25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Pecandu Narkoba Mengamuk, Klinik Rehab Dirusak

Foto: Bagus/Sumut Pos
BERANTAKAN-Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Bhayangkara Indonesia (LRPPN BI) Jalan Budi Luhur, Gang PTP, Lingkungan VI, Kelurahan Sei Sekambing C II, Medan Helvetia yang dirusak para pecandu. Diduga karena bosan dengan menu sarapan, Selasa (16/1/2018).

SUMUTPOS.CO – Bosan dengan menu sarapan ‘itu-itu saja’, puluhan pecandu narkoba penghuni Klinik Pratama Rehabilitasi Narkotika LRPPN Bhayangkara Indonesia di Jalan Budi Luhur, Medan Helvetia, mengamuk, Selasa (16/1) pagi. Mereka membanting sejumlah barang seperti piring, meja, pintu kaca, dan lainnya. Setelah itu, mereka mendobrak pintu depan klinik dan melarikan diri.

Pantauan Sumut Pos di lokasi, pintu masuk Klinik Rehabilitasi Narkotika LRPPN BI itu ditutupi kain berwarna biru. Di depan pintu, sejumlah sepeda motor terparkir. Sejumlah pengurus klinik pun terlihat membersihkan barang-barang yang berserakan.

Seorang petugas keamanan di Klinik Rehabilitasi Narkotika LRPPN BI, Untung Wibowo ketika diwawancarai Sumut Pos mengungkapkan, kemarahan pasien di klinik itu dipicu menu sarapan yang itu-itu saja. “Pemicunya hanya masalah makanan. Mereka mau sarapan tadi. Cuma sarapannya itu minta diganti. Namun belum bisa kita gantikan menunya. Sudah itu, karena ada provokator,” ugkap Untung.

Ditanya lebih spesifik menu makanan yang menjadi pemicu kemarahan para penghuni klinik rehabilitasi, Untung enggan mengungkapnya secara jelas. Karena menu itu-itu saja, lanjut Untung, para pasien rehabilitasi meminta ikan terinya diperbanyak. Namun, pengurus klinik meminta agar pasien bersabar.

Nah, saat itulah seorang pasien memprovokasi rekan-rekannya, sehingga kemarahan membuncah. Mereka membanting piring, meja, dan merusak pintu kaca. Kemudian mereka mendobrak pintu depan klinik dan melarikan diri.

“Tidak ada petugas kita yang luka. Mereka tidak sempat menyerang. Kebetulan saya tadi turun tangan langsung ke tengah kerumunan mereka. Namun, memang kalau mereka mau berbuat bagaimana-bagaimana, kita tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya.

Ditanya soal tindakan refresif, Untung mengaku tidak boleh dilakukan. Hal itu dikarenakan para penghuni klinik masih dalam masa pengobatan. Menurut Untung, klinik rehabilitasi ini ibarat rumah sakit untuk menyembuhkan. Selain itu ditegaskannya, para penghuni klinik rehabilitasi bukan tahanan, melainkan pasien.

Foto: Bagus/Sumut Pos
BERANTAKAN-Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Bhayangkara Indonesia (LRPPN BI) Jalan Budi Luhur, Gang PTP, Lingkungan VI, Kelurahan Sei Sekambing C II, Medan Helvetia yang dirusak para pecandu. Diduga karena bosan dengan menu sarapan, Selasa (16/1/2018).

SUMUTPOS.CO – Bosan dengan menu sarapan ‘itu-itu saja’, puluhan pecandu narkoba penghuni Klinik Pratama Rehabilitasi Narkotika LRPPN Bhayangkara Indonesia di Jalan Budi Luhur, Medan Helvetia, mengamuk, Selasa (16/1) pagi. Mereka membanting sejumlah barang seperti piring, meja, pintu kaca, dan lainnya. Setelah itu, mereka mendobrak pintu depan klinik dan melarikan diri.

Pantauan Sumut Pos di lokasi, pintu masuk Klinik Rehabilitasi Narkotika LRPPN BI itu ditutupi kain berwarna biru. Di depan pintu, sejumlah sepeda motor terparkir. Sejumlah pengurus klinik pun terlihat membersihkan barang-barang yang berserakan.

Seorang petugas keamanan di Klinik Rehabilitasi Narkotika LRPPN BI, Untung Wibowo ketika diwawancarai Sumut Pos mengungkapkan, kemarahan pasien di klinik itu dipicu menu sarapan yang itu-itu saja. “Pemicunya hanya masalah makanan. Mereka mau sarapan tadi. Cuma sarapannya itu minta diganti. Namun belum bisa kita gantikan menunya. Sudah itu, karena ada provokator,” ugkap Untung.

Ditanya lebih spesifik menu makanan yang menjadi pemicu kemarahan para penghuni klinik rehabilitasi, Untung enggan mengungkapnya secara jelas. Karena menu itu-itu saja, lanjut Untung, para pasien rehabilitasi meminta ikan terinya diperbanyak. Namun, pengurus klinik meminta agar pasien bersabar.

Nah, saat itulah seorang pasien memprovokasi rekan-rekannya, sehingga kemarahan membuncah. Mereka membanting piring, meja, dan merusak pintu kaca. Kemudian mereka mendobrak pintu depan klinik dan melarikan diri.

“Tidak ada petugas kita yang luka. Mereka tidak sempat menyerang. Kebetulan saya tadi turun tangan langsung ke tengah kerumunan mereka. Namun, memang kalau mereka mau berbuat bagaimana-bagaimana, kita tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya.

Ditanya soal tindakan refresif, Untung mengaku tidak boleh dilakukan. Hal itu dikarenakan para penghuni klinik masih dalam masa pengobatan. Menurut Untung, klinik rehabilitasi ini ibarat rumah sakit untuk menyembuhkan. Selain itu ditegaskannya, para penghuni klinik rehabilitasi bukan tahanan, melainkan pasien.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/