25.6 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Askot: PSMS Harus Berkandang di Medan

Di sisi lain, lolosnya PSMS ke Liga 1 membuat Askot PSSI Medan semakin bersemangat untuk merencanakan program pembinaan usia dini pada 2018 mendatang. Salah satunya adalah memutar kompetisi liga sepakbola antar klub dan SSB wakil tiap Kecamatan se Kota Medan. Muaranya tentu menghasilkan cikal bakal pemain PSMS.

“Nanti kita coba finalisasi untuk buat liga sepakbola antar kecamatan. Konsep sebenarnya udah ada. Saya tegaskan, Askot PSSI untuk kepentingan sepakbola akan terus kita lakukan.” ucap Nanda.

Dikatakan Nanda, sejumlah program kerja di tahun sebelumnya juga akan tetap dilanjutkan pada tahun 2018. Seperti turnamen sepakbola antar klub dan SSB, baik mencakup Usia dini U-12, U-15, maupun U-17. “Program tahun kemarin terus ada, tapi ditambah dengan liga sepakbola kecamatan. Karena kita berharap melalui liga nanti akan terlihat pemain yang benar – benar berpotensi untuk dibina oleh Askot.” kata pria yang akrab disapa Nanda ini.

Selain pemutaran liga sepakbola kecamatan, Askot juga telah berupaya membentuk tim sepakbola binaan mulai dari jenjang U-12 , U -15 dan U-17, yang dipersiapkan menghadapi kejuaraan tingkat regional Sumut maupun nasional. Pemain juga akan dibina oleh beberapa tim pelatih sehingga sasaran target prestasi ke depan lebih terarah. “Askot juga akan membina beberapa tim usia dini untuk menghadapi event sepakbola seperti piala Danone. Pemain yang bagus, nanti kita fasilitasi dengan diasuh oleh pelatih tetap. Harapannya supaya Medan punya pemain hebat yang nantinya menjadi penyuplai bagi PSMS.” harapnya.

Pencetusan pemutaran liga kecamatan juga sebagai salah satu upaya menggairahkan kembali animo sepakbola di Kota Medan. Termasuk akan ada jenjang status divisi seperti liga profesional. Menurut Nanda, untuk membentuk pemain berkualitas, turnamen sejak usia dini harus diperbanyak. “Kalo liga sudah berjalan, otomatis bakal ada jenjang divisi. Misalnya ada tim yang masuk dalam divisi satu, divisi dua. Dengan adanya pembagian divisi, tentu setiap tim ingin menjadi yang terbaik. Otomatis tingkat persaingan akan lebih sengit. Karena tiap pekan pasti ada pertandingan.” ucap Nanda. (don)

Di sisi lain, lolosnya PSMS ke Liga 1 membuat Askot PSSI Medan semakin bersemangat untuk merencanakan program pembinaan usia dini pada 2018 mendatang. Salah satunya adalah memutar kompetisi liga sepakbola antar klub dan SSB wakil tiap Kecamatan se Kota Medan. Muaranya tentu menghasilkan cikal bakal pemain PSMS.

“Nanti kita coba finalisasi untuk buat liga sepakbola antar kecamatan. Konsep sebenarnya udah ada. Saya tegaskan, Askot PSSI untuk kepentingan sepakbola akan terus kita lakukan.” ucap Nanda.

Dikatakan Nanda, sejumlah program kerja di tahun sebelumnya juga akan tetap dilanjutkan pada tahun 2018. Seperti turnamen sepakbola antar klub dan SSB, baik mencakup Usia dini U-12, U-15, maupun U-17. “Program tahun kemarin terus ada, tapi ditambah dengan liga sepakbola kecamatan. Karena kita berharap melalui liga nanti akan terlihat pemain yang benar – benar berpotensi untuk dibina oleh Askot.” kata pria yang akrab disapa Nanda ini.

Selain pemutaran liga sepakbola kecamatan, Askot juga telah berupaya membentuk tim sepakbola binaan mulai dari jenjang U-12 , U -15 dan U-17, yang dipersiapkan menghadapi kejuaraan tingkat regional Sumut maupun nasional. Pemain juga akan dibina oleh beberapa tim pelatih sehingga sasaran target prestasi ke depan lebih terarah. “Askot juga akan membina beberapa tim usia dini untuk menghadapi event sepakbola seperti piala Danone. Pemain yang bagus, nanti kita fasilitasi dengan diasuh oleh pelatih tetap. Harapannya supaya Medan punya pemain hebat yang nantinya menjadi penyuplai bagi PSMS.” harapnya.

Pencetusan pemutaran liga kecamatan juga sebagai salah satu upaya menggairahkan kembali animo sepakbola di Kota Medan. Termasuk akan ada jenjang status divisi seperti liga profesional. Menurut Nanda, untuk membentuk pemain berkualitas, turnamen sejak usia dini harus diperbanyak. “Kalo liga sudah berjalan, otomatis bakal ada jenjang divisi. Misalnya ada tim yang masuk dalam divisi satu, divisi dua. Dengan adanya pembagian divisi, tentu setiap tim ingin menjadi yang terbaik. Otomatis tingkat persaingan akan lebih sengit. Karena tiap pekan pasti ada pertandingan.” ucap Nanda. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/