31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Siti Cium Tangan Suami Sebelum Pergi

Foto: Amri/PM Jenazah Siti Aminah saat diturunkan dari mobil pick up, rabu (26/11/2014).
Foto: Amri/PM
Jenazah Siti Aminah saat diturunkan dari mobil pick up, Rabu (26/11/2014). Korban ditabrak digilas truk sepulang mengajar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nyoman (43) tak menyangka, Rabu (26/11) pagi adalah hari terakhirnya bertemu istrinya, Siti Aminah (36). Usai mencium tangan suami, guru SMPN 27 itu pamitan dan siangnya Siti Aminah tewas ditabrak truk tangki pengangkut air minum isi ulang saat melintas mengendarai sepeda motor, di Jl Menteng VII, Kec. Medan Denai.

Ibu 2 anak yang 3 tahun belakangan ngontrak di Jl Pondok Nusantara Blok G, Desa Mariendal, Kec. Patumbak, Deliserdang itu tewas mengenaskan dengan kondisi mengenaskan, kepala dan perutnya pecah terlindas.

Saat itu Siti mengendarai Vario BK 5899 ADB. Dia baru pulang mengajar dari SMPN 27 Jl. Pancing, sekitar pukul 12.00 WIB. Siti melintasi Jl. Menteng VII menuju kediamannya. Tepat di lokasi kejadian, seperti keterangan beberapa saksi yang ditemui, tak jauh dari Yayasan Perguruan Vermatidasi, sebuah angkot yang searah dengannya dari arah Jermal, terlihat melaju kencang menuju Terminal Amplas.

Begitu tepat di belakang kendaraan Siti, angkot itu mendadak menyalip. Sontak Siti kaget. Keretanya oleng dan akhirnya Siti terjatuh di aspal. Naas, truk tangki BK 9480 CH yang dikemudikan Wahyudi Suryono (25) yang datang dari arah yang sama, langsung menyambar tubuh Siti. Sopir asal Desa Lawe Diski, Kec. Babul Makmur, Kab. Aceh Tenggara, sempat coba mengelak tapi terlambat.

“Ibu itu sendirian bawa sepeda motor Bang, langsung jatuh saya lihat pas disalip angkot, terus disambar colt diesel. Ada suara macam ban pecah, rupanya perut ibu itu yang pecah,” ujar Mila (45), warga yang saat itu melihat kejadian. “Truk itu langsung melindas perut dan sebagian badan ibu itu,” sambar Sapri, warga sekitar.

Seorang ibu yang belakangan diketahui bernama Ria, terlihat histeris dan menangis meski mengaku tak kenal Siti. “Nggak nyangka kali saya, langsung meninggal dia dilindas truk itu,” teriaknya, histeris melihat darah korban berceceran.

Tak menunggu lama, lokasi kejadian dikerumuni warga. Jasad Siti yang tergeletak di pinggir jalan, jadi tontonan.

Beruntung ada warga yang langsung menutupi wajah dan tubuh Siti dengan koran. Namun, ada saja warga yang membuka koran untuk melihat wajah Siti, sekedar ingin melihat, dan memastikan apakah mereka mengenalnya. Personel Sat Lantas Polsek Medan Area, juga akhirnya tiba.

Selain mengamankan lokasi dari kemacetan, polisi berinisiatif membawa jasad Siti ke RS Pirngadi Medan dengan minta tolong pada pengemudi pick up Suzuki hitam BK 9176 MM. Sekitar sejam, jasad Siti jadi tontonan dan akhirnya dibawa. Sementara, Wahyudi sendiri tak kabur begitu melindas Siti.

“Sopirnya nggak lari Bang, dia turun begitu melindas ibu itu. Sekarang sopirnya sudah diamankan polisi,” kata Sahrial, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi. “Korban dibawa ke RSU Pirngadi, sopir dan truknya dibawa ke Satlantas Polresta Medan guna dimintai keterangan,” ungkap personel Satlantas Polsek Medan Area, Brigadir Jufri.

 

SUAMI KORBAN MENANGIS

Sementara, Nyoman, suami Siti, tak sanggup membendung tangisnya begitu melihat jasad istrinya di kamar mayat RSU Pirngadi. Usai meluapkan emosinya, Nyoman tampak terduduk lesu. Berkali kali ditanyai, Nyoman tak merespon. Pandangannya kosong, menatap sesuatu yang tak pasti.

Setelah bahunya disentuh, barulah dia tersentak dan mau bercerita. Diakuinya, selepas sarapan pagi, ada hal yang membuat Nyoman kaget. Siti mencium tangannya dan tersenyum. Nyoman sempat heran namun tak berpikir ada kejadian aneh. Pasalnya, Siti tak biasanya bersikap begitu saat berangkat mengajar. Siangnya, barulah Nyoman tersentak. Ponselnya berdering dan tertera panggilan dari istrinya.

Nyoman sempat kaget begitu mendengar yang bicara pria. Kekagetannya makin menjadi setelah pria itu, yang ternyata polisi, mengabarkan kematian Siti. “Pas pagi tadi, dia senyum dan cium tanganku, rupanya itu senyuman terakhir buatku. Sedih rasanya,” ujar Nyoman.

Dibeber Nyoman, dia dan istrinya mengontrak rumah sejak tiga tahun yang lalu di Perumahan Pondok Nusantara Mariendal. Bahkan saat ini, mereka masih menabung untuk menyekolahkan anak mereka yang paling besar untuk masuk SMP.

Sayang, beberapa kali cerita Nyoman terputus. Sebab dia kerap terisak mengenang istrinya. Belakangan, Nyoman langsung histeris menangis. “Aduh! Kenapa ini terjadi, kepalaku mau pecah. Kok kau tinggalin aku Siti, sama siapa aku nanti Siti,” histeris Nyoman, memaksa keamanan rumah sakit menenangkan.(mri/trg)

 

Foto: Amri/PM Jenazah Siti Aminah saat diturunkan dari mobil pick up, rabu (26/11/2014).
Foto: Amri/PM
Jenazah Siti Aminah saat diturunkan dari mobil pick up, Rabu (26/11/2014). Korban ditabrak digilas truk sepulang mengajar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nyoman (43) tak menyangka, Rabu (26/11) pagi adalah hari terakhirnya bertemu istrinya, Siti Aminah (36). Usai mencium tangan suami, guru SMPN 27 itu pamitan dan siangnya Siti Aminah tewas ditabrak truk tangki pengangkut air minum isi ulang saat melintas mengendarai sepeda motor, di Jl Menteng VII, Kec. Medan Denai.

Ibu 2 anak yang 3 tahun belakangan ngontrak di Jl Pondok Nusantara Blok G, Desa Mariendal, Kec. Patumbak, Deliserdang itu tewas mengenaskan dengan kondisi mengenaskan, kepala dan perutnya pecah terlindas.

Saat itu Siti mengendarai Vario BK 5899 ADB. Dia baru pulang mengajar dari SMPN 27 Jl. Pancing, sekitar pukul 12.00 WIB. Siti melintasi Jl. Menteng VII menuju kediamannya. Tepat di lokasi kejadian, seperti keterangan beberapa saksi yang ditemui, tak jauh dari Yayasan Perguruan Vermatidasi, sebuah angkot yang searah dengannya dari arah Jermal, terlihat melaju kencang menuju Terminal Amplas.

Begitu tepat di belakang kendaraan Siti, angkot itu mendadak menyalip. Sontak Siti kaget. Keretanya oleng dan akhirnya Siti terjatuh di aspal. Naas, truk tangki BK 9480 CH yang dikemudikan Wahyudi Suryono (25) yang datang dari arah yang sama, langsung menyambar tubuh Siti. Sopir asal Desa Lawe Diski, Kec. Babul Makmur, Kab. Aceh Tenggara, sempat coba mengelak tapi terlambat.

“Ibu itu sendirian bawa sepeda motor Bang, langsung jatuh saya lihat pas disalip angkot, terus disambar colt diesel. Ada suara macam ban pecah, rupanya perut ibu itu yang pecah,” ujar Mila (45), warga yang saat itu melihat kejadian. “Truk itu langsung melindas perut dan sebagian badan ibu itu,” sambar Sapri, warga sekitar.

Seorang ibu yang belakangan diketahui bernama Ria, terlihat histeris dan menangis meski mengaku tak kenal Siti. “Nggak nyangka kali saya, langsung meninggal dia dilindas truk itu,” teriaknya, histeris melihat darah korban berceceran.

Tak menunggu lama, lokasi kejadian dikerumuni warga. Jasad Siti yang tergeletak di pinggir jalan, jadi tontonan.

Beruntung ada warga yang langsung menutupi wajah dan tubuh Siti dengan koran. Namun, ada saja warga yang membuka koran untuk melihat wajah Siti, sekedar ingin melihat, dan memastikan apakah mereka mengenalnya. Personel Sat Lantas Polsek Medan Area, juga akhirnya tiba.

Selain mengamankan lokasi dari kemacetan, polisi berinisiatif membawa jasad Siti ke RS Pirngadi Medan dengan minta tolong pada pengemudi pick up Suzuki hitam BK 9176 MM. Sekitar sejam, jasad Siti jadi tontonan dan akhirnya dibawa. Sementara, Wahyudi sendiri tak kabur begitu melindas Siti.

“Sopirnya nggak lari Bang, dia turun begitu melindas ibu itu. Sekarang sopirnya sudah diamankan polisi,” kata Sahrial, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi. “Korban dibawa ke RSU Pirngadi, sopir dan truknya dibawa ke Satlantas Polresta Medan guna dimintai keterangan,” ungkap personel Satlantas Polsek Medan Area, Brigadir Jufri.

 

SUAMI KORBAN MENANGIS

Sementara, Nyoman, suami Siti, tak sanggup membendung tangisnya begitu melihat jasad istrinya di kamar mayat RSU Pirngadi. Usai meluapkan emosinya, Nyoman tampak terduduk lesu. Berkali kali ditanyai, Nyoman tak merespon. Pandangannya kosong, menatap sesuatu yang tak pasti.

Setelah bahunya disentuh, barulah dia tersentak dan mau bercerita. Diakuinya, selepas sarapan pagi, ada hal yang membuat Nyoman kaget. Siti mencium tangannya dan tersenyum. Nyoman sempat heran namun tak berpikir ada kejadian aneh. Pasalnya, Siti tak biasanya bersikap begitu saat berangkat mengajar. Siangnya, barulah Nyoman tersentak. Ponselnya berdering dan tertera panggilan dari istrinya.

Nyoman sempat kaget begitu mendengar yang bicara pria. Kekagetannya makin menjadi setelah pria itu, yang ternyata polisi, mengabarkan kematian Siti. “Pas pagi tadi, dia senyum dan cium tanganku, rupanya itu senyuman terakhir buatku. Sedih rasanya,” ujar Nyoman.

Dibeber Nyoman, dia dan istrinya mengontrak rumah sejak tiga tahun yang lalu di Perumahan Pondok Nusantara Mariendal. Bahkan saat ini, mereka masih menabung untuk menyekolahkan anak mereka yang paling besar untuk masuk SMP.

Sayang, beberapa kali cerita Nyoman terputus. Sebab dia kerap terisak mengenang istrinya. Belakangan, Nyoman langsung histeris menangis. “Aduh! Kenapa ini terjadi, kepalaku mau pecah. Kok kau tinggalin aku Siti, sama siapa aku nanti Siti,” histeris Nyoman, memaksa keamanan rumah sakit menenangkan.(mri/trg)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/