32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Jalur Karo-Langkat Solusi Kemacetan Medan -Berastagi

Dalam kesempatan itu Bupati mengatakan, kedatangan UNESCO ke TNGL diharapkan dapat membantu tercapainya pembangunan jalan altetnatif Karo-Langkat sebagai jalur  evakuasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung.

“Kesempatan ini yang akan kita manfaatkan,” ungkapnya.

Hal ini perlu disikapi karena sejak erupsi Gunung Sinabung, banyak masyarakat di lapangan mengatasnamakan pengungsi menguasai lahan dekat TNGL.

“Hal ini yang harus dicegah. Karena itulah, perlu penyamaan presepsi sebelum tim UNESCO turun ke lapangan,” ajaknya.

Pihak UNESCO harus mengetahui bahwa kondisi kawasan TNGL terletak di bawah kaki Gunung Sinabung. Sebab, hampir wilayah kawasan hutan mulai Desa Kuta Rakyat sudah dirambah orang tak bertanggungjawab yang mengatasnamakan pengungsi.

Kabid TNGL Rahmat Saleh juga membenarkan pentingnya pembangunan jalur Karo-Langkat tersebut. Selain sebagai jalur evakuasi dan jalan alternative, sekaligus sebagai jalur mengurai kemacetan Berastagi-Medan.

“Sudah lama diusulkan ke Dinas TNGL untuk diperuntukkan sebagai jalan tembus, ini semua sudah  diproses di TNGL. Hanya saja, jalan tembus ini diminta untuk dibebaskan guna peningkatan jalan dan tahap proses,” jelas Rahmat.

Soal kawasan hutan di Desa Kutarakyat yang dirambah dan dikuasai atas nama masyarakat pengungsi seputaran kaki Gunung Sinabung, sementara tidak berbahaya. Karena masih masuk kawasan penyangga.

“Jadi tugas tim UNESCO tidak terganggu saat monitoring, lain dengan kawasan Tahura. Sementara, ini yang dapat saya utarakan,” ungkap Rahmat.(deo/ala)

Dalam kesempatan itu Bupati mengatakan, kedatangan UNESCO ke TNGL diharapkan dapat membantu tercapainya pembangunan jalan altetnatif Karo-Langkat sebagai jalur  evakuasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung.

“Kesempatan ini yang akan kita manfaatkan,” ungkapnya.

Hal ini perlu disikapi karena sejak erupsi Gunung Sinabung, banyak masyarakat di lapangan mengatasnamakan pengungsi menguasai lahan dekat TNGL.

“Hal ini yang harus dicegah. Karena itulah, perlu penyamaan presepsi sebelum tim UNESCO turun ke lapangan,” ajaknya.

Pihak UNESCO harus mengetahui bahwa kondisi kawasan TNGL terletak di bawah kaki Gunung Sinabung. Sebab, hampir wilayah kawasan hutan mulai Desa Kuta Rakyat sudah dirambah orang tak bertanggungjawab yang mengatasnamakan pengungsi.

Kabid TNGL Rahmat Saleh juga membenarkan pentingnya pembangunan jalur Karo-Langkat tersebut. Selain sebagai jalur evakuasi dan jalan alternative, sekaligus sebagai jalur mengurai kemacetan Berastagi-Medan.

“Sudah lama diusulkan ke Dinas TNGL untuk diperuntukkan sebagai jalan tembus, ini semua sudah  diproses di TNGL. Hanya saja, jalan tembus ini diminta untuk dibebaskan guna peningkatan jalan dan tahap proses,” jelas Rahmat.

Soal kawasan hutan di Desa Kutarakyat yang dirambah dan dikuasai atas nama masyarakat pengungsi seputaran kaki Gunung Sinabung, sementara tidak berbahaya. Karena masih masuk kawasan penyangga.

“Jadi tugas tim UNESCO tidak terganggu saat monitoring, lain dengan kawasan Tahura. Sementara, ini yang dapat saya utarakan,” ungkap Rahmat.(deo/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/