26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Seniman Akhirnya Dukung Pemko Medan

MEDAN-Musyawarah Seniman Kota Medan yang berlangsung pada 25-27 Februari 2013 memutuskan untuk mendukung langkah Pemko Medan menjadikan Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) menjadi Gedung Kesenian. Padahal seniman sempat menolak dengan menggelar berbagai aksi di jalan.

TBSU: Mahasiswa saat melakukan aksi solidaritas  TBSU  bermain musik belum lama ini. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TBSU: Mahasiswa saat melakukan aksi solidaritas di TBSU dengan bermain musik belum lama ini. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Ketua Pantia Musyawarah Seniman Medan Jaya Arjuna mengatakan, pada musyawarah tersebut seniman telah sepakat mendukung langkah Pemko Medan menjadikan gedung ini sebagai Gedung Kesenian. Bahkan, selama ini gedung TBSU tersebut dinilai kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

“Selama ini meski sudah dibuat Unit Pelaksana Teknis Taman Budaya, tapi pemerintah provinsi terkesan kurang memperhatikan gedung ini. Seniman juga tidak pernah mendapat perhatian dari Pemprovsu, sehingga terkesan jalan sendiri. Jadi, ketika Pemko Medan ingin memberi perhatian, kita dukung,” ujar Jaya Arjuna kepada Sumut Pos, Rabu (27/2).

Jaya Arjuna memang mengakui bahwa gedung TBSU itu belum layak untuk Gedung Kesenian. Karena itu seniman berharap agar Pemko Medan segera melakukan renovasi, tapi harus melibatkan seniman. “Renovasi gedung ini harus sesuai dengan kebutuhan seniman karena yang akan menggunakannya juga seniman,” harapnya.

Pada musyawarah itu juga diputuskan bahwa yang bakal mengelola gedung kesenian bukan dari kalangan seniman. Tapi, seniman berharap agar gedung Kesenian nantinya dikelola oleh orang-orang dengan manajemen professional. “Kalau dikelola seniman, maka gedung kesenian nantinya bakal berantakan. Jadi, kita serahkan saja kepada orang-orang professional,” harapnya.

Selain  itu, Jaya Arjuna menegaskan bahwa musyawarah tersebut bukan untuk membentuk Dewan Kesenian Medan. Musyawarah itu hanya membentuk lembaga, tapi namanya diserahkan kepada pemerintah. “Kita hanya membentuk pengurus, sedangkan namanya ditentukan oleh Pemko Medan,” ungkapnya.

Pada musyawarah yang diikuti 150 peserta tersebut, seniman juga mendesak agar pemerintah mendirikan sebuah akademi kesenian, sehingga nantinya kesenian lebih berkembang seperti daerah lain. Musyawarah seniman ini diperkirakan akan ditutup pada Rabu (27/2) malam. (mag-7)

MEDAN-Musyawarah Seniman Kota Medan yang berlangsung pada 25-27 Februari 2013 memutuskan untuk mendukung langkah Pemko Medan menjadikan Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) menjadi Gedung Kesenian. Padahal seniman sempat menolak dengan menggelar berbagai aksi di jalan.

TBSU: Mahasiswa saat melakukan aksi solidaritas  TBSU  bermain musik belum lama ini. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TBSU: Mahasiswa saat melakukan aksi solidaritas di TBSU dengan bermain musik belum lama ini. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Ketua Pantia Musyawarah Seniman Medan Jaya Arjuna mengatakan, pada musyawarah tersebut seniman telah sepakat mendukung langkah Pemko Medan menjadikan gedung ini sebagai Gedung Kesenian. Bahkan, selama ini gedung TBSU tersebut dinilai kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

“Selama ini meski sudah dibuat Unit Pelaksana Teknis Taman Budaya, tapi pemerintah provinsi terkesan kurang memperhatikan gedung ini. Seniman juga tidak pernah mendapat perhatian dari Pemprovsu, sehingga terkesan jalan sendiri. Jadi, ketika Pemko Medan ingin memberi perhatian, kita dukung,” ujar Jaya Arjuna kepada Sumut Pos, Rabu (27/2).

Jaya Arjuna memang mengakui bahwa gedung TBSU itu belum layak untuk Gedung Kesenian. Karena itu seniman berharap agar Pemko Medan segera melakukan renovasi, tapi harus melibatkan seniman. “Renovasi gedung ini harus sesuai dengan kebutuhan seniman karena yang akan menggunakannya juga seniman,” harapnya.

Pada musyawarah itu juga diputuskan bahwa yang bakal mengelola gedung kesenian bukan dari kalangan seniman. Tapi, seniman berharap agar gedung Kesenian nantinya dikelola oleh orang-orang dengan manajemen professional. “Kalau dikelola seniman, maka gedung kesenian nantinya bakal berantakan. Jadi, kita serahkan saja kepada orang-orang professional,” harapnya.

Selain  itu, Jaya Arjuna menegaskan bahwa musyawarah tersebut bukan untuk membentuk Dewan Kesenian Medan. Musyawarah itu hanya membentuk lembaga, tapi namanya diserahkan kepada pemerintah. “Kita hanya membentuk pengurus, sedangkan namanya ditentukan oleh Pemko Medan,” ungkapnya.

Pada musyawarah yang diikuti 150 peserta tersebut, seniman juga mendesak agar pemerintah mendirikan sebuah akademi kesenian, sehingga nantinya kesenian lebih berkembang seperti daerah lain. Musyawarah seniman ini diperkirakan akan ditutup pada Rabu (27/2) malam. (mag-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/