32.8 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Ratna Sarumpaet: Saya Pencipta Hoax Terbaik

Ratna Sarumpaet mengaku berbohong telah dianiaya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah bungkam sejak dugaan penganiayaan itu mencuat Selasa (2/9), aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya buka bicara. Secara mengejutkan, Ratna mengakui tidak ada penganiayaan terhadap dirinya. Dia mengaku berbohong dengan membuat cerita bahwa ia dikeroyok.

Dalam jumpa pers di kediamannnya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018), Ratna menyampaikan klarifikasinya.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan wartawan. Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh. Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memaafkan,” katanya memulai.

Ia menuturkan, tanggal 21 September, dirinya mendatangi rumah sakit khusus bedah. Menemui dokter Sidik Mihardja, ahli bedah plastik. “Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri-kanan saya. Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, saya sudah tiga-empat kali ke sana,” lanjutnya.

Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 pagi ia bangun melihat mukanya lebam-lebam secara berlebihan. Tidak seperti yang biasa ia alami.

“Waktu dokter Sidik visit, saya tanya ini kenapa begini? Dia bilang itu biasa. Intinya begitu, jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan, oke?” katanya dengan suara bergetar.

Ia mengakui, benar ada di dokter Sidik pada hari itu. Dan ketika dijadwalkan pulang, lebam-lebam di mukanya masih ada. “Seperti ada kebodohan yang saya enggak pernah bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya. Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam. Dan memang saya ditanya kenapa? Saya jawab dipukul orang,” katanya.

Ia merasa, jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek. “Namanya juga anak lihat muka ibunya lebam-lebam kenapa. Saya enggak tahu kenapa dan saya enggak pernah membayangkan terjebak dalam kebodohan seperti ini. Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan,” isaknya.

Ia menyebut, ada kebenaran dengan apa yang dia katakan kepada anak-anaknya. Jadi selama seminggu lebih, cerita itu hanya berputar-putar di keluarga Ratna, dan hanya untuk kepentingan dirinya berhadapan dengan anak anak. “Tidak ada hubungannya dengan politik. Tidak ada hubungannya untuk luar,” ucapnya.

Tapi setelah sakit di kepalanya mereda dan ia mulai berhubungan dengan pihak luar, ia enggak tahu bagaimana memaafkan cerita itu kelak. Termasuk kepada diri sendiri. “Tapi saya kembali dengan kesalahan itu bahwa saya dipukuli. Jangan dikira saya mencari pembenaran, enggak. Ini salah. Apa yang saya lakukan sesuatu yang salah,” akunya.

Kemudian ia ketemu Fadli Zon yang datang ke rumahnya. Cerita itu sampai ke dia.

“Iqbal saya panggil ke sini. Cerita itu juga yang berkembang dalam percakapan. Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial. Saya enggak sanggup baca itu. Ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke Pak Djoksan (Djoko Santoso), membawa saya ke Pak Prabowo. Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya. Saya juga masih melakukan kebohongan itu. Sampai kita keluar dari lapangan polo kemarin, saya tetap diam. Saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu,” ungkappnya.

(Di) lapangan polo, Ratna merasa betul ini salah. Waktu ia berpisah dengan Pak Prabowo, Amien Rais, ia tahu dalam hatinya dirinya salah. Tetapi ia enggak mencegat mereka. “Itu yang terjadi. Jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya. Dan berkembang seperti itu,” katanya lagi.

Ia mengatakan, tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela dirinya dalam sebuah jumpa pers. Ia tidak sanggup melihat sahabat-sahabat membela dirinya dalam pertemuan yang digelar di Cikini.

“Saya shalat malam tadi malam berulang kali. Dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop. Saya panggil anak-anak saya. Saya minta maaf kepada anak-anak saya. Saya meminta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi. Bohong itu perbuatan yang salah. Saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya,” lanjutnya.

Ia berharap, mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak dengan perbuatannya mau menerima bahwa dirinya hanya manusia biasa. Perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir. “Untuk itu melalui forum ini, saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo terutama. Kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulis membela saya. Membela kebohongan yang saya buat. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini. Tetapi saya berjanji akan memperbaiki semua ini. Dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak,” katanya.

Ratna juga mohon maaf kepada Bapak Amien Rais, yang dengan sabar mendengar kebohongan dirinya kemarin. Dan ikut jumpa pers. Ratna juga minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02.

“Sekarang ini saya melukai hati kalian. Saya ini membuat kalian marah. Demi Allah saya tidak berniat seperti itu. Dan saya berharap Tuhan memberi saya kekuatan kepada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita. Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak, yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tetapi begitulah hidup kita lihat. Bukan bagaimana Anda melihat aku, tetapi bagaimana kita melihat rakyat,” ucapnya lirih.

Ratna meminta emak-emak tetap berjuang di garis itu. “Ratna could be somebody, could be nobody. Tetapi kalian adalah emak-emak Indonesia yang terus berjuang,” katanya.

Ia juga meminta maaf kepada semua pihak, semua yang terkena dampak dari apa yang ia lakukan. Ia meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras ia kritik, kali ini berbalik ke dirinya.

“Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri. Mari kita semua mengambil pelajaran dari semua ini, bangsa kita ini sedang dalam keadaan tidak baik. Seperti yang saya lakukan ini, seperti yang kita hebohkan selama ini, adalah sesuatu yang tidak penting, mari kita hentikan.”

“Saya minta maaf saya tidak akan memberikan kesempatan tanya-jawab karena sensitifnya persoalan ini dan saya takut kita jadi salah mengerti. Saya sudah memberikan pernyataan, tolong itu diterima dengan baik. Dengan adanya klarifikasi ini, saya meminta agar tidak ada lagi polemik setelah hari ini.” (kps)

Ratna Sarumpaet mengaku berbohong telah dianiaya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah bungkam sejak dugaan penganiayaan itu mencuat Selasa (2/9), aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya buka bicara. Secara mengejutkan, Ratna mengakui tidak ada penganiayaan terhadap dirinya. Dia mengaku berbohong dengan membuat cerita bahwa ia dikeroyok.

Dalam jumpa pers di kediamannnya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018), Ratna menyampaikan klarifikasinya.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan wartawan. Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh. Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memaafkan,” katanya memulai.

Ia menuturkan, tanggal 21 September, dirinya mendatangi rumah sakit khusus bedah. Menemui dokter Sidik Mihardja, ahli bedah plastik. “Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri-kanan saya. Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, saya sudah tiga-empat kali ke sana,” lanjutnya.

Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 pagi ia bangun melihat mukanya lebam-lebam secara berlebihan. Tidak seperti yang biasa ia alami.

“Waktu dokter Sidik visit, saya tanya ini kenapa begini? Dia bilang itu biasa. Intinya begitu, jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan, oke?” katanya dengan suara bergetar.

Ia mengakui, benar ada di dokter Sidik pada hari itu. Dan ketika dijadwalkan pulang, lebam-lebam di mukanya masih ada. “Seperti ada kebodohan yang saya enggak pernah bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya. Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam. Dan memang saya ditanya kenapa? Saya jawab dipukul orang,” katanya.

Ia merasa, jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek. “Namanya juga anak lihat muka ibunya lebam-lebam kenapa. Saya enggak tahu kenapa dan saya enggak pernah membayangkan terjebak dalam kebodohan seperti ini. Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan,” isaknya.

Ia menyebut, ada kebenaran dengan apa yang dia katakan kepada anak-anaknya. Jadi selama seminggu lebih, cerita itu hanya berputar-putar di keluarga Ratna, dan hanya untuk kepentingan dirinya berhadapan dengan anak anak. “Tidak ada hubungannya dengan politik. Tidak ada hubungannya untuk luar,” ucapnya.

Tapi setelah sakit di kepalanya mereda dan ia mulai berhubungan dengan pihak luar, ia enggak tahu bagaimana memaafkan cerita itu kelak. Termasuk kepada diri sendiri. “Tapi saya kembali dengan kesalahan itu bahwa saya dipukuli. Jangan dikira saya mencari pembenaran, enggak. Ini salah. Apa yang saya lakukan sesuatu yang salah,” akunya.

Kemudian ia ketemu Fadli Zon yang datang ke rumahnya. Cerita itu sampai ke dia.

“Iqbal saya panggil ke sini. Cerita itu juga yang berkembang dalam percakapan. Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial. Saya enggak sanggup baca itu. Ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke Pak Djoksan (Djoko Santoso), membawa saya ke Pak Prabowo. Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya. Saya juga masih melakukan kebohongan itu. Sampai kita keluar dari lapangan polo kemarin, saya tetap diam. Saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu,” ungkappnya.

(Di) lapangan polo, Ratna merasa betul ini salah. Waktu ia berpisah dengan Pak Prabowo, Amien Rais, ia tahu dalam hatinya dirinya salah. Tetapi ia enggak mencegat mereka. “Itu yang terjadi. Jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya. Dan berkembang seperti itu,” katanya lagi.

Ia mengatakan, tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela dirinya dalam sebuah jumpa pers. Ia tidak sanggup melihat sahabat-sahabat membela dirinya dalam pertemuan yang digelar di Cikini.

“Saya shalat malam tadi malam berulang kali. Dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop. Saya panggil anak-anak saya. Saya minta maaf kepada anak-anak saya. Saya meminta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi. Bohong itu perbuatan yang salah. Saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya,” lanjutnya.

Ia berharap, mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak dengan perbuatannya mau menerima bahwa dirinya hanya manusia biasa. Perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir. “Untuk itu melalui forum ini, saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo terutama. Kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulis membela saya. Membela kebohongan yang saya buat. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini. Tetapi saya berjanji akan memperbaiki semua ini. Dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak,” katanya.

Ratna juga mohon maaf kepada Bapak Amien Rais, yang dengan sabar mendengar kebohongan dirinya kemarin. Dan ikut jumpa pers. Ratna juga minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02.

“Sekarang ini saya melukai hati kalian. Saya ini membuat kalian marah. Demi Allah saya tidak berniat seperti itu. Dan saya berharap Tuhan memberi saya kekuatan kepada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita. Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak, yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tetapi begitulah hidup kita lihat. Bukan bagaimana Anda melihat aku, tetapi bagaimana kita melihat rakyat,” ucapnya lirih.

Ratna meminta emak-emak tetap berjuang di garis itu. “Ratna could be somebody, could be nobody. Tetapi kalian adalah emak-emak Indonesia yang terus berjuang,” katanya.

Ia juga meminta maaf kepada semua pihak, semua yang terkena dampak dari apa yang ia lakukan. Ia meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras ia kritik, kali ini berbalik ke dirinya.

“Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri. Mari kita semua mengambil pelajaran dari semua ini, bangsa kita ini sedang dalam keadaan tidak baik. Seperti yang saya lakukan ini, seperti yang kita hebohkan selama ini, adalah sesuatu yang tidak penting, mari kita hentikan.”

“Saya minta maaf saya tidak akan memberikan kesempatan tanya-jawab karena sensitifnya persoalan ini dan saya takut kita jadi salah mengerti. Saya sudah memberikan pernyataan, tolong itu diterima dengan baik. Dengan adanya klarifikasi ini, saya meminta agar tidak ada lagi polemik setelah hari ini.” (kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/