27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pekan Ini Relokasi Pedagang Aksara Ditentukan

Nasib Pedagang
Kebingungan dan kekhawatiran para pedagang Pasar Aksara burujung pada sikap nekad. Sejumlah pedagang berjualan di atas parit, di depan gedung Buana Plaza dan Pasar Aksara dan juga di Jalan HM Yamin, samping gedung Pasar Aksara, Minggu (17/7) siang.

Dikatakan para pedagang itu, hal tersebut mereka lakukan, semata-mata untuk memenuhi kebutuhan mereka. “Pasar penampungan belum jelas Bang. Tidak tahu kami nunggu sampai kapan,” ujar seorang pedagang sepatu Elok saat ditemui Sumut Pos.

Selain itu, dikatakan Elok kalau dirinya juga harus berjualan, untuk mengganti kerugian atas barang yang ludes terbakar. Dikatakannya, akibat kejadian itu, dirinya merugi sampai sekitar Rp250 juta. Untuk itu, disebutnya jika dirinya harus kembali belanja, untuk kembali berjualan sepatu sekolah. “Kalau soal pembeli, seperti yang kita lihat. Kalau daerah sini, memang ramai pembeli,” sambung Elok.

Oleh karena itu, wanita yang tinggal di kawasan Jalan Mandala itu mengatakan jika dirinya dan pedagang lain, berharap agar relokasi tidak jauh dari Pasar Aksara. Untuk itu, disebutnya untuk pemerintah mendengar dan memperhatikan.

Pedagang lainnya, Lena Simbolon juga mengaku nekad berjualan di atas parit, demi memenuhi kebutuhan hidup dan membayar kerugian. Namun berbeda dengan Elok, Lena hanya menjual sisa barang yang berhasil diselamatkannya saja. Bahkan, agar uangnya dapat cepat berputar, dirinya terpaksa menurunkan harga, walau mengurangi keuntungan.

Selain berdagang di atas parit, sejumlah pedagang juga berjualan di emperan rumah toko (ruko) yang berada tepat di seberang gedung Buana Plaza. Namun di sana, sekitar 20 pedagang itu, membayar Rp4 juta perbulan. Namun, pembayaran dilakukan dengan cara mengutip setiap pedagang Rp 10 ribu perhari. “Perjanjiannya sama pemilik ruko ini, 1 bulan ini saja, ” ujar seorang pedagang, Kamerun Ginting singkat. (ain/prn/ije)

 

Nasib Pedagang
Kebingungan dan kekhawatiran para pedagang Pasar Aksara burujung pada sikap nekad. Sejumlah pedagang berjualan di atas parit, di depan gedung Buana Plaza dan Pasar Aksara dan juga di Jalan HM Yamin, samping gedung Pasar Aksara, Minggu (17/7) siang.

Dikatakan para pedagang itu, hal tersebut mereka lakukan, semata-mata untuk memenuhi kebutuhan mereka. “Pasar penampungan belum jelas Bang. Tidak tahu kami nunggu sampai kapan,” ujar seorang pedagang sepatu Elok saat ditemui Sumut Pos.

Selain itu, dikatakan Elok kalau dirinya juga harus berjualan, untuk mengganti kerugian atas barang yang ludes terbakar. Dikatakannya, akibat kejadian itu, dirinya merugi sampai sekitar Rp250 juta. Untuk itu, disebutnya jika dirinya harus kembali belanja, untuk kembali berjualan sepatu sekolah. “Kalau soal pembeli, seperti yang kita lihat. Kalau daerah sini, memang ramai pembeli,” sambung Elok.

Oleh karena itu, wanita yang tinggal di kawasan Jalan Mandala itu mengatakan jika dirinya dan pedagang lain, berharap agar relokasi tidak jauh dari Pasar Aksara. Untuk itu, disebutnya untuk pemerintah mendengar dan memperhatikan.

Pedagang lainnya, Lena Simbolon juga mengaku nekad berjualan di atas parit, demi memenuhi kebutuhan hidup dan membayar kerugian. Namun berbeda dengan Elok, Lena hanya menjual sisa barang yang berhasil diselamatkannya saja. Bahkan, agar uangnya dapat cepat berputar, dirinya terpaksa menurunkan harga, walau mengurangi keuntungan.

Selain berdagang di atas parit, sejumlah pedagang juga berjualan di emperan rumah toko (ruko) yang berada tepat di seberang gedung Buana Plaza. Namun di sana, sekitar 20 pedagang itu, membayar Rp4 juta perbulan. Namun, pembayaran dilakukan dengan cara mengutip setiap pedagang Rp 10 ribu perhari. “Perjanjiannya sama pemilik ruko ini, 1 bulan ini saja, ” ujar seorang pedagang, Kamerun Ginting singkat. (ain/prn/ije)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/