26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pecandu Narkoba Mengamuk, Klinik Rehab Dirusak

Situasi Klinik Rehabilitasi LRPPN BI, Jalan Budi Luhur, Medan Helvetia usai pasien di sana mengamuk, Selasa (16/1).

Pihak klinik, kata Untung, masih mendata berapa persisnya penghuni panti yang kabur. Pihaknya hanya berkoordinasi dengan pihak keluarga. “Mereka ini ‘kan bukan tahanan. Jadi kita koordinasi ke keluarganya dan sudah ada yang menghubungi kami untuk menjemput anaknya kembali,” jelasnya.

Untuk kerusakan, Untung seakan tidak ingin mengungkapnya. Namun ketika ditunjuk sejumlah barang yang rusak, Untung mengakui ada barang rusak, hanya meja dan piring. Saat ditanya apakah masalah perusakan barang akan dibawa ke jalur hukum, dia mengaku tidak tahu. Begitu juga dengan jumlah kerugian, Untung juga mengaku belum mengetahui karena belum dihitung.

“Untuk yang lari belum bisa dideteksi. Kalau penghuni total ada 71 orang untuk mengikuti program rehab kita selama 6 bulan. Untuk penghuni yang lari, ada yang sudah 3 bulan di sini,” ujarnya.

Terakhir, Untung mengaku jika Klinik Rehabilitasi Narkotika LRPPN BI berkerjasama dengan seorang Pejabat Mabes Polri, Jhon Hendrik yang dulu di Divisi Hukum Mabes Polri. Saat ini, disebutnya Klinik Rehabilitasi LRPPN BI dipimpin seorang wanita bernama Riska dan Klinik ini sudah berjalan 2 tahun.

Seorang pria yang sedang duduk di sebuah warung, tepat di depan klinik rehabilitasi narkotika LRPPN BI mengaku sempat mendengar suara keributan. Baik itu teriakan kemarahan ataupun suara bantingan dan pecahan sejumlah barang. Begitu juga dengan gerbang utama klinik, diakui pria itu sempat bergoyang kencang, hingga pada akhirnya penutup gerbang terlihat berpecahan.

“Mereka keluar dari pintu Pos Satpam itu. Mereka berpakaian cukup rapi. Untuk usia, rata-rata di atas 20 tahun dan 30 tahun. Mereka berjalan kaki ke arah pasar Sei Sikambing lalu mereka naik becak, ” ujarnya.

Untuk jumlah, pria yang enggan menyebut namanya itu mengaku tidak tahu pasti. Namun, diperkirakan sekitar 30-an. Disebutnya, sejak panti rehabilitasi itu berdiri, baru kali pertama kejadian seperti ini.

Tristan, warga lainnya menyebutkan, para pekerja klinik dibantu warga berusaha mengejar para pasien rehabilitasi yang melarikan diri. Namun, mereka tak bisa berbuat banyak karena para pasien sudah berbaur dengan warga. Apalagi, pakaian yang mereka kenakan mirip dengan seragam mahasiswa salah satu perguruan tinggi tak jauh dari lokasi. “Waktu mereka kabur, tak jauh dari panti lagi banyak anak kampus yang baru pulang ujian. Jadi mereka pakai seragam hitam putih. Begitu juga dengan para penghuni panti yang juga menggunakan pakaian seragam hitam putih,” ungkap Tristan.

Menurutnya, para pasien yang melarikan diri itu juga terlihat seperti sudah terkoordinasi. Mereka berlarian ke arah yang sama sebelum akhirnya menyebar dan menghilang dalam kerumunan warga. “Seperti ada mengkomandoi,” tegas Tristan.

Situasi Klinik Rehabilitasi LRPPN BI, Jalan Budi Luhur, Medan Helvetia usai pasien di sana mengamuk, Selasa (16/1).

Pihak klinik, kata Untung, masih mendata berapa persisnya penghuni panti yang kabur. Pihaknya hanya berkoordinasi dengan pihak keluarga. “Mereka ini ‘kan bukan tahanan. Jadi kita koordinasi ke keluarganya dan sudah ada yang menghubungi kami untuk menjemput anaknya kembali,” jelasnya.

Untuk kerusakan, Untung seakan tidak ingin mengungkapnya. Namun ketika ditunjuk sejumlah barang yang rusak, Untung mengakui ada barang rusak, hanya meja dan piring. Saat ditanya apakah masalah perusakan barang akan dibawa ke jalur hukum, dia mengaku tidak tahu. Begitu juga dengan jumlah kerugian, Untung juga mengaku belum mengetahui karena belum dihitung.

“Untuk yang lari belum bisa dideteksi. Kalau penghuni total ada 71 orang untuk mengikuti program rehab kita selama 6 bulan. Untuk penghuni yang lari, ada yang sudah 3 bulan di sini,” ujarnya.

Terakhir, Untung mengaku jika Klinik Rehabilitasi Narkotika LRPPN BI berkerjasama dengan seorang Pejabat Mabes Polri, Jhon Hendrik yang dulu di Divisi Hukum Mabes Polri. Saat ini, disebutnya Klinik Rehabilitasi LRPPN BI dipimpin seorang wanita bernama Riska dan Klinik ini sudah berjalan 2 tahun.

Seorang pria yang sedang duduk di sebuah warung, tepat di depan klinik rehabilitasi narkotika LRPPN BI mengaku sempat mendengar suara keributan. Baik itu teriakan kemarahan ataupun suara bantingan dan pecahan sejumlah barang. Begitu juga dengan gerbang utama klinik, diakui pria itu sempat bergoyang kencang, hingga pada akhirnya penutup gerbang terlihat berpecahan.

“Mereka keluar dari pintu Pos Satpam itu. Mereka berpakaian cukup rapi. Untuk usia, rata-rata di atas 20 tahun dan 30 tahun. Mereka berjalan kaki ke arah pasar Sei Sikambing lalu mereka naik becak, ” ujarnya.

Untuk jumlah, pria yang enggan menyebut namanya itu mengaku tidak tahu pasti. Namun, diperkirakan sekitar 30-an. Disebutnya, sejak panti rehabilitasi itu berdiri, baru kali pertama kejadian seperti ini.

Tristan, warga lainnya menyebutkan, para pekerja klinik dibantu warga berusaha mengejar para pasien rehabilitasi yang melarikan diri. Namun, mereka tak bisa berbuat banyak karena para pasien sudah berbaur dengan warga. Apalagi, pakaian yang mereka kenakan mirip dengan seragam mahasiswa salah satu perguruan tinggi tak jauh dari lokasi. “Waktu mereka kabur, tak jauh dari panti lagi banyak anak kampus yang baru pulang ujian. Jadi mereka pakai seragam hitam putih. Begitu juga dengan para penghuni panti yang juga menggunakan pakaian seragam hitam putih,” ungkap Tristan.

Menurutnya, para pasien yang melarikan diri itu juga terlihat seperti sudah terkoordinasi. Mereka berlarian ke arah yang sama sebelum akhirnya menyebar dan menghilang dalam kerumunan warga. “Seperti ada mengkomandoi,” tegas Tristan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/