25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Perbanyak Ruang Resapan Air, dan Warga… Pedulilah!

Pihaknya pun menerapkan gotong royong massal di setiap hari Sabtu. Sementara gotong royong di tingkat kelurahan dilaksanakan pada hari Minggu.

Meski begitu, ia mengakui masih ada di wilayah Kec.Medan Amplas yang drainasenya kurang baik, bahkan tidak ada. Seperti di Kelurahan Timbang Deli yang pembuangannya tidak jelas karena berbatasan dengan Kabupaten Deliserdang. Untuk mengatasi ini, Zulfakhri mengaku sudah membuat surat permohonan ke Dinas Perkim untuk dibangun parit lingkungan pembuangan ke parit besar.

Buruknya sistem drainase juga terjadi di Jalan SM Raja, tepatnya di seberang kantor Lurah Siti Rejo II menuju pasar Simpang Limun. Jika hujan turun dalam curah yang tinggi, maka kawasan tersebut pasti banjir setinggi lutut. Sebab kondisi jalannya lebih rendah. “Laporan sudah kita sampaikan secara lisan ke Dinas PU untuk normalisasi ini. Tapi mungkin berbenturan sama masalah anggaran,”ungkapnya.

Banjir juga kerap terjadi di kawasan Kelurahan Sei Putih Barat dan Kelurahan Sei Kambing D. Jika hujan deras, air yang tergenang di sana mencapai sepinggang orang dewasa. Itu terjadi karena ditambah luapan sungai Sei Kambing. Hal ini dikatakan Camat Medan Petisah, Rahmat. “Yang masalah itu adalah kiriman air dari sungai. Kalau hujan bentar aja enggak banjir,” ujarnya.

Sungai tersebut dikatakannya tidak mampu lagi menahan debit air. Di Kecamatan Medan Petisah sendiri drainase sudah cukup baik. Apalagi tahun ini ada proyek pembuatan saluran drainase di beberapa titik. Namun masalahnya muara drainase di sana mengarah ke sungai Sei Kambing. “Jadi kalau kita buat drainase makin baik ya makin kencang pula airnya naik nanti,” ujarnya.

Aliran drainase di sana perlu dibenahi. Namun itu adalah kewenangan BWS. Dirinya mengatakan perlu duduk bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatasi permasalahan ini.

Andai saja pemerintah pusat memberikan kewenangan pada pemerintah daerah, masalah ini mungkin akan segera teratasi. Ditambah lagi median pinggiran sungai sudah mulai terkikis. “Kita udah lapor ke pusat jadi kita tunggu realisasinya,” tandas Rahmat. Lokasi lain yang rawan banjir ada di Kecamatan Medan Petisah, terutama di Jalan Iskandar Muda, Jalan Sekip, Jalan Titi Papan, dan Jalan Sampul Ujung. Tiap hujan deras, air di sana tingginya selutut orang dewasa. (bay/win/deo)

Pihaknya pun menerapkan gotong royong massal di setiap hari Sabtu. Sementara gotong royong di tingkat kelurahan dilaksanakan pada hari Minggu.

Meski begitu, ia mengakui masih ada di wilayah Kec.Medan Amplas yang drainasenya kurang baik, bahkan tidak ada. Seperti di Kelurahan Timbang Deli yang pembuangannya tidak jelas karena berbatasan dengan Kabupaten Deliserdang. Untuk mengatasi ini, Zulfakhri mengaku sudah membuat surat permohonan ke Dinas Perkim untuk dibangun parit lingkungan pembuangan ke parit besar.

Buruknya sistem drainase juga terjadi di Jalan SM Raja, tepatnya di seberang kantor Lurah Siti Rejo II menuju pasar Simpang Limun. Jika hujan turun dalam curah yang tinggi, maka kawasan tersebut pasti banjir setinggi lutut. Sebab kondisi jalannya lebih rendah. “Laporan sudah kita sampaikan secara lisan ke Dinas PU untuk normalisasi ini. Tapi mungkin berbenturan sama masalah anggaran,”ungkapnya.

Banjir juga kerap terjadi di kawasan Kelurahan Sei Putih Barat dan Kelurahan Sei Kambing D. Jika hujan deras, air yang tergenang di sana mencapai sepinggang orang dewasa. Itu terjadi karena ditambah luapan sungai Sei Kambing. Hal ini dikatakan Camat Medan Petisah, Rahmat. “Yang masalah itu adalah kiriman air dari sungai. Kalau hujan bentar aja enggak banjir,” ujarnya.

Sungai tersebut dikatakannya tidak mampu lagi menahan debit air. Di Kecamatan Medan Petisah sendiri drainase sudah cukup baik. Apalagi tahun ini ada proyek pembuatan saluran drainase di beberapa titik. Namun masalahnya muara drainase di sana mengarah ke sungai Sei Kambing. “Jadi kalau kita buat drainase makin baik ya makin kencang pula airnya naik nanti,” ujarnya.

Aliran drainase di sana perlu dibenahi. Namun itu adalah kewenangan BWS. Dirinya mengatakan perlu duduk bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatasi permasalahan ini.

Andai saja pemerintah pusat memberikan kewenangan pada pemerintah daerah, masalah ini mungkin akan segera teratasi. Ditambah lagi median pinggiran sungai sudah mulai terkikis. “Kita udah lapor ke pusat jadi kita tunggu realisasinya,” tandas Rahmat. Lokasi lain yang rawan banjir ada di Kecamatan Medan Petisah, terutama di Jalan Iskandar Muda, Jalan Sekip, Jalan Titi Papan, dan Jalan Sampul Ujung. Tiap hujan deras, air di sana tingginya selutut orang dewasa. (bay/win/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/