27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Pedagang Aksara Setuju Direlokasi ke Pasar Bengkok

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Pedagang dari gedung Akasara Plaza Medan, berjualan di dekat gedung yang hitam bekas terbakar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Rencana relokasi pedagang Aksara ke Pasar Bengkok, Jalan Mesjid, Deliserdang, bak gayung bersambut. Para pedagang Aksapun langsung setuju.

Meski demikian, lokasi yang tidak jauh dari Pasar Aksara itu, diharapkan tak lagi berubah-ubah sehingga mereka mendapat kepastian tempat berdagang.

“Pada prinsipnya pilihan kedekat Pasar Bengkok itu sangatlah cocok. Lokasinya dekat sekali dengan Pasar Aksara. Saya pikir kawan-kawan pasti mau pindah ke sana,” ujar Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU)  Aksara, Muslim Sikumbang kepada Sumut Pos, Senin (30/1).

Muslim mengatakan, bila Pemko serius ingin membeli lahan di belakang pos bantuan polisi tersebut, kiranya itu disegerakan agar pedagang memiliki kepastian soal lokasi relokasi. “Mau di eks RS Martondi, di dekat Pasar Bengkok itu pun jadi. Tak ada masalah. Persoalannya sampai hari ini Pemko belum final kan di mana lokasi pastinya. Ini yang membuat kami bingung,” ungkapnya.

Wacana yang sangat santer ke eks RS Martondi, Jalan Letda Sudjono, lanjut Muslim, ternyata hanya omong kosong. Sebab saat pedagang menanyakan kepada penjaga di lokasi, ternyata belum ada pembicaraan apapun mengenai lokasi relokasi pedagang Aksara.

“Jangan sampai kayak gitu lagi ceritanya. Kami sudah bosan mendengar jawaban sabar, sabar dan tunggu. Pada dasarnya gak ada persoalan mau di eks Martondi atau opsi baru didekat Pasar Bengkok itu. Intinya kejelasan tempat, dan Pemko bisa buktikan sudah membeli lahannya. Jangan hanya cakap-cakap,” kata Wakil Ketua P3TSU tersebut.

Muslim juga menyatakan keinginan para pedagang Aksara agar Pasar Aksara dibangun kembali. Sebab selain letaknya yang sangat strategis, juga termasuk pasar tradisional legendaris di Kota Medan. “Daripada Pemko tawarkan tempat di sana-sini, mending bangun saja lagi Pasar Aksara itu. Apa sih payahnya,” ujarnya.

Menurutnya, sikap Pemko yang tidak jelas mengenai rencana relokasi ini semakin membuat pedagang terombang-ambing. Apalagi opsi baru kepada mereka soal relokasi didekat Pasar Bengkok, juga belum ada disosialisasikan.

“Kalau (pemberitahuan) ke Pasar Bengkok itu belum ada. Saya juga baru mendengarnya. Bagus memang di situ, lokasinya dekat dengan Pasar Aksara. Namun itu tadi, jangan hanya cakap-cakap maunya. Segeralah diperjelas dan dibeli oleh Pemko,” pungkas Muslim.

Ketua Komisi C DPRD Medan, Boydo HK Panjaitan mengaku tambah heran dengan sikap Pemko Medan. Sebab, Pemko terlalu banyak menawarkan pilihan, namun realisasinya sampai sekarang belum terwujud.”Lebih bagus dibangun saja lagi Pasar Aksara. Pemko jangan cuma kasih banyak pilihan, tetapi tidak ada yang jelas. Satu pun tak ada yang jadi rencananya,” ujarnya.

Kata Boydo, kalau Pemko berniat untuk membantu pedagang bangkit dari keterpurukan, bisa saja membeli lahan PT Aksara Jaya Indah (AJI) yang dulu bekerjasama dengan Pemko. “Apa susahnya sih, beli saja lahan milik PT. AJI itu lalu dibangun kembali pasar tersebut. Masak Pemko kalah sama kapitalis,” kata politisi PDIP ini.

Ia menambahkan, dengan polemik yang lama terjadi tersebut, semakin mengindikasikan bahwa Pemko bersedia melepas asetnya di sana kepada pihak pengembang atau calon investor. “Kami pernah tanyakan ke Bappeda, bahwa rencana pelebaran jalan untuk proyek Fly Over Aksara, sama sekali tidak berkaitan dengan revitalisasi pasar. Kami juga sudah panggil Dirut PD Pasar untuk segera menuntaskan relokasi pedagang Pasar Aksara ini,” katanya.

Boydo juga menyebut buat revitalisasi pasar ini sebenarnya sudah tersedia di pusat. “Anggaran itu ada. Tinggal lagi niat Pemko untuk ‘jemput bola’ ke sana, dan memang mau membantu pedagang,” pungkasnya. (prn/ila)

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Pedagang dari gedung Akasara Plaza Medan, berjualan di dekat gedung yang hitam bekas terbakar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Rencana relokasi pedagang Aksara ke Pasar Bengkok, Jalan Mesjid, Deliserdang, bak gayung bersambut. Para pedagang Aksapun langsung setuju.

Meski demikian, lokasi yang tidak jauh dari Pasar Aksara itu, diharapkan tak lagi berubah-ubah sehingga mereka mendapat kepastian tempat berdagang.

“Pada prinsipnya pilihan kedekat Pasar Bengkok itu sangatlah cocok. Lokasinya dekat sekali dengan Pasar Aksara. Saya pikir kawan-kawan pasti mau pindah ke sana,” ujar Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU)  Aksara, Muslim Sikumbang kepada Sumut Pos, Senin (30/1).

Muslim mengatakan, bila Pemko serius ingin membeli lahan di belakang pos bantuan polisi tersebut, kiranya itu disegerakan agar pedagang memiliki kepastian soal lokasi relokasi. “Mau di eks RS Martondi, di dekat Pasar Bengkok itu pun jadi. Tak ada masalah. Persoalannya sampai hari ini Pemko belum final kan di mana lokasi pastinya. Ini yang membuat kami bingung,” ungkapnya.

Wacana yang sangat santer ke eks RS Martondi, Jalan Letda Sudjono, lanjut Muslim, ternyata hanya omong kosong. Sebab saat pedagang menanyakan kepada penjaga di lokasi, ternyata belum ada pembicaraan apapun mengenai lokasi relokasi pedagang Aksara.

“Jangan sampai kayak gitu lagi ceritanya. Kami sudah bosan mendengar jawaban sabar, sabar dan tunggu. Pada dasarnya gak ada persoalan mau di eks Martondi atau opsi baru didekat Pasar Bengkok itu. Intinya kejelasan tempat, dan Pemko bisa buktikan sudah membeli lahannya. Jangan hanya cakap-cakap,” kata Wakil Ketua P3TSU tersebut.

Muslim juga menyatakan keinginan para pedagang Aksara agar Pasar Aksara dibangun kembali. Sebab selain letaknya yang sangat strategis, juga termasuk pasar tradisional legendaris di Kota Medan. “Daripada Pemko tawarkan tempat di sana-sini, mending bangun saja lagi Pasar Aksara itu. Apa sih payahnya,” ujarnya.

Menurutnya, sikap Pemko yang tidak jelas mengenai rencana relokasi ini semakin membuat pedagang terombang-ambing. Apalagi opsi baru kepada mereka soal relokasi didekat Pasar Bengkok, juga belum ada disosialisasikan.

“Kalau (pemberitahuan) ke Pasar Bengkok itu belum ada. Saya juga baru mendengarnya. Bagus memang di situ, lokasinya dekat dengan Pasar Aksara. Namun itu tadi, jangan hanya cakap-cakap maunya. Segeralah diperjelas dan dibeli oleh Pemko,” pungkas Muslim.

Ketua Komisi C DPRD Medan, Boydo HK Panjaitan mengaku tambah heran dengan sikap Pemko Medan. Sebab, Pemko terlalu banyak menawarkan pilihan, namun realisasinya sampai sekarang belum terwujud.”Lebih bagus dibangun saja lagi Pasar Aksara. Pemko jangan cuma kasih banyak pilihan, tetapi tidak ada yang jelas. Satu pun tak ada yang jadi rencananya,” ujarnya.

Kata Boydo, kalau Pemko berniat untuk membantu pedagang bangkit dari keterpurukan, bisa saja membeli lahan PT Aksara Jaya Indah (AJI) yang dulu bekerjasama dengan Pemko. “Apa susahnya sih, beli saja lahan milik PT. AJI itu lalu dibangun kembali pasar tersebut. Masak Pemko kalah sama kapitalis,” kata politisi PDIP ini.

Ia menambahkan, dengan polemik yang lama terjadi tersebut, semakin mengindikasikan bahwa Pemko bersedia melepas asetnya di sana kepada pihak pengembang atau calon investor. “Kami pernah tanyakan ke Bappeda, bahwa rencana pelebaran jalan untuk proyek Fly Over Aksara, sama sekali tidak berkaitan dengan revitalisasi pasar. Kami juga sudah panggil Dirut PD Pasar untuk segera menuntaskan relokasi pedagang Pasar Aksara ini,” katanya.

Boydo juga menyebut buat revitalisasi pasar ini sebenarnya sudah tersedia di pusat. “Anggaran itu ada. Tinggal lagi niat Pemko untuk ‘jemput bola’ ke sana, dan memang mau membantu pedagang,” pungkasnya. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/