30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Jangan Biarkan Kami Menderita…

Foto: Fachril/Sumut Pos
Sejumlah warga dan anak-anak di Kecamatan Medan Belawan tampak bermain di genangan air akibat banjir rob.

SUMUTPOS.CO – Genangan air pasang laut atau banjir rob yang menggenangi seluruh lingkungan masyarakat yang bermukim di Kecamatan Medan Belawan menjadi ancaman serius. Pasalnya, tak hanya menggangu aktivitas kehidupan, tapi juga menjadi ancaman bisa menimbulkan penyakit.

Genangan air laut yang tidak dapat dipungkiri akibat berkembangnya pembangunan di pesisir pantai yang mengakibatkan volume air semakin meningkat. Begitulah yang dirasakan masyarakat di lokasi itu.

Syukur, warga setempat mengaku, sangat resah dengan datangnya musim air pasang laut yang terjadi setiap bulan. Pasalnya, volume air yang semakin meningkat telah membanjiri seluruh pemukiman warga di Belawan.

“Kalau kami ditanya, sudah sangat resah dengan air pasang ini. Pemerintah jangan biarkan kami menderita karena air pasang. Harapan kami, pemerintah harus turun ke lapangan dan mencari solusi dengan nasib yang kami alami,” hara Syukur, Minggu (22/10).

Dikatakan pria yang juga aktif di lembaga Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) ini, peningkatan air pasang yang semakin hari semakin tinggi disebabkan dengan abainya pemerintah untuk mengawasi pembangunan dan melestarikan hutan manggrove di Pantai Belawan.

“Sekarang air pasang sudah menyeluruh dirasakan masyarakat, dulu hanya semata kaki, kalau sekarang sudah mencapai 50 cm hingga 100 cm. Ini sudah sangat membahayakan bagi masyarakat di Belawan,” kata Syukur.

Dampak yang akan dirasakan masyarakat, lanjut Syukur, rusaknya bangunan rumah serta perabotan rumah tangga dan fasilitas insfrastrukut akibat air pasang.

“Kalau sekarang, masyarakat malam harus hati – hati tidur malam, karena air pasang malam hari semakin tinggi. Jadi, kendaraan dan rumah serta perabotan pasti banyak yang rusak. Begitu juga dengan pemerintah, memperbaiki insfranstruktur di Belawan tidak ada gunanya, pasti akan rusak. Jadi, air pasang harus dipikirkan lebih dahulu agar dampak lain tidak dirasakan masyarakat,” kata Syukur.

Foto: Fachril/Sumut Pos
Sejumlah warga dan anak-anak di Kecamatan Medan Belawan tampak bermain di genangan air akibat banjir rob.

SUMUTPOS.CO – Genangan air pasang laut atau banjir rob yang menggenangi seluruh lingkungan masyarakat yang bermukim di Kecamatan Medan Belawan menjadi ancaman serius. Pasalnya, tak hanya menggangu aktivitas kehidupan, tapi juga menjadi ancaman bisa menimbulkan penyakit.

Genangan air laut yang tidak dapat dipungkiri akibat berkembangnya pembangunan di pesisir pantai yang mengakibatkan volume air semakin meningkat. Begitulah yang dirasakan masyarakat di lokasi itu.

Syukur, warga setempat mengaku, sangat resah dengan datangnya musim air pasang laut yang terjadi setiap bulan. Pasalnya, volume air yang semakin meningkat telah membanjiri seluruh pemukiman warga di Belawan.

“Kalau kami ditanya, sudah sangat resah dengan air pasang ini. Pemerintah jangan biarkan kami menderita karena air pasang. Harapan kami, pemerintah harus turun ke lapangan dan mencari solusi dengan nasib yang kami alami,” hara Syukur, Minggu (22/10).

Dikatakan pria yang juga aktif di lembaga Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) ini, peningkatan air pasang yang semakin hari semakin tinggi disebabkan dengan abainya pemerintah untuk mengawasi pembangunan dan melestarikan hutan manggrove di Pantai Belawan.

“Sekarang air pasang sudah menyeluruh dirasakan masyarakat, dulu hanya semata kaki, kalau sekarang sudah mencapai 50 cm hingga 100 cm. Ini sudah sangat membahayakan bagi masyarakat di Belawan,” kata Syukur.

Dampak yang akan dirasakan masyarakat, lanjut Syukur, rusaknya bangunan rumah serta perabotan rumah tangga dan fasilitas insfrastrukut akibat air pasang.

“Kalau sekarang, masyarakat malam harus hati – hati tidur malam, karena air pasang malam hari semakin tinggi. Jadi, kendaraan dan rumah serta perabotan pasti banyak yang rusak. Begitu juga dengan pemerintah, memperbaiki insfranstruktur di Belawan tidak ada gunanya, pasti akan rusak. Jadi, air pasang harus dipikirkan lebih dahulu agar dampak lain tidak dirasakan masyarakat,” kata Syukur.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/