30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Lihat Polisi, Ibu Ini Tersungkur dari Motor: Duitku Pas-pasan Neh

Foto: Amri/PM Fitri tersungkur dari atas motornya, karena takut lihat polisi. Katanya, ia hanya bawa uang pas-pasan.
Foto: Amri/PM
Fitri tersungkur dari atas motornya, karena takut lihat polisi. Katanya, ia hanya bawa uang pas-pasan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rasa trauma Fitri (32) kepada polisi, begitu mendalam. Gara-gara melihat polisi menyeberang di depan Polsek Percut Seituan, kemarin (15/4), dia gemetaran dan tersungkur. Alamak!

Ibu rumah tangga yang menetap di Jalan Kenanga Baru, Percut Seituan itu terluka. Kala itu, dia melintas mengendarai Smash biru 1988 AZ sekira pukul 11.00 WIB. Niatnya, mau ke Pasar Bengkok, tak jauh dari Aksara Plaza. Meski memiliki SIM juga membawa STNK kendaraan serta menggunakan helm, Fitri gugup saat melihat 2 oknum polisi, menyeberang jalan menuju polsek.

Trauma membuat Fitri berpikir polisi itu hendak menghentikannya. Fitri jadi gemetaran dan coba menghindar. Dia merapatkan sepeda motornya ke sisi kanan jalan, dan mengekor kendaraan lain. Tujuannya, agar pandangan polisi itu terhalang dan tak melihatnya.

Nahas. Karena terlalu ke pinggir, sepeda motor Fitri menyerempet pembatas jalan. Brakk..Fitri terjatuh tepat di seberang Polsek Percut Seituan. Sontak pengendara lain jadi berhenti. Bersama warga, menolong Fitri yang tersungkur ke aspal dan terluka. Sementara, kedua polisi itu tak melihat dan tetap berjalan ke polsek.

“Aku gugup Bang. Takut sama polisi, trauma nanti dirazia. Lengkap memang aku, ada STNK dan SIM. Cuma, nanti ada aja alasan polisi buat minta duit. Soalnya duitku pas-pasan ini, buat beli susu anakku,” terang Fitri.

Kenapa begitu trauma melihat polisi? Fitri mengaku punya pengalaman pahit tahun lalu. Saat itu, dia kena razia di kawasan Cemara Asri dan ditilang. Diproses di Polresta Medan, Fitri jadi tambah pusing. Karena memakan waktu dan uang. Sejak itulah, dia ketakutan tiap melihat polisi.

Apalagi saat ada razia atau polisi berada di dekatnya saat berkendara. Dia selalu berfikir akan dirazia, lalu uangnya bakal tersedot. “Aku trauma sama polisi Bang. Tiap melihat polisi, aku ingin cepat-cepat jauh. Rasanya deg-degan jantungku, ketakutan sendiri aku Bang,” ujar Fitri saat mengobati lukanya di Klinik Fajar.

Fitri memang hanya mengalami luka di kepala dan kakinya karena terjatuh ke aspal. “Aku sih pingin gak takut lagi kalau lihat polisi. Tapi belum bisa sampai sekarang,” tambahnya. Mendengar cerita itu, warga jadi tersenyum. Bahkan ada yang tertawa. “Kalau trauma atau fobia sama polisi, bukan hanya cewek yang jatuh tadi. Kami juga kadang trauma kalau naik sepeda motor nampak polisi. Takut dirazia juga,” ujar Wawan, warga setempat sambil tertawa.(mri)

 

 

Foto: Amri/PM Fitri tersungkur dari atas motornya, karena takut lihat polisi. Katanya, ia hanya bawa uang pas-pasan.
Foto: Amri/PM
Fitri tersungkur dari atas motornya, karena takut lihat polisi. Katanya, ia hanya bawa uang pas-pasan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rasa trauma Fitri (32) kepada polisi, begitu mendalam. Gara-gara melihat polisi menyeberang di depan Polsek Percut Seituan, kemarin (15/4), dia gemetaran dan tersungkur. Alamak!

Ibu rumah tangga yang menetap di Jalan Kenanga Baru, Percut Seituan itu terluka. Kala itu, dia melintas mengendarai Smash biru 1988 AZ sekira pukul 11.00 WIB. Niatnya, mau ke Pasar Bengkok, tak jauh dari Aksara Plaza. Meski memiliki SIM juga membawa STNK kendaraan serta menggunakan helm, Fitri gugup saat melihat 2 oknum polisi, menyeberang jalan menuju polsek.

Trauma membuat Fitri berpikir polisi itu hendak menghentikannya. Fitri jadi gemetaran dan coba menghindar. Dia merapatkan sepeda motornya ke sisi kanan jalan, dan mengekor kendaraan lain. Tujuannya, agar pandangan polisi itu terhalang dan tak melihatnya.

Nahas. Karena terlalu ke pinggir, sepeda motor Fitri menyerempet pembatas jalan. Brakk..Fitri terjatuh tepat di seberang Polsek Percut Seituan. Sontak pengendara lain jadi berhenti. Bersama warga, menolong Fitri yang tersungkur ke aspal dan terluka. Sementara, kedua polisi itu tak melihat dan tetap berjalan ke polsek.

“Aku gugup Bang. Takut sama polisi, trauma nanti dirazia. Lengkap memang aku, ada STNK dan SIM. Cuma, nanti ada aja alasan polisi buat minta duit. Soalnya duitku pas-pasan ini, buat beli susu anakku,” terang Fitri.

Kenapa begitu trauma melihat polisi? Fitri mengaku punya pengalaman pahit tahun lalu. Saat itu, dia kena razia di kawasan Cemara Asri dan ditilang. Diproses di Polresta Medan, Fitri jadi tambah pusing. Karena memakan waktu dan uang. Sejak itulah, dia ketakutan tiap melihat polisi.

Apalagi saat ada razia atau polisi berada di dekatnya saat berkendara. Dia selalu berfikir akan dirazia, lalu uangnya bakal tersedot. “Aku trauma sama polisi Bang. Tiap melihat polisi, aku ingin cepat-cepat jauh. Rasanya deg-degan jantungku, ketakutan sendiri aku Bang,” ujar Fitri saat mengobati lukanya di Klinik Fajar.

Fitri memang hanya mengalami luka di kepala dan kakinya karena terjatuh ke aspal. “Aku sih pingin gak takut lagi kalau lihat polisi. Tapi belum bisa sampai sekarang,” tambahnya. Mendengar cerita itu, warga jadi tersenyum. Bahkan ada yang tertawa. “Kalau trauma atau fobia sama polisi, bukan hanya cewek yang jatuh tadi. Kami juga kadang trauma kalau naik sepeda motor nampak polisi. Takut dirazia juga,” ujar Wawan, warga setempat sambil tertawa.(mri)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/