26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Parada Siahaan dan Soza Lase Diusul Naik Pangkat

Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup Polisi melakukan olah TKP terhadap jenazah pegawai pajak, yang menjadi korban pembunuhan oleh pengusaha, yang kaget tunggakan pajaknya miliaran.
Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup
Polisi melakukan olah TKP terhadap jenazah pegawai pajak, yang menjadi korban pembunuhan oleh pengusaha, yang kaget tunggakan pajaknya miliaran.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi memberikan perhatian khusus terhadap kasus tewasnya dua petugas Pajak KPP Sibolga, Sumut, petugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sibolga, yaitu juru sita bernama Parada Toga Fransriano Siahaan dan pegawai honorer bernama Soza Nolo Lase.

Kedua korban tewas ditusuk seorang wajib pajak bernama Agusman Lahagi di Gunung Sitoli, Nias saat menjalankan tugas penagihan, Selasa (12/4) siang.

Yuddi menyampaikan respeknya kepada almarhum. Bahkan mengusulkan agar kedua petugas pajak tersebut diberikan penghargaan. “Jiwa patriotik dan pengabdian yang ditunjukkan kedua petugas pajak tersebut adalah hal yang luar biasa dan bisa menjadi teladan bagi jajaran aparatur negara,” kata Menteri Yuddy, Rabu (14/4).

Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian luar biasa tersebut, Yuddy meminta Direktorat Jenderal Pajak segera menyampaikan usulan kenaikan pangkat luar biasa bagi almarhum, serta mengurus Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) keduanya.

“Agar Ditjen Pajak usulkan kenaikan pangkat luar biasa kepada Badan Kepegawaian Negara, tembuskan ke Kementerian PANRB. Serta segera koordinasi dengan Taspen untuk mengurus JKK dan JKM untuk ahli waris almarhum,” ungkap Yuddy.

Ditambahkan, untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan, Yuddy meminta agar setiap aparatur negara lebih berhati-hati dan waspada dalam mengemban amanah di lapangan, terutama bagi aparatur negara yang memiliki risiko tinggi dalam penugasan.

“Taati standar operasional dan prosedur, serta lakukan mitigasi risiko dalam setiap pelaksanaan tugas agar sukses tanpa ekses,” tandasnya.

Terpisah, Badan Anggaran (Banggar) DPR meminta aparat pajak agar tidak gentar mengejar wajib pajak bandel yang terus berupaya menghindari kewajiban membayar pajaknya. Pengejaran secara intensif harus dilakukan, terutama bagi wajib pajak yang nominalnya besar.

Demikian ditegaskan Wakil Ketua Banggar Said Abdullah kepada wartawan di gedung DPR, Rabu (13/4), menyikapi tewasnya Juru Sita Pajak Negara (JSPN) yang menjadi korban pembunuhan pengusaha wajib pajak di Sibolga, Sumatera Utara.

“Kami minta Ditjen Pajak agar terus melakukan upaya penagihan terhadap wajib pajak tanpa kompromi,” tegas Said.

Menurut Said, kasus terbunuhnya aparat pajak harus menjadi pelecut bagi aparat pajak agar semakin intensif memburu para pengemplang pajak itu. Karena itu, upaya terror semacam ini harus dilawan.

“Kejadian ini tidak boleh ditolerir. Pelakunya harus diusut sampai tuntas. Apalagi tunggakan pajaknya sangat besar sekali mencapai Rp14 miliar,” terangnya.

Politisi Senior PDI Perjuangan ini mengingatkan upaya memburu pengemplang pajak ini tidak boleh dilakukan setengah hati. Pasalnya, pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri.

“Apalagi, besar-kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun anggaran rutin. Pajak sebagai instrumen fiskal yang merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk memenuhi kemakmuran rakyat,” ujar politisi PDI Perjuangan asal Sumenep, Madura ini.

Karena itu, tegas Said, semua wajib pajak bandel, siapapun dia harus ditagih kewajiban pajaknya. Hal ini penting mengingat kontribusi sektor perpajakan terhadap pembangunan bangsa ini sangat besar.

“Bangsa ini sekarang tengah berusaha agar target penerimaan pajak dan cukai harus tercapai karena kontribusinya sangat signifikan,” tuturnya.

Said mengatakan peran pajak dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat besar. Bahkan sektor pajak menjadi tulang punggung pendapatan utama negara untuk membiayai segala macam kebutuhan. (sam/smg/jpnn)

Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup Polisi melakukan olah TKP terhadap jenazah pegawai pajak, yang menjadi korban pembunuhan oleh pengusaha, yang kaget tunggakan pajaknya miliaran.
Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup
Polisi melakukan olah TKP terhadap jenazah pegawai pajak, yang menjadi korban pembunuhan oleh pengusaha, yang kaget tunggakan pajaknya miliaran.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi memberikan perhatian khusus terhadap kasus tewasnya dua petugas Pajak KPP Sibolga, Sumut, petugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sibolga, yaitu juru sita bernama Parada Toga Fransriano Siahaan dan pegawai honorer bernama Soza Nolo Lase.

Kedua korban tewas ditusuk seorang wajib pajak bernama Agusman Lahagi di Gunung Sitoli, Nias saat menjalankan tugas penagihan, Selasa (12/4) siang.

Yuddi menyampaikan respeknya kepada almarhum. Bahkan mengusulkan agar kedua petugas pajak tersebut diberikan penghargaan. “Jiwa patriotik dan pengabdian yang ditunjukkan kedua petugas pajak tersebut adalah hal yang luar biasa dan bisa menjadi teladan bagi jajaran aparatur negara,” kata Menteri Yuddy, Rabu (14/4).

Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian luar biasa tersebut, Yuddy meminta Direktorat Jenderal Pajak segera menyampaikan usulan kenaikan pangkat luar biasa bagi almarhum, serta mengurus Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) keduanya.

“Agar Ditjen Pajak usulkan kenaikan pangkat luar biasa kepada Badan Kepegawaian Negara, tembuskan ke Kementerian PANRB. Serta segera koordinasi dengan Taspen untuk mengurus JKK dan JKM untuk ahli waris almarhum,” ungkap Yuddy.

Ditambahkan, untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan, Yuddy meminta agar setiap aparatur negara lebih berhati-hati dan waspada dalam mengemban amanah di lapangan, terutama bagi aparatur negara yang memiliki risiko tinggi dalam penugasan.

“Taati standar operasional dan prosedur, serta lakukan mitigasi risiko dalam setiap pelaksanaan tugas agar sukses tanpa ekses,” tandasnya.

Terpisah, Badan Anggaran (Banggar) DPR meminta aparat pajak agar tidak gentar mengejar wajib pajak bandel yang terus berupaya menghindari kewajiban membayar pajaknya. Pengejaran secara intensif harus dilakukan, terutama bagi wajib pajak yang nominalnya besar.

Demikian ditegaskan Wakil Ketua Banggar Said Abdullah kepada wartawan di gedung DPR, Rabu (13/4), menyikapi tewasnya Juru Sita Pajak Negara (JSPN) yang menjadi korban pembunuhan pengusaha wajib pajak di Sibolga, Sumatera Utara.

“Kami minta Ditjen Pajak agar terus melakukan upaya penagihan terhadap wajib pajak tanpa kompromi,” tegas Said.

Menurut Said, kasus terbunuhnya aparat pajak harus menjadi pelecut bagi aparat pajak agar semakin intensif memburu para pengemplang pajak itu. Karena itu, upaya terror semacam ini harus dilawan.

“Kejadian ini tidak boleh ditolerir. Pelakunya harus diusut sampai tuntas. Apalagi tunggakan pajaknya sangat besar sekali mencapai Rp14 miliar,” terangnya.

Politisi Senior PDI Perjuangan ini mengingatkan upaya memburu pengemplang pajak ini tidak boleh dilakukan setengah hati. Pasalnya, pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri.

“Apalagi, besar-kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun anggaran rutin. Pajak sebagai instrumen fiskal yang merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk memenuhi kemakmuran rakyat,” ujar politisi PDI Perjuangan asal Sumenep, Madura ini.

Karena itu, tegas Said, semua wajib pajak bandel, siapapun dia harus ditagih kewajiban pajaknya. Hal ini penting mengingat kontribusi sektor perpajakan terhadap pembangunan bangsa ini sangat besar.

“Bangsa ini sekarang tengah berusaha agar target penerimaan pajak dan cukai harus tercapai karena kontribusinya sangat signifikan,” tuturnya.

Said mengatakan peran pajak dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat besar. Bahkan sektor pajak menjadi tulang punggung pendapatan utama negara untuk membiayai segala macam kebutuhan. (sam/smg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/