25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Bursa Wagubsu: Hasban Bertarung dengan Darwin

Darwin Nasution muncul dari hasil penjaringan internal yang dilakukan oleh PKS. Bahkan, PKS sudah mulai mengkomunikasikannya kepada partai pengusung lain seperti Patriot dan PKNU.

“Hasil komunikasi terakhir, PKS mengusulkan nama Dirut PT Perkebunan, Darwin Nasution menjadi cawagubsu,” ujar Ketua PKNU Sumut, Ikhyar Velyati Harahap, Selasa (12/7).

Pada pertemuan itu, kata Ikhyar, PKS mengaku menjaring tiga nama di sntaranya Ivan Batubara (Ketua Kadin Sumut), Darwin Nasution (Dirut PT Perkebunan Sumut), Fahrul Harahap (Mantan Kadispenda Sumut). “Dari tiga nama itu yang dipilih PKS Darwin Nasution,” ucapnya.

Setiap partai pengusung berhak mengusulkan cawagubsu. Karena usulan Hanura, PKS dan Patriot berasal dari kalangan eksternal atau profesional. Maka pihaknya akan mengusulkan satu nama yang berasal dari internal partai politik. Seluruh nama yang muncul, diakuinya harus tetap melalui mekanisme penjaringan di internal parpol pengusung yang sudah disepakati para pertemuan sebelumnya.

“Ketika dua nama yang diusulkan berasal dari kalangan eksternal, maka ada kesan partai mudah dibeli oleh orang yang punya uang. Jadi akan muncul stigma bahwa tidak penting masuk partai politik ketika ingin menjadi penguasa, itu sudah keliru. Karena parpol memang disiapkan untuk menjaring para calon penguasa,” paparnya.

Berdasarkan UU No 8/2015, hanya dua nama yang bisa dikirimkan oleh partai pengusung ke DPRD Sumut untuk dipilih. “Di dewan sudah ada pansus, mungkin dua nama yang diusulkan partai pengusung akan diverifikasi administrasi lebih dahulu oleh pansus. Misalkan soal persyaratan pendidikan terakhir, soal dukungan partai pengusung, bisa saja pansus bekerja sama dengan KPU nantinya,” jelasnya.

Secara pribadi, Ikhyar berharap agar proses pemilihan cawagubsu melalui mekanisme voting secara terbuka. “Ketika prosesnya terbuka maka akan lebih transparan, sehingga tidak ada oknum anggota dewan yang bermain,”urainya.

Menurutnya, pimpinan partai politik juga tidak bisa melakukan intervensi kepada anggota dewan dalam proses pemilihan cawagubsu. “Ini sudah menjadi hak masing-masing anggota dewan,” terangnya.

Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Zulfikar tidak membantah bahwa pihaknya disebut telah memilih Darwin Nasution menjadi salah satu kandidat cawagubsu. “Aduh, saya tidak diberikan amanah untuk menyampaikan hasil keputusan partai,” kata Zulfikar ketika dihubungi terpisah.

Zulfikar mengaku pada waktunya nama cawagubsu asal PKS akan diumumkan kepada publik. “Yang berhak menyampaikan itu ketua partai,” tukasnya.

Terpisah, Pengamat Hukum dan Pemerintahan dari UMSU Rio Affandi Siregar mengatakan bahwa wacana Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga sebgai calon Wagub Sumut cukup baik. Menurutnya faktor birokrat berpengalaman dan menguasai seluk-beluk birokrasi di Pemprov Sumut harus diperhitungkan. Apalagi, sebagai seorang yang non partai, sangat tepat dijadikan alternatif calon independen disaat banyaknya rumor tidak sedap yang menimpa politisi di Sumut.

Dengan sejumlah faktor tersebut, lanjut Rio, sudah bisa menjadi modal pertimbangan bagi parpol maupun Erry sendiri untuk bisa memilih calon pendamping Gubernur Sumut agar di sisa masa jabatan hingga 2018 mendatang, pemerintahan provinsi bisa berjalan efektif. (bal/dik/ril)

Darwin Nasution muncul dari hasil penjaringan internal yang dilakukan oleh PKS. Bahkan, PKS sudah mulai mengkomunikasikannya kepada partai pengusung lain seperti Patriot dan PKNU.

“Hasil komunikasi terakhir, PKS mengusulkan nama Dirut PT Perkebunan, Darwin Nasution menjadi cawagubsu,” ujar Ketua PKNU Sumut, Ikhyar Velyati Harahap, Selasa (12/7).

Pada pertemuan itu, kata Ikhyar, PKS mengaku menjaring tiga nama di sntaranya Ivan Batubara (Ketua Kadin Sumut), Darwin Nasution (Dirut PT Perkebunan Sumut), Fahrul Harahap (Mantan Kadispenda Sumut). “Dari tiga nama itu yang dipilih PKS Darwin Nasution,” ucapnya.

Setiap partai pengusung berhak mengusulkan cawagubsu. Karena usulan Hanura, PKS dan Patriot berasal dari kalangan eksternal atau profesional. Maka pihaknya akan mengusulkan satu nama yang berasal dari internal partai politik. Seluruh nama yang muncul, diakuinya harus tetap melalui mekanisme penjaringan di internal parpol pengusung yang sudah disepakati para pertemuan sebelumnya.

“Ketika dua nama yang diusulkan berasal dari kalangan eksternal, maka ada kesan partai mudah dibeli oleh orang yang punya uang. Jadi akan muncul stigma bahwa tidak penting masuk partai politik ketika ingin menjadi penguasa, itu sudah keliru. Karena parpol memang disiapkan untuk menjaring para calon penguasa,” paparnya.

Berdasarkan UU No 8/2015, hanya dua nama yang bisa dikirimkan oleh partai pengusung ke DPRD Sumut untuk dipilih. “Di dewan sudah ada pansus, mungkin dua nama yang diusulkan partai pengusung akan diverifikasi administrasi lebih dahulu oleh pansus. Misalkan soal persyaratan pendidikan terakhir, soal dukungan partai pengusung, bisa saja pansus bekerja sama dengan KPU nantinya,” jelasnya.

Secara pribadi, Ikhyar berharap agar proses pemilihan cawagubsu melalui mekanisme voting secara terbuka. “Ketika prosesnya terbuka maka akan lebih transparan, sehingga tidak ada oknum anggota dewan yang bermain,”urainya.

Menurutnya, pimpinan partai politik juga tidak bisa melakukan intervensi kepada anggota dewan dalam proses pemilihan cawagubsu. “Ini sudah menjadi hak masing-masing anggota dewan,” terangnya.

Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Zulfikar tidak membantah bahwa pihaknya disebut telah memilih Darwin Nasution menjadi salah satu kandidat cawagubsu. “Aduh, saya tidak diberikan amanah untuk menyampaikan hasil keputusan partai,” kata Zulfikar ketika dihubungi terpisah.

Zulfikar mengaku pada waktunya nama cawagubsu asal PKS akan diumumkan kepada publik. “Yang berhak menyampaikan itu ketua partai,” tukasnya.

Terpisah, Pengamat Hukum dan Pemerintahan dari UMSU Rio Affandi Siregar mengatakan bahwa wacana Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga sebgai calon Wagub Sumut cukup baik. Menurutnya faktor birokrat berpengalaman dan menguasai seluk-beluk birokrasi di Pemprov Sumut harus diperhitungkan. Apalagi, sebagai seorang yang non partai, sangat tepat dijadikan alternatif calon independen disaat banyaknya rumor tidak sedap yang menimpa politisi di Sumut.

Dengan sejumlah faktor tersebut, lanjut Rio, sudah bisa menjadi modal pertimbangan bagi parpol maupun Erry sendiri untuk bisa memilih calon pendamping Gubernur Sumut agar di sisa masa jabatan hingga 2018 mendatang, pemerintahan provinsi bisa berjalan efektif. (bal/dik/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/