29 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Tak Ada Lagi Perang!

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

KOREA, SUMUTPOS.CO  – Kim Jong-un mengagetkan banyak orang dengan mengajak sejawatnya dari Selatan, Presiden Moon Jae-in, untuk melangkahkan kaki sebentar melintasi garis demarkasi ke Korea Utara, sebelum keduanya berbalik kembali ke Korea Selatan – sambil berpegangan tangan, Jumat (27/4).

Kim Jong-un kemudian menyeberangi perbatasan dengan Presiden Korea Selatan Moon.

“Saya sangat senang bertemu anda,” kata presiden Moon.

Ini adalah pertama kalinya seorang anggota dinasti Kim yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Selatan sejak akhir Perang Korea tahun 1953, dalam upaya terbaru untuk menyelesaikan kebuntuan terakhir dari era Perang Dingin.

Momen itu tampaknya tidak dirancang dalam peristiwa yang susunan acaranya direncanakan sangat rinci itu.

Sementara itu istri-istri kedua pemimpin akan bergabung bersama mereka hari Jumat dalam suatu jamuan makan.

Ini adalah pertemuan puncak antar-Korea yang ketiga. Dua pertemuan sebelumnya, pada tahun 2000 dan 2007, berlangsung di Korea Utara.

Tak lama kemudian kedua pemimpin negara, yang secara teknis masih dalam keadaan berperang karena tidak ada perjanjian yang mengakhiri perang Korea, menggelar pembicaraan.

Dalam perjumpaan pembuka yang hangat itu Kim jong-un mengatakan dia berharap terjadinya diskusi-diskusi ‘blak-blakan’ di antara mereka.

Sesi pertama telah selesai dan keduanya makan siang secara terpisah. Kim Yong-un kembali ke Korea Utara dengan limusin hitam yang dijaga ketat untuk makan siang. Dia akan menyeberang kembali ke perbatasan di sore hari untuk melanjutkan diskusi.

Lalu setelah dia kembali pada sore hari, Kim dan Moon mengambil bagian dalam upacara yang ditandai penanaman pohon pinus menggunakan tanah dan air dari kedua negara.

Keduanya menyekop tanah di sekitar kaki pohon dan menggali batu bertuliskan nama-nama dan jabatan resmi mereka, serta pesan yang berbunyi: “Tanamlah kedamaian dan kemakmuran.”

Sebuah perjamuan kemudian diadakan di sisi Selatan. Kim Jong-un disuguhi rösti, hidangan adonan kentang panggang ala Swiss -suatu sentilan akrab terkait masa muda Kim saat kuliah di Swiss – bersama hidangan khas Korea Utara, mie dingin, dan likor atau minuman Korea Utara yang beralkohol.

Kim didampingi sembilan pejabat terpercayanya, termasuk adik perempuannya yang kuat dan berpengaruh, Kim Yo-jong.

Beberapa bulan yang lalu Korea Utara selalu dalam retorika perang, tetapi sekarang mereka mungkin akan membahas perjanjian damai dan kesepakatan senjata nuklir.

Sebagian besar fokus KTT telah disepakati sebelumnya, tetapi banyak pengamat tetap sangat skeptis tentang tawaran Korea Utara untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir.

Betapa pun, seluruh Korea Selatan terpaku saat pemimpin kedua Korea berjabat tangan di kedua sisi perbatasan di zona demiliterisasi yang membagi kedua negara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

KOREA, SUMUTPOS.CO  – Kim Jong-un mengagetkan banyak orang dengan mengajak sejawatnya dari Selatan, Presiden Moon Jae-in, untuk melangkahkan kaki sebentar melintasi garis demarkasi ke Korea Utara, sebelum keduanya berbalik kembali ke Korea Selatan – sambil berpegangan tangan, Jumat (27/4).

Kim Jong-un kemudian menyeberangi perbatasan dengan Presiden Korea Selatan Moon.

“Saya sangat senang bertemu anda,” kata presiden Moon.

Ini adalah pertama kalinya seorang anggota dinasti Kim yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Selatan sejak akhir Perang Korea tahun 1953, dalam upaya terbaru untuk menyelesaikan kebuntuan terakhir dari era Perang Dingin.

Momen itu tampaknya tidak dirancang dalam peristiwa yang susunan acaranya direncanakan sangat rinci itu.

Sementara itu istri-istri kedua pemimpin akan bergabung bersama mereka hari Jumat dalam suatu jamuan makan.

Ini adalah pertemuan puncak antar-Korea yang ketiga. Dua pertemuan sebelumnya, pada tahun 2000 dan 2007, berlangsung di Korea Utara.

Tak lama kemudian kedua pemimpin negara, yang secara teknis masih dalam keadaan berperang karena tidak ada perjanjian yang mengakhiri perang Korea, menggelar pembicaraan.

Dalam perjumpaan pembuka yang hangat itu Kim jong-un mengatakan dia berharap terjadinya diskusi-diskusi ‘blak-blakan’ di antara mereka.

Sesi pertama telah selesai dan keduanya makan siang secara terpisah. Kim Yong-un kembali ke Korea Utara dengan limusin hitam yang dijaga ketat untuk makan siang. Dia akan menyeberang kembali ke perbatasan di sore hari untuk melanjutkan diskusi.

Lalu setelah dia kembali pada sore hari, Kim dan Moon mengambil bagian dalam upacara yang ditandai penanaman pohon pinus menggunakan tanah dan air dari kedua negara.

Keduanya menyekop tanah di sekitar kaki pohon dan menggali batu bertuliskan nama-nama dan jabatan resmi mereka, serta pesan yang berbunyi: “Tanamlah kedamaian dan kemakmuran.”

Sebuah perjamuan kemudian diadakan di sisi Selatan. Kim Jong-un disuguhi rösti, hidangan adonan kentang panggang ala Swiss -suatu sentilan akrab terkait masa muda Kim saat kuliah di Swiss – bersama hidangan khas Korea Utara, mie dingin, dan likor atau minuman Korea Utara yang beralkohol.

Kim didampingi sembilan pejabat terpercayanya, termasuk adik perempuannya yang kuat dan berpengaruh, Kim Yo-jong.

Beberapa bulan yang lalu Korea Utara selalu dalam retorika perang, tetapi sekarang mereka mungkin akan membahas perjanjian damai dan kesepakatan senjata nuklir.

Sebagian besar fokus KTT telah disepakati sebelumnya, tetapi banyak pengamat tetap sangat skeptis tentang tawaran Korea Utara untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir.

Betapa pun, seluruh Korea Selatan terpaku saat pemimpin kedua Korea berjabat tangan di kedua sisi perbatasan di zona demiliterisasi yang membagi kedua negara.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/