23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Inilah Beragam Keluhan Peserta UNBK SMA 2018

Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA – Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) menyampaikan keprihatinan atas munculnya keluhan sulitnya soal matematika UNBK (ujian nasional berbasis computer) SMA tahun 2018 yang viral di media sosial.

KPAI juga menyesalkan cepatnya reaksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang langsung menyatakan, soal matematika UNBK SMA memang dibuat sulit, karena termasuk jenis soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).

“Padahal, sulit (hard) atau mudahnya sebuah soal tidak bisa langsung ditentukan dari teks atau pun konteks soal. Secara metodologis tingkat kesukaran soal ditentukan dengan statistik. Dari populasi atau sampel diperiksa berapakah siswa yang menjawab benar, salah atau malah tidak menjawab,” urai Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Selasa (17/4).

Menurut Retno, jika banyak siswa menjawab dengan benar berarti soal itu mudah. Bila yang terjadi sebaliknya berarti soal itu Sulit. Sementara hasil UNBK matematika SMA belum diketahui hasilnya saat itu.

Meski KPAI tidak membuka posko pengaduan, tapi pengaduan para peserta UNBK yang diterima bidang pendidikan cukup banyak. Pengaduan berasal dari Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Depok, Kota Bekasi, Cikarang, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Pengadu ada yang berasal dari SMA Negeri maupun SMA swasta.

“Kami menerima banyak keluhan dan pengaduan dari para peserta UNBK SMA tahun 2018, terutama untuk soal mata uji matematika. Luapan emosi anak-anak ditumpahkan melalui aplikasi WhatsApp, Line, DM Twiter, inbox Facebook dan telepon langsung,” terang Retno.

Hal-hal yang dikeluhkan di antaranya adalah soal UNBK Matematika yang sangat sulit, tidak cukup waktu mengerjakannya karena langkahnya yang banyak dan rumit, soal tidak sesuai dengan kisi-kisi, dan siswa menyatakan hanya menyakini jawaban benar sekitar 5 sampai 10 dari 40 soal yang diuji.

Siswa juga mengaku tidak pernah membayangkan soal matematika UNBK sesulit itu. Padahal selama ini mereka sudah belajar keras untuk berlatih menyelesaikan soal-soal matematika dari berbagai sumber.

Ketika digali lebih jauh, para siswa pengadu mengaku tidak pernah mendapatkan soal jenis itu dalam proses pembelajaran dan penilaian selama 3 tahun di SMA. Beberapa siswa yang menelepon langsung ada yang menangis karena khawatir mendapat nilai buruk.

Ada juga yang menyatakan berkurang semangatnya mengikuti ujian hari ketiga dan keempat akibat frustasi mengerjakan soal matematika di hari kedua ujian.

“Kami mengapresiasi keberanian anak-anak generasi milineal ini untuk mengungkapkan perasaannya, pikirannya dan penilaiannya terhadap sulitnya soal-soal matematika UNBK SMA secara terbuka di ruang publik dan media sosial. Apa yang mereka ungkapkan adalah bentuk hak partisipasi anak dalam mengkritisi kebijakan pendidikan yang mereka nilai tak adil,” pungkasnya. (esy/jpnn)

Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA – Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) menyampaikan keprihatinan atas munculnya keluhan sulitnya soal matematika UNBK (ujian nasional berbasis computer) SMA tahun 2018 yang viral di media sosial.

KPAI juga menyesalkan cepatnya reaksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang langsung menyatakan, soal matematika UNBK SMA memang dibuat sulit, karena termasuk jenis soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).

“Padahal, sulit (hard) atau mudahnya sebuah soal tidak bisa langsung ditentukan dari teks atau pun konteks soal. Secara metodologis tingkat kesukaran soal ditentukan dengan statistik. Dari populasi atau sampel diperiksa berapakah siswa yang menjawab benar, salah atau malah tidak menjawab,” urai Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Selasa (17/4).

Menurut Retno, jika banyak siswa menjawab dengan benar berarti soal itu mudah. Bila yang terjadi sebaliknya berarti soal itu Sulit. Sementara hasil UNBK matematika SMA belum diketahui hasilnya saat itu.

Meski KPAI tidak membuka posko pengaduan, tapi pengaduan para peserta UNBK yang diterima bidang pendidikan cukup banyak. Pengaduan berasal dari Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Depok, Kota Bekasi, Cikarang, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Pengadu ada yang berasal dari SMA Negeri maupun SMA swasta.

“Kami menerima banyak keluhan dan pengaduan dari para peserta UNBK SMA tahun 2018, terutama untuk soal mata uji matematika. Luapan emosi anak-anak ditumpahkan melalui aplikasi WhatsApp, Line, DM Twiter, inbox Facebook dan telepon langsung,” terang Retno.

Hal-hal yang dikeluhkan di antaranya adalah soal UNBK Matematika yang sangat sulit, tidak cukup waktu mengerjakannya karena langkahnya yang banyak dan rumit, soal tidak sesuai dengan kisi-kisi, dan siswa menyatakan hanya menyakini jawaban benar sekitar 5 sampai 10 dari 40 soal yang diuji.

Siswa juga mengaku tidak pernah membayangkan soal matematika UNBK sesulit itu. Padahal selama ini mereka sudah belajar keras untuk berlatih menyelesaikan soal-soal matematika dari berbagai sumber.

Ketika digali lebih jauh, para siswa pengadu mengaku tidak pernah mendapatkan soal jenis itu dalam proses pembelajaran dan penilaian selama 3 tahun di SMA. Beberapa siswa yang menelepon langsung ada yang menangis karena khawatir mendapat nilai buruk.

Ada juga yang menyatakan berkurang semangatnya mengikuti ujian hari ketiga dan keempat akibat frustasi mengerjakan soal matematika di hari kedua ujian.

“Kami mengapresiasi keberanian anak-anak generasi milineal ini untuk mengungkapkan perasaannya, pikirannya dan penilaiannya terhadap sulitnya soal-soal matematika UNBK SMA secara terbuka di ruang publik dan media sosial. Apa yang mereka ungkapkan adalah bentuk hak partisipasi anak dalam mengkritisi kebijakan pendidikan yang mereka nilai tak adil,” pungkasnya. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/