28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bawa Pengacara Melapor ke Poldasu

Foto: Tuntun/PM Foto Dodi semasa hidup.
Foto: Tuntun/PM
Foto Dodi semasa hidup.

SUMUTPOS.CO – Tewasnya Dodi Nola Pazha Solin menuai kecurigaan pihak keluarga korban. Terlebih ditubuh anak pertama dari tujuh bersaudara itu ditemukan luka-luka. Didampingi pengacaranya, Kamijo Solihin melapor ke Poldasu.

“Pihak keluarga bersama pengacara Drs MS. Taha Berutu SH sudah melaporkan meninggalnya anak saya ke Poldasu. Hal ini dikarenakan hingga kini kita belum tahu kenapa anak saya meninggalnya,” ucap ayah korban Kamijo Solihin saat ditemui di rumah sakit Bhayangkara Medan, Minggu sore.

Pihak keluarga bersama pengacara akan menuntut tuntas kasus tewasnya Dodi yang dikabarkan ditangkap polisi di Kompleks Citra Wisata, Johor, Sabtu (7/6) sekitar pukul 17.00 Wib. “Kita sudah membuat laporan tadi ke Polda. Dan selanjutnya kita akan menanyakan bagaimana perbuatan dari pihak kepolisian hingga korban meninggal dunia. Kalau memang korban ditembak hingga meninggal dunia, pastinya kita akan berbicara prosedur. Apakah berhak itu dilakukan dan akan kita tanyakan sesuai SOP,” ujarnya sembari menunjukkan Surat Tanda Terima Laporan Polisi dengan nomor : STTLP/685/VI/2014/SPKT III tertanggal 08 Juni 2014.

Untuk itu, dirinya berharap agar pihak kepolisian dapat bekerja secara profesional. “Kalau memang anak saya bersalah, biarkan hukum yang berbicara. Jika sampai meninggal tidak betul lagi itu. Kita berharap kepada Kapolda agar mengusut tuntas peristiwa ini,” tandasnya.

Kecurigaan pihak keluarga semakin menguat ketika pihak kepolisian menutup-nutupi informasi kematian Dodi. “Belum ada dikasi tahu polisi di mana TKP kejadiannya, kami diberitahu pukul 5 sore dan mereka mengatakan kalau anak kami sudah meninggal dan jenazahnya di rumah sakit bhayangkara,” protes Kamijo Solihin.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh pihak keluarga menyebutkan, malam sebelum penangkapan Dodi sempat menelpon temannya untuk menjemput sabu-sabu di seputaran perumahan tersebut. Dan setelah temannya tiba, Dodi kembali menelpon dan mengatakan tunggu dulu di luar perumahan lantaran pembeli sudah datang.

“Yang menceritakan ini kawannya, tapi dia bilang nggak usah dikasitahu namanya. Sebelumnya, almarhum (Dodi) mengatakan terhadap temannya tadi supaya dijemput di daerah perumahan. Nah setelah sampai, ditelpon temannya lagi dan mengatakan bahwa dia sudah sampai, tapi almarhum (Dodi) mengatakan tunggu dulu karena yang mau beli sudah datang,” tambah Amir yang merupakan pak cik korban.

Setelah menunggu, tiba-tiba dia (teman Dodi) melihat ada beberpa polisi menangkap korban (Dodi) dan membawanya. Karena ketakutan melihat penangkapan tersebut, teman korban pun langsung melarikan diri.

Sejak penangkapan itulah nasih Dodi tak ketahuan lagi, hingga akhirnya polisi menghubungi pihak keluarga dan menyatakan Dodi tewas di RS Bhayangkara Medan. Dari situ muncul kecurigaan kalau Dodi dianiaya petugas hingga akhirnya tewas.

Pasalnya diterangkan Kamijo, anak yang baru 4 hari keluar dari Rutan Tanjung Gusta itu dalam keadaan sehat ketika keluar rumah. Bahkan disebutkan jika korban tidak mengidap penyakit apa pun.

Kemarin, pihak keluarga telah mengebumikan jenazah Dodi di tempat pemakaman umum tak jauh dari kediaman mereka. (tun/bd)

Foto: Tuntun/PM Foto Dodi semasa hidup.
Foto: Tuntun/PM
Foto Dodi semasa hidup.

SUMUTPOS.CO – Tewasnya Dodi Nola Pazha Solin menuai kecurigaan pihak keluarga korban. Terlebih ditubuh anak pertama dari tujuh bersaudara itu ditemukan luka-luka. Didampingi pengacaranya, Kamijo Solihin melapor ke Poldasu.

“Pihak keluarga bersama pengacara Drs MS. Taha Berutu SH sudah melaporkan meninggalnya anak saya ke Poldasu. Hal ini dikarenakan hingga kini kita belum tahu kenapa anak saya meninggalnya,” ucap ayah korban Kamijo Solihin saat ditemui di rumah sakit Bhayangkara Medan, Minggu sore.

Pihak keluarga bersama pengacara akan menuntut tuntas kasus tewasnya Dodi yang dikabarkan ditangkap polisi di Kompleks Citra Wisata, Johor, Sabtu (7/6) sekitar pukul 17.00 Wib. “Kita sudah membuat laporan tadi ke Polda. Dan selanjutnya kita akan menanyakan bagaimana perbuatan dari pihak kepolisian hingga korban meninggal dunia. Kalau memang korban ditembak hingga meninggal dunia, pastinya kita akan berbicara prosedur. Apakah berhak itu dilakukan dan akan kita tanyakan sesuai SOP,” ujarnya sembari menunjukkan Surat Tanda Terima Laporan Polisi dengan nomor : STTLP/685/VI/2014/SPKT III tertanggal 08 Juni 2014.

Untuk itu, dirinya berharap agar pihak kepolisian dapat bekerja secara profesional. “Kalau memang anak saya bersalah, biarkan hukum yang berbicara. Jika sampai meninggal tidak betul lagi itu. Kita berharap kepada Kapolda agar mengusut tuntas peristiwa ini,” tandasnya.

Kecurigaan pihak keluarga semakin menguat ketika pihak kepolisian menutup-nutupi informasi kematian Dodi. “Belum ada dikasi tahu polisi di mana TKP kejadiannya, kami diberitahu pukul 5 sore dan mereka mengatakan kalau anak kami sudah meninggal dan jenazahnya di rumah sakit bhayangkara,” protes Kamijo Solihin.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh pihak keluarga menyebutkan, malam sebelum penangkapan Dodi sempat menelpon temannya untuk menjemput sabu-sabu di seputaran perumahan tersebut. Dan setelah temannya tiba, Dodi kembali menelpon dan mengatakan tunggu dulu di luar perumahan lantaran pembeli sudah datang.

“Yang menceritakan ini kawannya, tapi dia bilang nggak usah dikasitahu namanya. Sebelumnya, almarhum (Dodi) mengatakan terhadap temannya tadi supaya dijemput di daerah perumahan. Nah setelah sampai, ditelpon temannya lagi dan mengatakan bahwa dia sudah sampai, tapi almarhum (Dodi) mengatakan tunggu dulu karena yang mau beli sudah datang,” tambah Amir yang merupakan pak cik korban.

Setelah menunggu, tiba-tiba dia (teman Dodi) melihat ada beberpa polisi menangkap korban (Dodi) dan membawanya. Karena ketakutan melihat penangkapan tersebut, teman korban pun langsung melarikan diri.

Sejak penangkapan itulah nasih Dodi tak ketahuan lagi, hingga akhirnya polisi menghubungi pihak keluarga dan menyatakan Dodi tewas di RS Bhayangkara Medan. Dari situ muncul kecurigaan kalau Dodi dianiaya petugas hingga akhirnya tewas.

Pasalnya diterangkan Kamijo, anak yang baru 4 hari keluar dari Rutan Tanjung Gusta itu dalam keadaan sehat ketika keluar rumah. Bahkan disebutkan jika korban tidak mengidap penyakit apa pun.

Kemarin, pihak keluarga telah mengebumikan jenazah Dodi di tempat pemakaman umum tak jauh dari kediaman mereka. (tun/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/