30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Saling Curiga, Reserse dan Anggota TNI Baku Tembak

Kata Eko, ternyata orang asing yang hendak membuka mobilnya bukan hanya satu. Kata dia, mereka memegang senjata api. Eko pun berpikiran bahwa mereka komplotan begal mobil.

Karena kalah jumlah, Eko lari. “Saya lari ke arah Tamini Square,” kata dia.

Saat berlari, dia mendengar letusan senpi. Eko pun belok kanan, bersembunyi dan menyiapkan senpinya. Saat senjatanya siap, dia mengarahkan moncong pistol itu ke arah gerombolan. “Awas dia bersenjata,” kata Eko menirukan komplotan itu.

Kata Eko, lawannya itu menembakkan senjata ke arahnya. “Kemudian dalam suasana remang-remang saya membalas menembk ke arah bagian bawah badan salah satu dari mereka. Dia terjatuh dan teman-temannya, sekitar tiga orang mendekat dan berlindung di gerobak nasgor bejo,” ujarnya.

Ternyata, lanjut Eko, salah satu dari mereka yang tertembak dan terjatuh itu tetap menembakinya. Eko pun terus membalas tembakan itu. Nah tak lama kemudian, gerombolan itu berdiri dan bersembunyi di balik gerobak sambil berteriak, “Saya polisi jangan menembak.”
Dari situ Eko baru tahu bahwa lawan tembak-tembakannya adalah polisi. “Saya juga anggota. Kamu polisi mana?” seru Kapten Eko.

“Saya Polres Jaktim. Kamu anggota mana?”
“Saya anggota TNI AL.”
Para polisi itu, kata Eko, memerintahkan dirinya meletakkan senjata. Tapi dia tak mau menuruti lantaran sekitar empat orang lawannya masih terus memegang senjata.

Sejurus kemudian, muncul seseorang dengan menggunakan mobil gelap dan mengaku sebagai Ipda Maryono dan memerintahkan Eko untuk menurunkan senjata. “Tidak mau, kalian masih memegang senjata,” ujarnya.

Ipda Maryono pun meletakkan senjata lalu diikuti oleh teman-temannya. “Oke kita letakkan senjata,” ujarnya.

Hal itu diikuti Eko. Dia melepas magazen, mengosongkan senpi dari peluru dan memasukkan ke holster. Anggota polisi yang tertembak lantas digotong ke mobil Ipda Maryono.

“Kemudian saya, Ipda Maryono, satu anggota Polres dan satu tersangka yang baru ditangkap, menyusul ke RS Asrama Haji Pondok Gede dengan menggunakan mobil saya,” ujar Eko.

Eko pun lantas melaporkan kejadian tersebut ke Danden Intel Armabar.

Sekitar pkl 21.35 wib, Eko dan rombongan tiba di RS Asrama Haji. “Pada saat itulah baru diketahui bahwa korban luka tembak adalah Briptu Umar Seno Aji, anggota sat narkoba Polres Jaktim yang pada saat kejadian sedang melaksanakan (penyamaran) transaksi narkoba dengan seorang tersangka. Yang bersangkutan mengalami luka tembak paha atas sebelah kanan,” kata Kapten Eko. (Mg4/jpnn)

Kata Eko, ternyata orang asing yang hendak membuka mobilnya bukan hanya satu. Kata dia, mereka memegang senjata api. Eko pun berpikiran bahwa mereka komplotan begal mobil.

Karena kalah jumlah, Eko lari. “Saya lari ke arah Tamini Square,” kata dia.

Saat berlari, dia mendengar letusan senpi. Eko pun belok kanan, bersembunyi dan menyiapkan senpinya. Saat senjatanya siap, dia mengarahkan moncong pistol itu ke arah gerombolan. “Awas dia bersenjata,” kata Eko menirukan komplotan itu.

Kata Eko, lawannya itu menembakkan senjata ke arahnya. “Kemudian dalam suasana remang-remang saya membalas menembk ke arah bagian bawah badan salah satu dari mereka. Dia terjatuh dan teman-temannya, sekitar tiga orang mendekat dan berlindung di gerobak nasgor bejo,” ujarnya.

Ternyata, lanjut Eko, salah satu dari mereka yang tertembak dan terjatuh itu tetap menembakinya. Eko pun terus membalas tembakan itu. Nah tak lama kemudian, gerombolan itu berdiri dan bersembunyi di balik gerobak sambil berteriak, “Saya polisi jangan menembak.”
Dari situ Eko baru tahu bahwa lawan tembak-tembakannya adalah polisi. “Saya juga anggota. Kamu polisi mana?” seru Kapten Eko.

“Saya Polres Jaktim. Kamu anggota mana?”
“Saya anggota TNI AL.”
Para polisi itu, kata Eko, memerintahkan dirinya meletakkan senjata. Tapi dia tak mau menuruti lantaran sekitar empat orang lawannya masih terus memegang senjata.

Sejurus kemudian, muncul seseorang dengan menggunakan mobil gelap dan mengaku sebagai Ipda Maryono dan memerintahkan Eko untuk menurunkan senjata. “Tidak mau, kalian masih memegang senjata,” ujarnya.

Ipda Maryono pun meletakkan senjata lalu diikuti oleh teman-temannya. “Oke kita letakkan senjata,” ujarnya.

Hal itu diikuti Eko. Dia melepas magazen, mengosongkan senpi dari peluru dan memasukkan ke holster. Anggota polisi yang tertembak lantas digotong ke mobil Ipda Maryono.

“Kemudian saya, Ipda Maryono, satu anggota Polres dan satu tersangka yang baru ditangkap, menyusul ke RS Asrama Haji Pondok Gede dengan menggunakan mobil saya,” ujar Eko.

Eko pun lantas melaporkan kejadian tersebut ke Danden Intel Armabar.

Sekitar pkl 21.35 wib, Eko dan rombongan tiba di RS Asrama Haji. “Pada saat itulah baru diketahui bahwa korban luka tembak adalah Briptu Umar Seno Aji, anggota sat narkoba Polres Jaktim yang pada saat kejadian sedang melaksanakan (penyamaran) transaksi narkoba dengan seorang tersangka. Yang bersangkutan mengalami luka tembak paha atas sebelah kanan,” kata Kapten Eko. (Mg4/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/