26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Jalur KA ke Danau Toba: Sesuaikan Ganti Rugi Lahan

Indahnya Danau Toba.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana pembangunan jalur kereta api (KA) yang menuju Danau Toba dinilai akan menjadi transportasi yang bakal diminati wisatawan. Namun, proyek yang digarap Balai Perkeretaapian ini perlu memperhatikan persoalan pembebasan lahan yang menjadi kendala.

Tokoh masyarakat Sumatera Utara RE Nainggolan menuturkan, sangat bagus sekali rencana pembangunan jalur kereta api itu. Akan tetapi, kata dia, dengan catatan kereta api yang nantinya digunakan harus bagus atau standar wisata. Dengan kata lain, nyaman dan jangan kereta api yang abal-abal.

“Dengan adanya moda transportasi kereta api tersebut nantinya akan sangat diminati. Sebab, jarak tempuhnya cepat dibanding kendaraan umum. Karenanya, diharapkan sosialisasi yang dilakukan pemerintah harus baik,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (13/7).

Menurut mantan Sekda Pemprov Sumut ini, dengan adanya kereta api tersebut, harapannya tentu akan menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba. Namun begitu, rencana pembangunan infrastruktur ini harus memperhatikan juga aspek pembebasan lahan.

“Persoalan wisatawan selama ini yang ingin berkunjung ke sana selalu masalah akses. Mereka mengeluhkan jalan yang dilalui jelek, padahal pesona Danau Toba sangat indah. Makanya, persoalan pembebasan lahan perlu dipikirkan juga. Pemerintah tentunya harus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan ganti rugi yang sesuai, sehingga tidak akan menolak,” katanya.

Lebih lanjut diutarakannya, tak hanya infrastruktur, dalam mengembangkan wisata Danau Toba juga harus melihat aspek budaya. Artinya, lokasi wisata dikembangkan dengan kebudayaan.

“Ketertarikan wisatawan terhadap suatu daerah wisata, 65 persen ditentukan oleh budaya. Sedangkan sisanya, dari alam dan potensi lainnya,” tandas RE Nainggolan.

Indahnya Danau Toba.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana pembangunan jalur kereta api (KA) yang menuju Danau Toba dinilai akan menjadi transportasi yang bakal diminati wisatawan. Namun, proyek yang digarap Balai Perkeretaapian ini perlu memperhatikan persoalan pembebasan lahan yang menjadi kendala.

Tokoh masyarakat Sumatera Utara RE Nainggolan menuturkan, sangat bagus sekali rencana pembangunan jalur kereta api itu. Akan tetapi, kata dia, dengan catatan kereta api yang nantinya digunakan harus bagus atau standar wisata. Dengan kata lain, nyaman dan jangan kereta api yang abal-abal.

“Dengan adanya moda transportasi kereta api tersebut nantinya akan sangat diminati. Sebab, jarak tempuhnya cepat dibanding kendaraan umum. Karenanya, diharapkan sosialisasi yang dilakukan pemerintah harus baik,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (13/7).

Menurut mantan Sekda Pemprov Sumut ini, dengan adanya kereta api tersebut, harapannya tentu akan menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba. Namun begitu, rencana pembangunan infrastruktur ini harus memperhatikan juga aspek pembebasan lahan.

“Persoalan wisatawan selama ini yang ingin berkunjung ke sana selalu masalah akses. Mereka mengeluhkan jalan yang dilalui jelek, padahal pesona Danau Toba sangat indah. Makanya, persoalan pembebasan lahan perlu dipikirkan juga. Pemerintah tentunya harus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan ganti rugi yang sesuai, sehingga tidak akan menolak,” katanya.

Lebih lanjut diutarakannya, tak hanya infrastruktur, dalam mengembangkan wisata Danau Toba juga harus melihat aspek budaya. Artinya, lokasi wisata dikembangkan dengan kebudayaan.

“Ketertarikan wisatawan terhadap suatu daerah wisata, 65 persen ditentukan oleh budaya. Sedangkan sisanya, dari alam dan potensi lainnya,” tandas RE Nainggolan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/