25.6 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Sinabung Meletus Dahsyat, Langit Karo Gelap Gulita

Erupsi susulan disertai guguran awan panas masih terjadi hingga pukul 13.00 WIB. Tebalnya abu juga mengganggu aktivitas warga, khususnya pengendara. “Terjebak aku tadi dua jam di kawasan Desa Pertibi. Jalan tiba-tiba gelap. Abu sangat tebal, lampu mobil pun tak bisa menembus. Parah kali abunya. Jalan pun tak keliatan lagi,” kata Riza, salah seorang sopir yang pagi itu mengantar barang kelontong ke Desa Pertibi.

Indah Tarigan, warga Desa Munte, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo yang berjarak 12 km dari Gunung Sinabung menceritakan letusan terdengar sekitar pukul 08.50 WIB. Indah mengira awalnya suara tersebut bukan berasal dari letusan Gunung Sinabung.

“Tadi kedengaran suara dentumannya keras, kami keluar rumah. Kami pikir ada kecelakaan atau apa, ternyata gunungnya yang meletus,” ucap Indah, seperti dikutip dari Kumparan.

Setelah itu, langit yang awalnya cerah berangsur-angsur gelap. Matahari juga tidak terlihat jelas. “Langit itu gelap gulita, ketutup abu vulkaniknya. Bukan karena mendung,” ucapnya.

Selain langit gelap, bau belerang juga tercium di Desa Munte. Warga juga tidak bisa bernapas dengan nyaman karena banyaknya abu dan bau belerang tersebut.

“Nggak pernah seperti ini di tempat saya, sebelum-sebelunya belum pernah. Dari 2010 itu Gunung Sinabung meletus nggak pernah seperti ini, biasanya cuma kena dampak abunya saja. Ini bau belerangnya menyengat dan gelap gulita gara-gara tertutup abu,” ujar Indah.

Warga di Desa Munte memilih untuk tidak keluar rumah. Mereka takut terkena dampak letusan Gunung Sinabung. “Anak saya yang SMP udah pulang, disuruh pulang, yang kerja di kebun juga pada pulang. Jadi aktivitas itu terhenti ya takut,” katanya.

“Kami yang jauh aja kayak gini, apalagi yang dekat. Tadi kami dengar juga ada desa yang hujan kerikil,” imbuh Indah.

Erupsi susulan disertai guguran awan panas masih terjadi hingga pukul 13.00 WIB. Tebalnya abu juga mengganggu aktivitas warga, khususnya pengendara. “Terjebak aku tadi dua jam di kawasan Desa Pertibi. Jalan tiba-tiba gelap. Abu sangat tebal, lampu mobil pun tak bisa menembus. Parah kali abunya. Jalan pun tak keliatan lagi,” kata Riza, salah seorang sopir yang pagi itu mengantar barang kelontong ke Desa Pertibi.

Indah Tarigan, warga Desa Munte, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo yang berjarak 12 km dari Gunung Sinabung menceritakan letusan terdengar sekitar pukul 08.50 WIB. Indah mengira awalnya suara tersebut bukan berasal dari letusan Gunung Sinabung.

“Tadi kedengaran suara dentumannya keras, kami keluar rumah. Kami pikir ada kecelakaan atau apa, ternyata gunungnya yang meletus,” ucap Indah, seperti dikutip dari Kumparan.

Setelah itu, langit yang awalnya cerah berangsur-angsur gelap. Matahari juga tidak terlihat jelas. “Langit itu gelap gulita, ketutup abu vulkaniknya. Bukan karena mendung,” ucapnya.

Selain langit gelap, bau belerang juga tercium di Desa Munte. Warga juga tidak bisa bernapas dengan nyaman karena banyaknya abu dan bau belerang tersebut.

“Nggak pernah seperti ini di tempat saya, sebelum-sebelunya belum pernah. Dari 2010 itu Gunung Sinabung meletus nggak pernah seperti ini, biasanya cuma kena dampak abunya saja. Ini bau belerangnya menyengat dan gelap gulita gara-gara tertutup abu,” ujar Indah.

Warga di Desa Munte memilih untuk tidak keluar rumah. Mereka takut terkena dampak letusan Gunung Sinabung. “Anak saya yang SMP udah pulang, disuruh pulang, yang kerja di kebun juga pada pulang. Jadi aktivitas itu terhenti ya takut,” katanya.

“Kami yang jauh aja kayak gini, apalagi yang dekat. Tadi kami dengar juga ada desa yang hujan kerikil,” imbuh Indah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/