya rasa sungkan untuk memberikan perintah pada para senior akan muncul,” terangnya.
Belum lagi, ada sosok yang sekuat Wakapolri Komjen Budi Gunawan yang masih aktif. Latar belakang Budi Gunawan yang sempat menjadi calon Kapolri, namun gagal itu perlu menjadi perhatian khusus. ”Kalau saja, Budi Gunawan tidak menerima ini, tentu akan terjadi perpecahan internal. Tapi, Kalau Budi Gunawan legowo, maka Polri akan berjalan dengan lebih baik,” jelasnya.