26.7 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Plt Direktur RSUD Djoelham Datangi Kejari

Lantas apa masalah yang dihadapi penyidik hingga kasus yang sudah dilidik sejak 3 tahun lalu itu? “Kenapa tersendat dalam tanda kutip, audit BPKP. 2016 akhir lalu baru dapat. Kemudian dilanjuti dengan sprindik,” ujar mantan Kasubdit Tipikor Jampidsus Kejagung ini.

Kendala lain, sambung dia, banyak saksi yang sudah pensiun. Bagi Victor, kasus dugaan korupsi Alkes RSUD Djoelham itu menjadi atensi dari Kajagung. “Penetapan 7 tersangka ini dengan alat bukti yang cukup. Tersendat karena menunggu hasil investigasi yang agak lama. Bukan tebang pilih. Ini jadi tunggakkan, temuan Jaksa Agung,” ujar mantan Kajari Kuala Tungkal ini.

Karena menjadi atensi Kejagung, sambung dia, tentu kasus tersebut harus dituntaskan. Bahkan, sambung dia, jika kasus dugaan korupsi Alkes RSUD Djoelham yang bersumber dari APBN TA 2012 senilai Rp14 miliar itu tak tuntas, akan menjadi beban.

“Tersendat karena BPKP Sumut. Kami juga tak menyalahkan BPKP juga. Enggak mungkin temuan lagi (sama Kejagung). Jadi yang pasti, itu harus tuntas selesai dalam waktu 3 bulan harus sampai ke meja pengadilan. Kalau jadi tunggakan, malu saya,” ujarnya.

Disoal apakah akan melakukan penggeledahan ke instansi lain, dia mengaku belum mengetahuinya. Sebab, itu persoalan teknis dari penyidik. Dia pun membeberkan penyidikan kaus ini bakal menyasar ke Medan.

Dia menambahkan, Kasubbag Keuangan RSUD Djoelham Binjai sudah dipanggil, kemarin. Ditanya kenapa penggeledahan hingga menyisir ke Ruang ICU dan Ruang Operasi RSUD Djoelham, kata dia, guna mengetahui kecocokan alat kesehatan (alkes) yang telah dibelanjakan.

“Sebenarnya itu disita tapi dipinjam pakai,” sambungnya menyoal Alkes RSUD Djoelham. Dia melanjutkan, ketujuh tersangka sudah dicekal untuk berangkat keluar negeri pascapenetapan tersebut sejak 6 November 2017. Senin (13/11) mendatang, ada 5 tersangka yang bakal diperiksa. Namun dia tak merinci siapa-siapa saja tersangka yang bakal diperiksa. Sebab, dia mengaku, terburu-buru karena hendak bertolak ke Jakarta.

“Dia kaget (Sugianto), tapi siap koperatif. Yang pasti kalau tidak koperatif, bisa berkaitan,” tutupnya mengakhiri ketika ditanya kedatangan dr Sugianto ke Gedung Kejari Binjai dalam rangka apa. (ted/azw)

 

Lantas apa masalah yang dihadapi penyidik hingga kasus yang sudah dilidik sejak 3 tahun lalu itu? “Kenapa tersendat dalam tanda kutip, audit BPKP. 2016 akhir lalu baru dapat. Kemudian dilanjuti dengan sprindik,” ujar mantan Kasubdit Tipikor Jampidsus Kejagung ini.

Kendala lain, sambung dia, banyak saksi yang sudah pensiun. Bagi Victor, kasus dugaan korupsi Alkes RSUD Djoelham itu menjadi atensi dari Kajagung. “Penetapan 7 tersangka ini dengan alat bukti yang cukup. Tersendat karena menunggu hasil investigasi yang agak lama. Bukan tebang pilih. Ini jadi tunggakkan, temuan Jaksa Agung,” ujar mantan Kajari Kuala Tungkal ini.

Karena menjadi atensi Kejagung, sambung dia, tentu kasus tersebut harus dituntaskan. Bahkan, sambung dia, jika kasus dugaan korupsi Alkes RSUD Djoelham yang bersumber dari APBN TA 2012 senilai Rp14 miliar itu tak tuntas, akan menjadi beban.

“Tersendat karena BPKP Sumut. Kami juga tak menyalahkan BPKP juga. Enggak mungkin temuan lagi (sama Kejagung). Jadi yang pasti, itu harus tuntas selesai dalam waktu 3 bulan harus sampai ke meja pengadilan. Kalau jadi tunggakan, malu saya,” ujarnya.

Disoal apakah akan melakukan penggeledahan ke instansi lain, dia mengaku belum mengetahuinya. Sebab, itu persoalan teknis dari penyidik. Dia pun membeberkan penyidikan kaus ini bakal menyasar ke Medan.

Dia menambahkan, Kasubbag Keuangan RSUD Djoelham Binjai sudah dipanggil, kemarin. Ditanya kenapa penggeledahan hingga menyisir ke Ruang ICU dan Ruang Operasi RSUD Djoelham, kata dia, guna mengetahui kecocokan alat kesehatan (alkes) yang telah dibelanjakan.

“Sebenarnya itu disita tapi dipinjam pakai,” sambungnya menyoal Alkes RSUD Djoelham. Dia melanjutkan, ketujuh tersangka sudah dicekal untuk berangkat keluar negeri pascapenetapan tersebut sejak 6 November 2017. Senin (13/11) mendatang, ada 5 tersangka yang bakal diperiksa. Namun dia tak merinci siapa-siapa saja tersangka yang bakal diperiksa. Sebab, dia mengaku, terburu-buru karena hendak bertolak ke Jakarta.

“Dia kaget (Sugianto), tapi siap koperatif. Yang pasti kalau tidak koperatif, bisa berkaitan,” tutupnya mengakhiri ketika ditanya kedatangan dr Sugianto ke Gedung Kejari Binjai dalam rangka apa. (ted/azw)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/