25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ajib Shah dan Saleh Bangun Absen karena Sakit

Dalam sidang itu, selain kedelapan mantan dan anggota DPRD Sumut, Jaksa KPK juga kembali menghadirkan mantan Sekwan DPRD Sumut, Randiman Tarigan, mantan Bendahara DPRD, Ali Hanafiah mantan Sekda Provsu Nurdin Lubis, mantan Kabiro Keuangan Baharuddin Siagian dan mantan anggota DPRD Sumut Zulkarnain alias Zul Jenggot. Kehadiran mereka untuk mengkonfrontir keterangan delapan mantan dan anggota DPRD Sumut.

Dalam kasus ini, terdapat 8 item tujuan pemberian gratifikasi itu. Pertama, Gatot ingin pimpinan serta anggota DPRD Sumut 2009-2014 periode 2014-2019 memberikan persetujuan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan (LPJP) Anggaran Prndapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut Tahun Anggaran (TA) 2012.

Kemudian, menyetujui Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2013, Persetujuan terhadap APBD Provinsi Sumut TA 2014, menyetujui Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2014,  menyetujui APBD Provinsi Sumut TA 2015, menyetujui LPJP APBD Provinsi Sumut TA 2014, dan menyetujui terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)APBD Provinsi Sumut TA 2014; serta Pembatalan Pengajuan Hak Interpelasi Anggota DPRD Sumut Tahun 2015.

Pada suap untuk persetujuan LPJP APBD Provinsi Sumut TA 2012, Gatot memberikan uang kepada seluruh anggota, Sekretaris Fraksi, Ketua Fraksi, Wakil Ketua dan Ketua DPRD Sumut. Total yang diberikan Rp 1.550.000.000.

Untuk persetujuan terhadap Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2013, Gatot memberikan total Rp 2.550.000.000.  Lalu, untuk persetujuan terhadap APBD Provinsi Sumut TA 2014, Gatot memberikan “uang ketok” Rp 44.260.000.000.

Kemudian untuk persetujuan dan pengesahan Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2014 dan pengesahan APBD Provinsi Sumut TA 2015, Gatot memberikan  Rp 11.675.000.000. Untuk persetujuan LPJP APBD Provinsi Sumut TA 2014, Gatot menberikan Rp 300 juta. Sementara untuk persetujuan terhadap LKPJ APBD Provinsi Sumut TA 2014, Gatot memerintahkan pemberian Rp 500.000.000.

Terakhir untuk pembatalan  pengajuan Hak Interpelasi Anggota DPRD Sumut Tahun 2015, Gatot memberi Rp 1.000.000.0000. Uang itu dibagikan kepada Fraksi PDIP, Fraksi Golkar, Fraksi Gerindra, Fraksi PAN, Fraksi Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Persatuan Pembangunan.

Masih dalam kasus yang sama pada kasus suap dengan total uang Rp61,8 miliar ini juga menjerat 5 pimpinan DPRD Sumut periode 2009-2014. Kelimanya telah diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta. Untuk Ajib Shah dan Saleh Bangun divonis 4 tahun penjara, Chaidir Ritonga dan Sigit Pramono Asri divonis 4,5 tahun penjara. (gus/ila)

 

Dalam sidang itu, selain kedelapan mantan dan anggota DPRD Sumut, Jaksa KPK juga kembali menghadirkan mantan Sekwan DPRD Sumut, Randiman Tarigan, mantan Bendahara DPRD, Ali Hanafiah mantan Sekda Provsu Nurdin Lubis, mantan Kabiro Keuangan Baharuddin Siagian dan mantan anggota DPRD Sumut Zulkarnain alias Zul Jenggot. Kehadiran mereka untuk mengkonfrontir keterangan delapan mantan dan anggota DPRD Sumut.

Dalam kasus ini, terdapat 8 item tujuan pemberian gratifikasi itu. Pertama, Gatot ingin pimpinan serta anggota DPRD Sumut 2009-2014 periode 2014-2019 memberikan persetujuan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan (LPJP) Anggaran Prndapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut Tahun Anggaran (TA) 2012.

Kemudian, menyetujui Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2013, Persetujuan terhadap APBD Provinsi Sumut TA 2014, menyetujui Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2014,  menyetujui APBD Provinsi Sumut TA 2015, menyetujui LPJP APBD Provinsi Sumut TA 2014, dan menyetujui terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)APBD Provinsi Sumut TA 2014; serta Pembatalan Pengajuan Hak Interpelasi Anggota DPRD Sumut Tahun 2015.

Pada suap untuk persetujuan LPJP APBD Provinsi Sumut TA 2012, Gatot memberikan uang kepada seluruh anggota, Sekretaris Fraksi, Ketua Fraksi, Wakil Ketua dan Ketua DPRD Sumut. Total yang diberikan Rp 1.550.000.000.

Untuk persetujuan terhadap Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2013, Gatot memberikan total Rp 2.550.000.000.  Lalu, untuk persetujuan terhadap APBD Provinsi Sumut TA 2014, Gatot memberikan “uang ketok” Rp 44.260.000.000.

Kemudian untuk persetujuan dan pengesahan Perubahan APBD Provinsi Sumut TA 2014 dan pengesahan APBD Provinsi Sumut TA 2015, Gatot memberikan  Rp 11.675.000.000. Untuk persetujuan LPJP APBD Provinsi Sumut TA 2014, Gatot menberikan Rp 300 juta. Sementara untuk persetujuan terhadap LKPJ APBD Provinsi Sumut TA 2014, Gatot memerintahkan pemberian Rp 500.000.000.

Terakhir untuk pembatalan  pengajuan Hak Interpelasi Anggota DPRD Sumut Tahun 2015, Gatot memberi Rp 1.000.000.0000. Uang itu dibagikan kepada Fraksi PDIP, Fraksi Golkar, Fraksi Gerindra, Fraksi PAN, Fraksi Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Persatuan Pembangunan.

Masih dalam kasus yang sama pada kasus suap dengan total uang Rp61,8 miliar ini juga menjerat 5 pimpinan DPRD Sumut periode 2009-2014. Kelimanya telah diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta. Untuk Ajib Shah dan Saleh Bangun divonis 4 tahun penjara, Chaidir Ritonga dan Sigit Pramono Asri divonis 4,5 tahun penjara. (gus/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/