26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Nikmati Bubur Pedas Ciri Khas Masakan Melayu

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masjid Raya Stabat, Kabupaten Langkat selalu menyajikan menu berbuka bagi umat islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Di masjid yang terletak di jalur lintas Sumatera Utara-Aceh ini selalu menyediakan makanan khas Melayu Langkat, yaitu “Bubur Pedas”.

Penyajian menu berbuka berupa bubur pedas ini bahkan sudah menjadi tradisi. Kabarnya, sudah lebih dari 20 tahun yang lalu. Tidak heran, bila banyak pengguna jalan dan warga yang mengenal dan memilih untuk singgah dan berbuka di masjid ini.

Bubur pedas adalah makanan khas suku Melayu Deli yang hanya di buat warga di saat saat tertentu saja seperti acara pernikahan, kenduri, sunatan, puasa, dan Lebaran saja.

Hal ini di karenakan proses pembuatan bubur pedas yang rumit, karena menggunakan 40 jenis rempah rempah dan daun yang mengandung banyak khasiat.

Ke 40 jenis rempah dan daun daunan ini kemudian di campurkan dengan kentang, wortel, tauge, yang menjadi bahan pembuat bubur pedas. Memakan bubur pedas ini, bisa di campurkan lagi dengan sayur urap atau anyang.

“Bubur pedas di percaya dapat menyegarkan tubuh, membuat badan menjadi hangat, dan mengusir angin yang ada di dalam tubuh kita,” ujar H Ibnu Kasir, najir masjid Raya Stabat, Senin (29/5).

Dulunya, berbuka puasa dengan bubur pedas ini, hanya di lakukan oleh kalangan tertentu saja. Namun kini, takjil bubur pedas bisa di nikmati siapapun di Masjid Raya Stabat.

Setiap harinya, pihak masjid menyediakan 200 porsi bubur pedas untuk warga dan pengguna jalan yang berbuka puasa di masjid raya Stabat.

Apalagi di saat arus mudik Lebaran, para pemudik yang melintas dari kota Medan menuju Aceh, atau sebaliknya, bisa berbuka puasa di masjid ini dengan gratis. (bam/ram)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masjid Raya Stabat, Kabupaten Langkat selalu menyajikan menu berbuka bagi umat islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Di masjid yang terletak di jalur lintas Sumatera Utara-Aceh ini selalu menyediakan makanan khas Melayu Langkat, yaitu “Bubur Pedas”.

Penyajian menu berbuka berupa bubur pedas ini bahkan sudah menjadi tradisi. Kabarnya, sudah lebih dari 20 tahun yang lalu. Tidak heran, bila banyak pengguna jalan dan warga yang mengenal dan memilih untuk singgah dan berbuka di masjid ini.

Bubur pedas adalah makanan khas suku Melayu Deli yang hanya di buat warga di saat saat tertentu saja seperti acara pernikahan, kenduri, sunatan, puasa, dan Lebaran saja.

Hal ini di karenakan proses pembuatan bubur pedas yang rumit, karena menggunakan 40 jenis rempah rempah dan daun yang mengandung banyak khasiat.

Ke 40 jenis rempah dan daun daunan ini kemudian di campurkan dengan kentang, wortel, tauge, yang menjadi bahan pembuat bubur pedas. Memakan bubur pedas ini, bisa di campurkan lagi dengan sayur urap atau anyang.

“Bubur pedas di percaya dapat menyegarkan tubuh, membuat badan menjadi hangat, dan mengusir angin yang ada di dalam tubuh kita,” ujar H Ibnu Kasir, najir masjid Raya Stabat, Senin (29/5).

Dulunya, berbuka puasa dengan bubur pedas ini, hanya di lakukan oleh kalangan tertentu saja. Namun kini, takjil bubur pedas bisa di nikmati siapapun di Masjid Raya Stabat.

Setiap harinya, pihak masjid menyediakan 200 porsi bubur pedas untuk warga dan pengguna jalan yang berbuka puasa di masjid raya Stabat.

Apalagi di saat arus mudik Lebaran, para pemudik yang melintas dari kota Medan menuju Aceh, atau sebaliknya, bisa berbuka puasa di masjid ini dengan gratis. (bam/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/