27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Idih.. 70 Persen Drainase di Medan Sumbat dan Dangkal

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Pengunjung melintasi banjir yang menggenang halaman RS Advent di Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (8/2/2016). Dampak buruk saluran drainase di kawasan tersebut, mengakibatkan sejumlah tempat umum tergenang saat hujan mengguyur kota Medan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Pengunjung melintasi banjir yang menggenang halaman RS Advent di Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (8/2/2016). Dampak buruk saluran drainase di kawasan tersebut, mengakibatkan sejumlah tempat umum tergenang saat hujan mengguyur kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Kota Medan tampaknya harus menerima kenyataan selalu dilanda banjir ketika hujan tiba. Pasalnya, sekitar 70 persen saluran drainase di kota ini memang bermasalah.

Usaha Pemko Medan untuk mengatasi banjir yang sering melanda Kota Medan tidak akan mudah. Sebab, sekitar 70 persen drainase di kota ini dangkal dan sumbat akibat tumpukan sampah.

Hal itu diakui Pejabat (Pj) Wali Kota Medan, Randiman Tarigan. “Drainase di Kota Medan ini memang bermasalah. Sekitar 70 persen dangkal dan sumbat, akibat sampah,” ujar Randiman di Medan, kemarin.

Disebutkan, kondisi drainase yang dangkal dan sumbat tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah, karena sudah lama tidak dilakukan pengorekan dan pembersihan oleh Dinas PU Bina Barga Kota Medan.

“Drainase itu bisa sumbat karena sikap warga yang membuang sampah ke drainase. Terbukti, drainase dangkal dan sumbat karena tumpukan sampah,” tegasnya.

Melihat kondisi ini, Randiman meminta kepada seluruh camat di Kota Medan untuk mengimbau dan mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Pasalnya, drainase dan sungai bukan tempat pembuangan sampah.

Randiman mencontohnya pengorekan drainase di Jalan Darussalam dan Jalan Sei Batanghari, Sabtu (13/2). Drainase dipenuhi sampah mulai dari plastik, botol minuman. “Drainase itu sudah seperti tempat pembuangan sampah,” ungkapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPRD Sumut itu mengatakan, penyumbatan drainase bukan hanya bisa menyebabkan banjir. Tapi juga menjadi sumber penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD).

“Genangan air di drainase bakal menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD. Masyarakat harus sadar bahwa genangan air di drainase itu sangat berbahaya,” tambahnya.

Pria berdarah Karo ini menilai, cuaca seperti sekarang ini sangat rawan dengan penyakit DBD. Karena itu, dia sangat kecewa kepada Dinas Kesehatan Kota medan, sebab hingga kini belum melaporkan data penderita DBD di Kota medan.

“Saya kecewa kepada Dinas Kesehatan, karena hingga kini belum melaporkan data penderita DBD. Apalah memang warga Kota Medan tidak ada terkena DBD. Meski begitu, saya meminta agar Dinas Kesehatan segara melakukan pendataan dan melakukan foging,” pintanya.

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Pengunjung melintasi banjir yang menggenang halaman RS Advent di Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (8/2/2016). Dampak buruk saluran drainase di kawasan tersebut, mengakibatkan sejumlah tempat umum tergenang saat hujan mengguyur kota Medan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Pengunjung melintasi banjir yang menggenang halaman RS Advent di Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (8/2/2016). Dampak buruk saluran drainase di kawasan tersebut, mengakibatkan sejumlah tempat umum tergenang saat hujan mengguyur kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Kota Medan tampaknya harus menerima kenyataan selalu dilanda banjir ketika hujan tiba. Pasalnya, sekitar 70 persen saluran drainase di kota ini memang bermasalah.

Usaha Pemko Medan untuk mengatasi banjir yang sering melanda Kota Medan tidak akan mudah. Sebab, sekitar 70 persen drainase di kota ini dangkal dan sumbat akibat tumpukan sampah.

Hal itu diakui Pejabat (Pj) Wali Kota Medan, Randiman Tarigan. “Drainase di Kota Medan ini memang bermasalah. Sekitar 70 persen dangkal dan sumbat, akibat sampah,” ujar Randiman di Medan, kemarin.

Disebutkan, kondisi drainase yang dangkal dan sumbat tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah, karena sudah lama tidak dilakukan pengorekan dan pembersihan oleh Dinas PU Bina Barga Kota Medan.

“Drainase itu bisa sumbat karena sikap warga yang membuang sampah ke drainase. Terbukti, drainase dangkal dan sumbat karena tumpukan sampah,” tegasnya.

Melihat kondisi ini, Randiman meminta kepada seluruh camat di Kota Medan untuk mengimbau dan mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Pasalnya, drainase dan sungai bukan tempat pembuangan sampah.

Randiman mencontohnya pengorekan drainase di Jalan Darussalam dan Jalan Sei Batanghari, Sabtu (13/2). Drainase dipenuhi sampah mulai dari plastik, botol minuman. “Drainase itu sudah seperti tempat pembuangan sampah,” ungkapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPRD Sumut itu mengatakan, penyumbatan drainase bukan hanya bisa menyebabkan banjir. Tapi juga menjadi sumber penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD).

“Genangan air di drainase bakal menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD. Masyarakat harus sadar bahwa genangan air di drainase itu sangat berbahaya,” tambahnya.

Pria berdarah Karo ini menilai, cuaca seperti sekarang ini sangat rawan dengan penyakit DBD. Karena itu, dia sangat kecewa kepada Dinas Kesehatan Kota medan, sebab hingga kini belum melaporkan data penderita DBD di Kota medan.

“Saya kecewa kepada Dinas Kesehatan, karena hingga kini belum melaporkan data penderita DBD. Apalah memang warga Kota Medan tidak ada terkena DBD. Meski begitu, saya meminta agar Dinas Kesehatan segara melakukan pendataan dan melakukan foging,” pintanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/