31 C
Medan
Wednesday, March 12, 2025

Efek Perang Dagang, Ekonomi Singapura-Hongkong Diproyeksi Melambat

SINGAPURA, SUMUTPOS.CO-Perang dagang antara Tiongkok versus AS mulai dirasakan dampaknya bagi negara lain. Para ekonom menurunkan prospek pertumbuhan Singapura dan Hong Kong pada paruh kedua tahun ini karena meningkatnya risiko ketidakpastian ekonomi yang dipicu pengenaan tarif lebih tinggi pada ekspor Tiongkok.

Dilansir dari The Business Times, pertumbuhan ekonomi Singapura diproyeksi melambat pada kuartal III dan IV sebesar 1,3 persen dan 1,6 persen. Sebagai perbandingan, pertumbuhan pada dua kuartal sebelumnya diperkirakan mencapai 4,1 persen dan 3,9 persen. Angka itu naik dari 3,5 persen untuk setiap periode dari survei Desember. Prospek tahunan tetap sama pada 2,6 persen meskipun, analis memperingatkan adanya risiko.

’’Prospek setahun penuh menghadapi risiko penurunan yang cukup besar, terutama dari meningkatnya ketegangan geopolitik karena tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang tinggi di bawah Trump 2.0,’’ ujar Ekonom Senior DBS Bank Han Teng Chua, Senin(10/3/2025).

Seemntara itu, prospek pertumbuhan Hong Kong juga dipangkas oleh para ekonom untuk dua kuartal terakhir tahun ini. Yakni menjadi 2,6 persen dan 2,4 persen, dari sebelumnya 3,2 persen dan 3,1 persen.

Pemerintah Hong Kong memperkirakan pertumbuhan ada di kisaran 2 hingga 3 persen. Sementara, Ekonom Bloomberg Eric Zhu memperkirakan, ekonomi akan tumbuh mendekati batas bawah dari proyeksi.

“Itu akan menandai tahun kedua berturut-turut pertumbuhan melambat. Risiko cenderung menurun karena permintaan Tiongkok yang lemah dan meningkatnya ketegangan AS-Tiongkok selama masa jabatan kedua Trump,’’ ujar Zhu.

Sejalan dengan itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan tarif balasan pada beberapa barang pertanian Kanada. Kebijakan itu diambil Tiongkok sebagai balasan setelah Kadana mengenakan bea masuk pada kendaraan listrik buatan Negeri Panda serta produk baja dan aluminium.

Beijing mengatakan tarif 100 persen akan dikenakan pada minyak lobak, bungkil minyak, dan kacang polong Kanada. Sementara pungutan, 25 persen akan dikenakan pada produk akuatik dan daging babi yang berasal dari Kanada. Tarif tersebut dijadwalkan mulai berlaku mulai 20 Maret.

Sebelumnya, sejak 1 Oktober tahun lalu, Kadana mengenakan tarif impor 100 persen pada kendaraan listrik buatan Tiongkok. Kebijakan itu mengikuti jejak AS dan Uni Eropa atas kekhawatiran terkait persaingan tidak sehat. (jpg/han)

SINGAPURA, SUMUTPOS.CO-Perang dagang antara Tiongkok versus AS mulai dirasakan dampaknya bagi negara lain. Para ekonom menurunkan prospek pertumbuhan Singapura dan Hong Kong pada paruh kedua tahun ini karena meningkatnya risiko ketidakpastian ekonomi yang dipicu pengenaan tarif lebih tinggi pada ekspor Tiongkok.

Dilansir dari The Business Times, pertumbuhan ekonomi Singapura diproyeksi melambat pada kuartal III dan IV sebesar 1,3 persen dan 1,6 persen. Sebagai perbandingan, pertumbuhan pada dua kuartal sebelumnya diperkirakan mencapai 4,1 persen dan 3,9 persen. Angka itu naik dari 3,5 persen untuk setiap periode dari survei Desember. Prospek tahunan tetap sama pada 2,6 persen meskipun, analis memperingatkan adanya risiko.

’’Prospek setahun penuh menghadapi risiko penurunan yang cukup besar, terutama dari meningkatnya ketegangan geopolitik karena tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang tinggi di bawah Trump 2.0,’’ ujar Ekonom Senior DBS Bank Han Teng Chua, Senin(10/3/2025).

Seemntara itu, prospek pertumbuhan Hong Kong juga dipangkas oleh para ekonom untuk dua kuartal terakhir tahun ini. Yakni menjadi 2,6 persen dan 2,4 persen, dari sebelumnya 3,2 persen dan 3,1 persen.

Pemerintah Hong Kong memperkirakan pertumbuhan ada di kisaran 2 hingga 3 persen. Sementara, Ekonom Bloomberg Eric Zhu memperkirakan, ekonomi akan tumbuh mendekati batas bawah dari proyeksi.

“Itu akan menandai tahun kedua berturut-turut pertumbuhan melambat. Risiko cenderung menurun karena permintaan Tiongkok yang lemah dan meningkatnya ketegangan AS-Tiongkok selama masa jabatan kedua Trump,’’ ujar Zhu.

Sejalan dengan itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan tarif balasan pada beberapa barang pertanian Kanada. Kebijakan itu diambil Tiongkok sebagai balasan setelah Kadana mengenakan bea masuk pada kendaraan listrik buatan Negeri Panda serta produk baja dan aluminium.

Beijing mengatakan tarif 100 persen akan dikenakan pada minyak lobak, bungkil minyak, dan kacang polong Kanada. Sementara pungutan, 25 persen akan dikenakan pada produk akuatik dan daging babi yang berasal dari Kanada. Tarif tersebut dijadwalkan mulai berlaku mulai 20 Maret.

Sebelumnya, sejak 1 Oktober tahun lalu, Kadana mengenakan tarif impor 100 persen pada kendaraan listrik buatan Tiongkok. Kebijakan itu mengikuti jejak AS dan Uni Eropa atas kekhawatiran terkait persaingan tidak sehat. (jpg/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru