25 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Korban Beras Plastik Berjatuhan di Medan, Kadis Cuek

Warga Tanjungsari yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga mengandung plastik adalah adalah Bunga Sinta (10), warga Jalan Setia Budi, Lingkungan IX, Tanjungsari. Bunga dilarikan ke RS Sari Mutiara pada hari Sabtu (23/5) sekitar pukul 17.00 WIB karena tubuhnya yang semakin lemas karena lambungnya luka diduga setelah mengonsumsi beras plastik. Sang ibu, Suriani, mengaku sebelum ke rumah sakit anaknya lebih dulu dilarikan ke klinik terdekat. “Dokter menyarankan untuk memberinya bubur,” kata ibu dari empat anak ini, kemarin.
Anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD ini, mulai jatuh sakit sekitar 2 pekan lalu setelah sekitar dua hari keluarganya mengonsumsi Beras Kuku Balam Cap Mangga Dua. “Anak saya ini sebelumnya belum pernah kumatnya seperti ini. Sekitar 2 minggu lalu dia ngeluh perutnya sakit, terus saya periksa dan disarankan sama dokter klinik dimasakkan bubur. Nah, pas saya masak bubur baru saya lihat kalau ada yang lain dengan beras itu. Kerak sisa masak bubur itu tidak biasa, lebih tebal dan alot seperti plastik,” katanya.
Setelah curiga dengan beras tersebut, ia pun langsung melaporkan ke kepling dan sisa berasnya langsung diserahkan ke Polsek Sunggal. “Pas anak saya mules, saya dan 3 anak saya yang lain sempat mencret. Tapi tidak ada pikiran karena beras itu, paling diare biasa gitu aja. Karena pas dimasak biasa, yah seperti nasi biasanya. Kelihatannya saat saya buat jadi bubur aja, baru di situ curiga,” ujarnya.
Kakak korban, Debi, yang saat itu membeli beras tersebut juga mengakui hal sama. “Kami memang belum pernah makan yang merek Mangga Dua. Biasanya yang belanja mama, tapi kemarin saya yang disuruh jadi saya beli merek itu 10 kg harganya Rp95 ribu di Pajak Pagi Setia Budi-Tanjungrejo,” kata Debbi.
Siswa SMK kelas X di Muhammadiyah Pasar 1 ini mengaku, sebelumnya adiknya tidak ada mengonsumsi makanan lain yang diduga menyebabkan lambungnya kambuh. “Sama, saya juga curiganya sama beras karena memang pas kami bawa ke kepling, keplingnya juga bilang kalau keraknya gak biasa. Kayak plastik, tebal. Sebelumnya juga kami diare sekeluarga tapi adik saya yang mungkin gak tahan,” katanya.
Direktur RS Sari Mutiara Dr Taslim Sholin mengatakan, pasien mengalami diare hingga membuat tubuhnya lemas. “Dia diare, memang diare itu penyebabnya makanan tapi kita gak tahu apakah ada hubungannya dengan beras plastik itu atau gak. Pasien sudah mulai pulih setelah mendapat perawatan oleh dokter dan perawat,” katanya singkat.
Sementara itu, Pengamat Kesehatan Sumut, Umar Zein saat dimintai keterangan soal bahayanya kandungan plastik di beras, ia belum bisa bekomentar banyak karena belum melihat langsung sampel atau kandungan di dalamnya. “Kasus beras pakai pemutih dan plastik cukup berbahaya pastinya bagi kesehatan, kemungkinan efek jangka panjang ada,” ujarnya. (dik/put/ris/ain/rbb)

Warga Tanjungsari yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga mengandung plastik adalah adalah Bunga Sinta (10), warga Jalan Setia Budi, Lingkungan IX, Tanjungsari. Bunga dilarikan ke RS Sari Mutiara pada hari Sabtu (23/5) sekitar pukul 17.00 WIB karena tubuhnya yang semakin lemas karena lambungnya luka diduga setelah mengonsumsi beras plastik. Sang ibu, Suriani, mengaku sebelum ke rumah sakit anaknya lebih dulu dilarikan ke klinik terdekat. “Dokter menyarankan untuk memberinya bubur,” kata ibu dari empat anak ini, kemarin.
Anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD ini, mulai jatuh sakit sekitar 2 pekan lalu setelah sekitar dua hari keluarganya mengonsumsi Beras Kuku Balam Cap Mangga Dua. “Anak saya ini sebelumnya belum pernah kumatnya seperti ini. Sekitar 2 minggu lalu dia ngeluh perutnya sakit, terus saya periksa dan disarankan sama dokter klinik dimasakkan bubur. Nah, pas saya masak bubur baru saya lihat kalau ada yang lain dengan beras itu. Kerak sisa masak bubur itu tidak biasa, lebih tebal dan alot seperti plastik,” katanya.
Setelah curiga dengan beras tersebut, ia pun langsung melaporkan ke kepling dan sisa berasnya langsung diserahkan ke Polsek Sunggal. “Pas anak saya mules, saya dan 3 anak saya yang lain sempat mencret. Tapi tidak ada pikiran karena beras itu, paling diare biasa gitu aja. Karena pas dimasak biasa, yah seperti nasi biasanya. Kelihatannya saat saya buat jadi bubur aja, baru di situ curiga,” ujarnya.
Kakak korban, Debi, yang saat itu membeli beras tersebut juga mengakui hal sama. “Kami memang belum pernah makan yang merek Mangga Dua. Biasanya yang belanja mama, tapi kemarin saya yang disuruh jadi saya beli merek itu 10 kg harganya Rp95 ribu di Pajak Pagi Setia Budi-Tanjungrejo,” kata Debbi.
Siswa SMK kelas X di Muhammadiyah Pasar 1 ini mengaku, sebelumnya adiknya tidak ada mengonsumsi makanan lain yang diduga menyebabkan lambungnya kambuh. “Sama, saya juga curiganya sama beras karena memang pas kami bawa ke kepling, keplingnya juga bilang kalau keraknya gak biasa. Kayak plastik, tebal. Sebelumnya juga kami diare sekeluarga tapi adik saya yang mungkin gak tahan,” katanya.
Direktur RS Sari Mutiara Dr Taslim Sholin mengatakan, pasien mengalami diare hingga membuat tubuhnya lemas. “Dia diare, memang diare itu penyebabnya makanan tapi kita gak tahu apakah ada hubungannya dengan beras plastik itu atau gak. Pasien sudah mulai pulih setelah mendapat perawatan oleh dokter dan perawat,” katanya singkat.
Sementara itu, Pengamat Kesehatan Sumut, Umar Zein saat dimintai keterangan soal bahayanya kandungan plastik di beras, ia belum bisa bekomentar banyak karena belum melihat langsung sampel atau kandungan di dalamnya. “Kasus beras pakai pemutih dan plastik cukup berbahaya pastinya bagi kesehatan, kemungkinan efek jangka panjang ada,” ujarnya. (dik/put/ris/ain/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/