26.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Awas, Air Pasang Maksimum

OIF UMSU Gunakan 14 Teleskop

Sementara, Rektor UMSU melalui Kepala Observatorium Ilmu Falak (OIF) Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar mengungkapkan, sejauh ini mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengamati momen tersebut. Di antaranya, menyiapkan seluruh teleskop yang dimiliki sebanyak 14 unit.

“Dari 14 teleskop yang digunakan, 8 unit ditempatkan pada lantai 7 atau bagian paling atas gedung (kampus Pascasarjana UMSU). Sedangkan 6 unit lagi diletakkan pada pelataran kampus, agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk melihatnya,” ungkap Dr Arwin saat ditemui, Selasa (30/1).

Diutarakannya, bagi masyarakat yang ingin melihat gerhana dari teleskop, tidak membuat aturan secara khusus. Hanya saja, masyarakat diminta tertib dan mengikuti petunjuk dari pegawai atau petugas yang ditempatkan.

“Kita tidak memberi batasan kepada masyarakat yang ingin berkunjung, diperkirakan dapat menampung hingga 5.000 orang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, setiap unit teleskop yang digunakan masyarakat nantinya dijaga oleh pegawai dan petugas keamanan kampus,” ucap Arwin.

Ia menyebutkan, mulai pukul 19.00 WIB sudah membuka kunjungan secara umum dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. Dibukanya secara umum ini, sudah berkoordinasi dengan instansi pemerintah setempat, seperti dinas perhubungan, kepolisian dan lainnya.

“Gerhana bulan diprediksi mulai terjadi sekitar pukul 18.48 WIB. Untuk puncaknya sekira pukul 20.30 WIB. Artinya, gerhana bulan kali ini bisa dinikmati dengan durasi sekitar 70 menit atau 1 jam lebih,” sebutnya.

Pada acara nantinya, lanjut dia, diadakan salat sunah gerhana berjamaah yang akan diimami oleh Prof Dr Nawir Yuslem (Wakil Ketua PWM Sumut). Salat sunah gerhana dilakukan setelah melaksanakan salat isya.

“Selain pengamatan dan salat sunah gerhana, kita juga mengadakan semacam bazar produk-produk astronomi atau ilmu falak. Seperti, teleskop, buku-buku yang berkaitan, souvenir, stiker dan lain sebagainya. Bahkan, ada doorprize bagi pengunjung yang beruntung karena dapat menjawab pertanyaan panitia,” jelasnya sembari mengatakan, dalam acara nanti ada pemandu yang memberi penjelasan kepada masyarakat atau pengunjung.

Menurutnya, gerhana bulan ini bisa disaksikan dengan mata ‘telanjang’ atau tanpa alat. Karena, tidak berdampak buruk atau berakibat terhadap alat penglihatan. Lain halnya dengan gerhana matahari, yang perlu alat pelindung berupa kacamata tertentu.

Dia mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak melewatkan momen langka atau terbilang istimewa ini. Khusus bagi umat muslim, tidak lupa untuk melaksanakan salat sunah gerhana berjamaah. Sebab, dalam ajaran Islam salat sunah tersebut amat istimewa karena pahala yang diberikan cukup besar, sehingga sangat disayangkan jika dilewatkan. “Momen gerhana ini tidak ada terkait dengan mitos-mitos atau ritual tertentu. Artinya, peristiwa ini momen ilmiah yang terjadi,” imbuhnya. (wan/ttg/jpg/ris/adz)

OIF UMSU Gunakan 14 Teleskop

Sementara, Rektor UMSU melalui Kepala Observatorium Ilmu Falak (OIF) Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar mengungkapkan, sejauh ini mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengamati momen tersebut. Di antaranya, menyiapkan seluruh teleskop yang dimiliki sebanyak 14 unit.

“Dari 14 teleskop yang digunakan, 8 unit ditempatkan pada lantai 7 atau bagian paling atas gedung (kampus Pascasarjana UMSU). Sedangkan 6 unit lagi diletakkan pada pelataran kampus, agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk melihatnya,” ungkap Dr Arwin saat ditemui, Selasa (30/1).

Diutarakannya, bagi masyarakat yang ingin melihat gerhana dari teleskop, tidak membuat aturan secara khusus. Hanya saja, masyarakat diminta tertib dan mengikuti petunjuk dari pegawai atau petugas yang ditempatkan.

“Kita tidak memberi batasan kepada masyarakat yang ingin berkunjung, diperkirakan dapat menampung hingga 5.000 orang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, setiap unit teleskop yang digunakan masyarakat nantinya dijaga oleh pegawai dan petugas keamanan kampus,” ucap Arwin.

Ia menyebutkan, mulai pukul 19.00 WIB sudah membuka kunjungan secara umum dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. Dibukanya secara umum ini, sudah berkoordinasi dengan instansi pemerintah setempat, seperti dinas perhubungan, kepolisian dan lainnya.

“Gerhana bulan diprediksi mulai terjadi sekitar pukul 18.48 WIB. Untuk puncaknya sekira pukul 20.30 WIB. Artinya, gerhana bulan kali ini bisa dinikmati dengan durasi sekitar 70 menit atau 1 jam lebih,” sebutnya.

Pada acara nantinya, lanjut dia, diadakan salat sunah gerhana berjamaah yang akan diimami oleh Prof Dr Nawir Yuslem (Wakil Ketua PWM Sumut). Salat sunah gerhana dilakukan setelah melaksanakan salat isya.

“Selain pengamatan dan salat sunah gerhana, kita juga mengadakan semacam bazar produk-produk astronomi atau ilmu falak. Seperti, teleskop, buku-buku yang berkaitan, souvenir, stiker dan lain sebagainya. Bahkan, ada doorprize bagi pengunjung yang beruntung karena dapat menjawab pertanyaan panitia,” jelasnya sembari mengatakan, dalam acara nanti ada pemandu yang memberi penjelasan kepada masyarakat atau pengunjung.

Menurutnya, gerhana bulan ini bisa disaksikan dengan mata ‘telanjang’ atau tanpa alat. Karena, tidak berdampak buruk atau berakibat terhadap alat penglihatan. Lain halnya dengan gerhana matahari, yang perlu alat pelindung berupa kacamata tertentu.

Dia mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak melewatkan momen langka atau terbilang istimewa ini. Khusus bagi umat muslim, tidak lupa untuk melaksanakan salat sunah gerhana berjamaah. Sebab, dalam ajaran Islam salat sunah tersebut amat istimewa karena pahala yang diberikan cukup besar, sehingga sangat disayangkan jika dilewatkan. “Momen gerhana ini tidak ada terkait dengan mitos-mitos atau ritual tertentu. Artinya, peristiwa ini momen ilmiah yang terjadi,” imbuhnya. (wan/ttg/jpg/ris/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/