30 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Peran Kivlan Diungkap, Nama Dalang Menyusul

Antara Foto/Reno Esnir
DIKAWAL POLISI: Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen (tengah) dikawal polisi usai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/5) lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Buka-bukaan soal keterangan para tersangka kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019 serta rencana pembunuhan tokoh nasional, yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), oleh pihak kepolisian, Selasa (11/6), baru mengungkap peran Mayjen (Purn) Kivlan Zen sebagai pemberi perintah pembunuhan. Dalang atau aktor intelektualisnya belum diungkap.

“Ini masih proses. Hanya memakan waktu. Yang kemarin, yang dikenalin lebih dalam adalah bagaimana asal usul senjata dan mau dipakai apa senjata itu. Jadi belum sampai ke dalang kerusuhannya. Selanjutnya nanti akan maju lagi, siapa sih sesungguhnya yang berada di balik ini semuanya,” kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/6).

Dalam jumpa pers Selasa dua hari lalu, pihak kepolisian buka-bukaan soal keterangan para tersangkan

di antaranya H Kurniawan alias Iwan dan Tajudin. Mereka mengaku diperintah oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Keempat target itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere. Sementara, pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.

Moeldoko menyebutkan, masih ada kemungkinan keterlibatan pihak selain Kivlan Zen. “Ya bisa ada, bisa bagaimana nanti hasil investigasi berikutnya,” ujar mantan Panglima TNI ini.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga menepis isu pengungkapan dalang kerusuhan serta rencana pembunuhan pada pejabat adalah skenario pemerintah. Justru, menurut dia, pengungkapan ini dilakukan untuk menunjukkan tak ada rekayasa.

“Kita kemarin membuka seluas-luasnya kepada masyarakat agar masyarakat paham betul bahwa semuanya tidak ada yang direkayasa. Cerita itu, cerita dari orang-orang yang diperiksa dalam sebuah proses penyidikan. Jadi mana bisa orang itu cerita ngarang-ngarang aja. Ini berkaitan dengan pidana. Jangan main-main,” kata dia.

Moeldoko berharap tak ada lagi tudingan bahwa pemerintah atau aparat kepolisian melakukan Moeldoko pun mengingatkan agar masyarakat tak mengembangkan dugaan yang tak benar terhadap pemerintah terkait kasus ini. Sebab, kasus ini berkaitan dengan masalah hukum pidana.

“Ini berkaitan dengan pidana. Jangan main-main. Tidak bisa dia mengatakan apa yang sesungguhnya dia lakukan dan seterusnya. Jadi janganlah mengembangkan hal-hal yang tidak benar,” ujar ujar mantan Panglima TNI ini.

Antara Foto/Reno Esnir
DIKAWAL POLISI: Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen (tengah) dikawal polisi usai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/5) lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Buka-bukaan soal keterangan para tersangka kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019 serta rencana pembunuhan tokoh nasional, yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), oleh pihak kepolisian, Selasa (11/6), baru mengungkap peran Mayjen (Purn) Kivlan Zen sebagai pemberi perintah pembunuhan. Dalang atau aktor intelektualisnya belum diungkap.

“Ini masih proses. Hanya memakan waktu. Yang kemarin, yang dikenalin lebih dalam adalah bagaimana asal usul senjata dan mau dipakai apa senjata itu. Jadi belum sampai ke dalang kerusuhannya. Selanjutnya nanti akan maju lagi, siapa sih sesungguhnya yang berada di balik ini semuanya,” kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/6).

Dalam jumpa pers Selasa dua hari lalu, pihak kepolisian buka-bukaan soal keterangan para tersangkan

di antaranya H Kurniawan alias Iwan dan Tajudin. Mereka mengaku diperintah oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Keempat target itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere. Sementara, pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.

Moeldoko menyebutkan, masih ada kemungkinan keterlibatan pihak selain Kivlan Zen. “Ya bisa ada, bisa bagaimana nanti hasil investigasi berikutnya,” ujar mantan Panglima TNI ini.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga menepis isu pengungkapan dalang kerusuhan serta rencana pembunuhan pada pejabat adalah skenario pemerintah. Justru, menurut dia, pengungkapan ini dilakukan untuk menunjukkan tak ada rekayasa.

“Kita kemarin membuka seluas-luasnya kepada masyarakat agar masyarakat paham betul bahwa semuanya tidak ada yang direkayasa. Cerita itu, cerita dari orang-orang yang diperiksa dalam sebuah proses penyidikan. Jadi mana bisa orang itu cerita ngarang-ngarang aja. Ini berkaitan dengan pidana. Jangan main-main,” kata dia.

Moeldoko berharap tak ada lagi tudingan bahwa pemerintah atau aparat kepolisian melakukan Moeldoko pun mengingatkan agar masyarakat tak mengembangkan dugaan yang tak benar terhadap pemerintah terkait kasus ini. Sebab, kasus ini berkaitan dengan masalah hukum pidana.

“Ini berkaitan dengan pidana. Jangan main-main. Tidak bisa dia mengatakan apa yang sesungguhnya dia lakukan dan seterusnya. Jadi janganlah mengembangkan hal-hal yang tidak benar,” ujar ujar mantan Panglima TNI ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/