27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Perlu Kesamaan Persepsi Antara Pedagang, PD Pasar dan Pemko

Senada, Muryanto Amin memberi pandangan bahwa lini online market sudah hampir mengimbangi offline market. Kehadiran usaha waralaba jejaring misalnya sebut Muryanto, sangat jelas dapat mematikan pasar tradisional yang ada. Belum lagi kemudahan transaksi via aplikasi yang memudahkan orang berbelanja apa yang dia inginkan, dengan memakai ponsel pintar (android).

“Pasar rakyat senantiasa tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Memiliki nilai ditambah kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya. Ada budaya silaturahmi, tempat rakyat berbagai nafkah, serta memberi solusi bagi masyarakat. Pasar rakyat juga menjadi cerminan sejati jati diri masyarakat Indonesia, yang sekarang sudah terkikir dengan budaya globalisasi yang cenderung individualis dan tidak perduli dengan sekitarnya,” paparnya.

Kehadiran hipermarket sejenis pasar modern, sebut dia yang sedemikian pesar berkembang dari tahun ke tahun. Di mana meningkat 31,4 persen, sedangkan pasar tradisional menurun 8,01 persen. “Di sektor makanan, pangsa pasar supermarket meningkat dari 11 persen menjadi 40 persen,” katanya. Ia berpandangan, membangun pasar tradisional dengan konsep modern yaitu membuat bangunan pasar lebih higienis, menata kios-kios lebih teratur, mengatur kebersihan agar lebih terjaga. “Dengan begitu, kondisi pasar tradisional yang di pandang buruk dibandingkan dengan pasar modern akan menjadi lebih baik di mata masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, Dirut PD Pasar Medan Rusdi Sinuraya dalam sambutannya mengatakan banyak tantangan dan ujian yang pihaknya hadapi dalam mengelola dan menata pasar tradisional berkonsep modern. “Dengan seminar ini akan dirumuskan dan menjadi bekal kita bersama, agar penataan pasar tradisional lebih baik lagi kedepan. Juga dari seminar ini akan disampaikan kepada Pemko Medan pada acara puncak HUT PD Pasar,” katanya.

Ia menyebut acara ini bagian dari rangkaian HUT ke-24 PD Pasar. “Saya ingin ada makna dari ulang tahun PD Pasar tahun ini, tidak sekadar seremonial saja. Saya minta panitia membuat acara yang menyentuh daripada tujuan guna mengembangkan pasar tradisional,” katanya.

Ketua Panitia Agus Syahputra melaporkan, sebelum acara seminar ini pihaknya sudah melaksanakan kegiatan gotong royong, bazar kuliner selama empat hari, perlombaan dan aksi bersih-bersih di Pasar Petisah. “Dan puncak acaranya dilakukan Senin, bertempat di Pasar Petisah Medan. Semoga seminar ini bermanfaat bagi kita semua, terutama kalangan pedagang dan jajaran PD Pasar dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Seminar sendiri dihadiri 200 pedagang dari 52 pasar tradisional. Turut hadir mewakili Bawas Busral Manan dan Andreas Tarigan, serta jajaran direksi PD Pasar dan para kepala pasar PD Pasar Medan. (*/ila)

 

 

 

Senada, Muryanto Amin memberi pandangan bahwa lini online market sudah hampir mengimbangi offline market. Kehadiran usaha waralaba jejaring misalnya sebut Muryanto, sangat jelas dapat mematikan pasar tradisional yang ada. Belum lagi kemudahan transaksi via aplikasi yang memudahkan orang berbelanja apa yang dia inginkan, dengan memakai ponsel pintar (android).

“Pasar rakyat senantiasa tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Memiliki nilai ditambah kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya. Ada budaya silaturahmi, tempat rakyat berbagai nafkah, serta memberi solusi bagi masyarakat. Pasar rakyat juga menjadi cerminan sejati jati diri masyarakat Indonesia, yang sekarang sudah terkikir dengan budaya globalisasi yang cenderung individualis dan tidak perduli dengan sekitarnya,” paparnya.

Kehadiran hipermarket sejenis pasar modern, sebut dia yang sedemikian pesar berkembang dari tahun ke tahun. Di mana meningkat 31,4 persen, sedangkan pasar tradisional menurun 8,01 persen. “Di sektor makanan, pangsa pasar supermarket meningkat dari 11 persen menjadi 40 persen,” katanya. Ia berpandangan, membangun pasar tradisional dengan konsep modern yaitu membuat bangunan pasar lebih higienis, menata kios-kios lebih teratur, mengatur kebersihan agar lebih terjaga. “Dengan begitu, kondisi pasar tradisional yang di pandang buruk dibandingkan dengan pasar modern akan menjadi lebih baik di mata masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, Dirut PD Pasar Medan Rusdi Sinuraya dalam sambutannya mengatakan banyak tantangan dan ujian yang pihaknya hadapi dalam mengelola dan menata pasar tradisional berkonsep modern. “Dengan seminar ini akan dirumuskan dan menjadi bekal kita bersama, agar penataan pasar tradisional lebih baik lagi kedepan. Juga dari seminar ini akan disampaikan kepada Pemko Medan pada acara puncak HUT PD Pasar,” katanya.

Ia menyebut acara ini bagian dari rangkaian HUT ke-24 PD Pasar. “Saya ingin ada makna dari ulang tahun PD Pasar tahun ini, tidak sekadar seremonial saja. Saya minta panitia membuat acara yang menyentuh daripada tujuan guna mengembangkan pasar tradisional,” katanya.

Ketua Panitia Agus Syahputra melaporkan, sebelum acara seminar ini pihaknya sudah melaksanakan kegiatan gotong royong, bazar kuliner selama empat hari, perlombaan dan aksi bersih-bersih di Pasar Petisah. “Dan puncak acaranya dilakukan Senin, bertempat di Pasar Petisah Medan. Semoga seminar ini bermanfaat bagi kita semua, terutama kalangan pedagang dan jajaran PD Pasar dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Seminar sendiri dihadiri 200 pedagang dari 52 pasar tradisional. Turut hadir mewakili Bawas Busral Manan dan Andreas Tarigan, serta jajaran direksi PD Pasar dan para kepala pasar PD Pasar Medan. (*/ila)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/