30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Paslon Dianggap Kurang Paham Sejarah

Pasangan cagub-cawagub Sumut nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) menyampaikan program disaksikan pasangan cagub-cawagub nomor urut satu Edy Rahmayadi (kiri)-Musa Rajekshah (kedua kiri) pada Debat Publik Kedua Pilgub Sumut, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (12/5). Debat publik tersebut mengangkat tema Pembangunan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan.

Ia pun menyarankan kepada siapapun yang terpilih nanti bisa merenungkan pertanyaan tersebut terlebih memaksimalkannya. “Dan juga bisa melakukan program yang implementatif yang mereka bisa lakukan, itu masukan saya,” pungkasnya.

Pendapat berbeda dikatakan Agus Suriadi, akademisi asal USU. Menurutnya, pada debat kedua ini lebih ada perkembangan dari debat sebelumnya. Suasana lebih atraktif, dinamis dan kedua paslon terlihat lebih percaya diri dan siap. “Begitu juga jawaban-jawaban yang lebih teknis walaupun kedua paslon masih belum bisa mengeksplore masalah Sumut secara mendalam karena dibatasi waktu,” katanya.

Namun pada aspek penguasaan materi debat, jika boleh memilih dan menilai secara fair, Djarot-Sihar jauh lebih bagus dibanding Eramas. “Untuk debat terakhir,  saya pikir tim panelis yang sudah ditunjuk harus menggali lebih dalam tentang persoalan fundamental di Sumut, antara lain daya saing daerah dan kreativitas para paslon untuk menggali potensi dan sumber pembiayaan pembangunan daerah,” pungkasnya.

Debat yang dipandu pembawa acara dari Metro TV, Zilvia Iskandar tetap dibagi enam segmen. Pada segmen satu, Cagubsu nomor satu, Edy Rahmayadi yang ditanya soal tema debat pembangunan yang berkeadilan dan berkesetaraan di Sumut memaparkan, guna mewujudkan hal tersebut harus dilihat secara utuh dan menyeluruh dengan melibatkan aspek ekonomi dan non-ekonomi.

“Apa itu aspek ekonomi? Sumber wilayah yang berlimpah. Ketersediaan modal, organisasi dan lain-lain. Apa itu non-ekonomi? SDM, sosial budaya dan lain-lain,” katanya.

Edy sependapat bahwa rasio ketimpangan pembangunan di Sumut terlalu jauh. Ia menyebut periode 2017 penduduk miskin di Sumut sekitar 1,4 juta jiwa lebih atau 9,28 persen dan pengangguran sekitar 5,60  persen lebih besar dari jumlah pengangguran nasional. “Bercermin dari kondisi ini, Eramas sudah menyiapkan konsep untuk mencari jalan keluarnya,” katanya.

Cagubsu nomor dua, Djarot Saiful Hidayat menyampaikan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan keadilan pembangunan di Sumut, pihaknya akan meluncurkan Kartu Sumut Pintar, Kartu Sumut Sehat, dan Kartu Sumut Keluarga Sejahtera. “Sedangkan untuk transportasi akan kami selesaikan dalam dua tahun kepemimpinan,” katanya. “Kami juga akan menyesuaikan sport centre sehingga Sumut punya sarana olahraga internasional agar atletnya bisa berprestasi,” imbuh Sihar.

Pasangan cagub-cawagub Sumut nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) menyampaikan program disaksikan pasangan cagub-cawagub nomor urut satu Edy Rahmayadi (kiri)-Musa Rajekshah (kedua kiri) pada Debat Publik Kedua Pilgub Sumut, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (12/5). Debat publik tersebut mengangkat tema Pembangunan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan.

Ia pun menyarankan kepada siapapun yang terpilih nanti bisa merenungkan pertanyaan tersebut terlebih memaksimalkannya. “Dan juga bisa melakukan program yang implementatif yang mereka bisa lakukan, itu masukan saya,” pungkasnya.

Pendapat berbeda dikatakan Agus Suriadi, akademisi asal USU. Menurutnya, pada debat kedua ini lebih ada perkembangan dari debat sebelumnya. Suasana lebih atraktif, dinamis dan kedua paslon terlihat lebih percaya diri dan siap. “Begitu juga jawaban-jawaban yang lebih teknis walaupun kedua paslon masih belum bisa mengeksplore masalah Sumut secara mendalam karena dibatasi waktu,” katanya.

Namun pada aspek penguasaan materi debat, jika boleh memilih dan menilai secara fair, Djarot-Sihar jauh lebih bagus dibanding Eramas. “Untuk debat terakhir,  saya pikir tim panelis yang sudah ditunjuk harus menggali lebih dalam tentang persoalan fundamental di Sumut, antara lain daya saing daerah dan kreativitas para paslon untuk menggali potensi dan sumber pembiayaan pembangunan daerah,” pungkasnya.

Debat yang dipandu pembawa acara dari Metro TV, Zilvia Iskandar tetap dibagi enam segmen. Pada segmen satu, Cagubsu nomor satu, Edy Rahmayadi yang ditanya soal tema debat pembangunan yang berkeadilan dan berkesetaraan di Sumut memaparkan, guna mewujudkan hal tersebut harus dilihat secara utuh dan menyeluruh dengan melibatkan aspek ekonomi dan non-ekonomi.

“Apa itu aspek ekonomi? Sumber wilayah yang berlimpah. Ketersediaan modal, organisasi dan lain-lain. Apa itu non-ekonomi? SDM, sosial budaya dan lain-lain,” katanya.

Edy sependapat bahwa rasio ketimpangan pembangunan di Sumut terlalu jauh. Ia menyebut periode 2017 penduduk miskin di Sumut sekitar 1,4 juta jiwa lebih atau 9,28 persen dan pengangguran sekitar 5,60  persen lebih besar dari jumlah pengangguran nasional. “Bercermin dari kondisi ini, Eramas sudah menyiapkan konsep untuk mencari jalan keluarnya,” katanya.

Cagubsu nomor dua, Djarot Saiful Hidayat menyampaikan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan keadilan pembangunan di Sumut, pihaknya akan meluncurkan Kartu Sumut Pintar, Kartu Sumut Sehat, dan Kartu Sumut Keluarga Sejahtera. “Sedangkan untuk transportasi akan kami selesaikan dalam dua tahun kepemimpinan,” katanya. “Kami juga akan menyesuaikan sport centre sehingga Sumut punya sarana olahraga internasional agar atletnya bisa berprestasi,” imbuh Sihar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/