28 C
Medan
Tuesday, December 3, 2024
spot_img

Edy Masih Pangkostrad, Parpol Tuding Ada Upaya Penjegalan

Pangkostrad, Letjen TNI Edy Rahmayadi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO Partai politik (Parpol) pengusung Letjen TNI, Edy Rahmayadi untuk maju di Pilgubsu 2018 meyakini bahwa Panglima Komando Strategi (Pangkostrad) akan tetap ikut bertarung memperebutkan kursi Sumut 1. Meskipun, Panglima TNI membatalkan mutasi Edy Rahmayadi dalam rangka pensiun dini.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan parpol pertama mendeklarasikan dukungan memberikan tenggat waktu kepada Edy Rahmayadi untuk menuntaskan persoalan kedinasan sebagai TNI sudah tuntas sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut pada 8-10 Januari 2018

“Sebelum mendaftar, tentu persoalan pengunduran diri beliau (Edy) sudah harus tuntas,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BP3) DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo, Rabu (20/12).

Satrya pun mengaku tiga parpol pengusung yang telah mendeklarasikan dukungan kepada Edy Rahmayadi belum pernah bertemu membahas hal-hal teknis termasuk perihal deklarasi.

“PKS kan sudah mengusung sepaket Edy-Ijeck. Jadi tinggal parpol lain, harusnya Pak Edy yang mengundang seluruh parpol membahas calon pendampingnya,” bebernya.

Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga telah mendeklarasikan dukungan kepada Mantan Pangdam I/BB itupun yakin bahwa Edy Rahmayadi akan tetap maju.

Menurut Ketua DPW PAN Sumut, Yahdi Khair Harahap melihat fenomena ini merupakan manuver-manuver dari pihak tertentu yang tidak ingin melihat Edy Rahmayadi maju di Pilgubsu.

“Dalam politik itu, ada rivalitas persaingan. Jangankan Pilkada, main bola saja, kalau bisa lawannya tidak datang, menang WO. Tapi Pak Edy itu semakin dihambat-hambat lebih bagus,” sebutnya.

PAN, kata dia, yakin Letjen TNI Edy Rahmayadi sudah menuntaskan persoalan kedinasan sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut berakhir.

“Kita yakin, Insya Allah Pak Edy tetap maju. Ini politik, masalah goyang menggoyang itu biasa,”tegasnya.

Apabila pihak yang berwenang tidak menyetui pensiun dini yang diajukan oleh Edy Rahmayadi. Maka, Edy bisa mengajukan pengunduran diri.

“Itulah pengorbanan Pak Edy. Beliau sudah punya tekad untuk membangun Sumut,”akunya.

Pembatalan mutasi ini menurut Yahdi mengindikasikan adanya upaya mengganjal pencalonan Edy. Edy saat ini menurutnya, popularitas dan elektabilitasnya terus meningkat.

Seperti diketahui, Edy Rahmayadi sudah mengantongi tiket untuk bisa maju di Pilgubsu 2018 dengan mengantongi rekomendasi 3 parpol diantaranya PKS (9 kursi), Partai Gerindra (13 kursi) dan PAN (6 kursi).

PKS dan PAN mengeluarkan rekomendasi agar Edy Rahmayadi berpasangan dengan Musa Rajeckshah (Ijeck). Sedangkan Partai Gerindra belum memutuskan siapa pendamping Edy.

Pangkostrad, Letjen TNI Edy Rahmayadi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO Partai politik (Parpol) pengusung Letjen TNI, Edy Rahmayadi untuk maju di Pilgubsu 2018 meyakini bahwa Panglima Komando Strategi (Pangkostrad) akan tetap ikut bertarung memperebutkan kursi Sumut 1. Meskipun, Panglima TNI membatalkan mutasi Edy Rahmayadi dalam rangka pensiun dini.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan parpol pertama mendeklarasikan dukungan memberikan tenggat waktu kepada Edy Rahmayadi untuk menuntaskan persoalan kedinasan sebagai TNI sudah tuntas sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut pada 8-10 Januari 2018

“Sebelum mendaftar, tentu persoalan pengunduran diri beliau (Edy) sudah harus tuntas,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BP3) DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo, Rabu (20/12).

Satrya pun mengaku tiga parpol pengusung yang telah mendeklarasikan dukungan kepada Edy Rahmayadi belum pernah bertemu membahas hal-hal teknis termasuk perihal deklarasi.

“PKS kan sudah mengusung sepaket Edy-Ijeck. Jadi tinggal parpol lain, harusnya Pak Edy yang mengundang seluruh parpol membahas calon pendampingnya,” bebernya.

Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga telah mendeklarasikan dukungan kepada Mantan Pangdam I/BB itupun yakin bahwa Edy Rahmayadi akan tetap maju.

Menurut Ketua DPW PAN Sumut, Yahdi Khair Harahap melihat fenomena ini merupakan manuver-manuver dari pihak tertentu yang tidak ingin melihat Edy Rahmayadi maju di Pilgubsu.

“Dalam politik itu, ada rivalitas persaingan. Jangankan Pilkada, main bola saja, kalau bisa lawannya tidak datang, menang WO. Tapi Pak Edy itu semakin dihambat-hambat lebih bagus,” sebutnya.

PAN, kata dia, yakin Letjen TNI Edy Rahmayadi sudah menuntaskan persoalan kedinasan sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut berakhir.

“Kita yakin, Insya Allah Pak Edy tetap maju. Ini politik, masalah goyang menggoyang itu biasa,”tegasnya.

Apabila pihak yang berwenang tidak menyetui pensiun dini yang diajukan oleh Edy Rahmayadi. Maka, Edy bisa mengajukan pengunduran diri.

“Itulah pengorbanan Pak Edy. Beliau sudah punya tekad untuk membangun Sumut,”akunya.

Pembatalan mutasi ini menurut Yahdi mengindikasikan adanya upaya mengganjal pencalonan Edy. Edy saat ini menurutnya, popularitas dan elektabilitasnya terus meningkat.

Seperti diketahui, Edy Rahmayadi sudah mengantongi tiket untuk bisa maju di Pilgubsu 2018 dengan mengantongi rekomendasi 3 parpol diantaranya PKS (9 kursi), Partai Gerindra (13 kursi) dan PAN (6 kursi).

PKS dan PAN mengeluarkan rekomendasi agar Edy Rahmayadi berpasangan dengan Musa Rajeckshah (Ijeck). Sedangkan Partai Gerindra belum memutuskan siapa pendamping Edy.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/