26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

PDAM Dituntut Beri Kompensasi

Tuntut Pencopotan Dirut Tirtanadi

Sementara, desakan agar Sutedi Raharjo mundur dari jabatan Diretur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi kembali disuarakan Pemuda Muhammadiyah Kota Medan saat aksi di depan kantor PDAM Tirtanadi di Jalan Sisingamangaraja, Jumat (3/11) siang. Selain menuntut Sutedi mundur, mereka juga menuntut pencabutan SK kenaikan tarif air, normalisasi tarif air, serta perbaiki kualitas dan pelayanan distribusi air.

Dalam menyampaikan tuntutan, mereka tak hanya berorasi. Mereka juga melakukan aksi mandi di depan pagar utama kantor PDAM Tirtanadi, dengan menggunakan air yang sudah mereka bawa menggunakan galon dan ember. Ketua Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra Zakran menyebutkan, kenaikan tarif air dengan melanggar Perda dan Permendagri, adalah bentuk pelanggaran pelayanan publik.

Dikatakan Eka, sejatinya Gubsu dan Dirut PDAM Tirtanadi tidak mengeluarkan kebijakan sepihak yang merugikan masyarakat dengan cara melanggar hukum. Tidak itu saja, Eka juga mengatakan, penyelesaian pengaduan cenderung kasuistik, tanpa berusaha menyelesaikan penyebabnya secara menyeluruh.

“Kami terluka kalau bapak naikkan tarif air. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 sudah dijelaskan bahwa bumi, air, udara dan semua yang terkandung di dalamnya itu, sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Sekarang bapak yang makmur di atas, kami susah membayar tarif PDAM Tirtanadi,” teriak Eka dalam orasinya.

Eka juga mengatakan, Dirut PDAM Tirtanadi jangan pernah berpikir kalau aksi mereka sudah selesai. Karena mereka belum lagi melakukan konsolidasi dengan 30 cabang Pemuda Muhammadiyah se-Kota Medan. Jika sudah dilakukan konsolidasi, seluruh kader Pemuda Muhammadiyah se-Kota Medan akan tumpah di kantor PDAM Tirtanadi. “Jadi jangan bapak (Dirut PDAM Tirtanadi, Red) pikir mau lobi-lobi, mau berdialog dengan saya. Tidak ada ruang dialog. Dari tahun ke tahun, tidak berhenti persoalan air ini. Air macet, air jorok, itu keadaan saat ini. Jadi kenapa Bapak naikkan (tarif air, Red) mahal-mahal. Kasihan rakyat ini. Kalau bisa cepat-cepat saja Bapak mundur. Lebih bagus itu, lebih terhormat. Jangan Bapak pikir jabatan itu untuk seumur hidup,” tandas Eka.

Amatan Sumut Pos, aksi Pemuda Muhammadiyah itu dikawal petugas Kepolisian dan sekuriti PDAM Tirtanadi. Sementara dari manajemen PDAM Tirtanadi tidak ada terlihat menghadapi pendemo untuk memberikan tanggapan, hingga pendemo akhirnya membubarkan diri secara damai. (ain/gus/adz)

Tuntut Pencopotan Dirut Tirtanadi

Sementara, desakan agar Sutedi Raharjo mundur dari jabatan Diretur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi kembali disuarakan Pemuda Muhammadiyah Kota Medan saat aksi di depan kantor PDAM Tirtanadi di Jalan Sisingamangaraja, Jumat (3/11) siang. Selain menuntut Sutedi mundur, mereka juga menuntut pencabutan SK kenaikan tarif air, normalisasi tarif air, serta perbaiki kualitas dan pelayanan distribusi air.

Dalam menyampaikan tuntutan, mereka tak hanya berorasi. Mereka juga melakukan aksi mandi di depan pagar utama kantor PDAM Tirtanadi, dengan menggunakan air yang sudah mereka bawa menggunakan galon dan ember. Ketua Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra Zakran menyebutkan, kenaikan tarif air dengan melanggar Perda dan Permendagri, adalah bentuk pelanggaran pelayanan publik.

Dikatakan Eka, sejatinya Gubsu dan Dirut PDAM Tirtanadi tidak mengeluarkan kebijakan sepihak yang merugikan masyarakat dengan cara melanggar hukum. Tidak itu saja, Eka juga mengatakan, penyelesaian pengaduan cenderung kasuistik, tanpa berusaha menyelesaikan penyebabnya secara menyeluruh.

“Kami terluka kalau bapak naikkan tarif air. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 sudah dijelaskan bahwa bumi, air, udara dan semua yang terkandung di dalamnya itu, sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Sekarang bapak yang makmur di atas, kami susah membayar tarif PDAM Tirtanadi,” teriak Eka dalam orasinya.

Eka juga mengatakan, Dirut PDAM Tirtanadi jangan pernah berpikir kalau aksi mereka sudah selesai. Karena mereka belum lagi melakukan konsolidasi dengan 30 cabang Pemuda Muhammadiyah se-Kota Medan. Jika sudah dilakukan konsolidasi, seluruh kader Pemuda Muhammadiyah se-Kota Medan akan tumpah di kantor PDAM Tirtanadi. “Jadi jangan bapak (Dirut PDAM Tirtanadi, Red) pikir mau lobi-lobi, mau berdialog dengan saya. Tidak ada ruang dialog. Dari tahun ke tahun, tidak berhenti persoalan air ini. Air macet, air jorok, itu keadaan saat ini. Jadi kenapa Bapak naikkan (tarif air, Red) mahal-mahal. Kasihan rakyat ini. Kalau bisa cepat-cepat saja Bapak mundur. Lebih bagus itu, lebih terhormat. Jangan Bapak pikir jabatan itu untuk seumur hidup,” tandas Eka.

Amatan Sumut Pos, aksi Pemuda Muhammadiyah itu dikawal petugas Kepolisian dan sekuriti PDAM Tirtanadi. Sementara dari manajemen PDAM Tirtanadi tidak ada terlihat menghadapi pendemo untuk memberikan tanggapan, hingga pendemo akhirnya membubarkan diri secara damai. (ain/gus/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/