25 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Belum Temui Timsus, Komnas HAM dan LPSK, Putri Tak Dapat Izin Temui Irjen Ferdy

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – UNTUK kali pertama setelah peristiwa 8 Juli lalu, istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi muncul ke muka publik. Bersama tim penasihat hukumnya, dia mendatangi Mako Brimob kemarin petang (7/8). Mereka datang ke sana untuk menjenguk dan memberikan dukungan kepada Irjen Ferdy Sambo. Dengan terbata-bata, Putri menyampaikan, dirinya tetap percaya penuh kepada suaminya.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Putri dihadapan awak media setelah dirinya mencoba menemui Irjen Ferdy Sambo.

“Saya Putri. Bersama anak-anak, saya mempercayai dan tulus mencintai suami saya,” ujarnya. Putri pun sempat meminta doa untuk keluarganya. “Saya mohon doa, kami sekeluarga bisa menjalani masa yang sulit ini,” kata dia. “Dan saya ikhlas memaafkan segala perbuatan yang kami dan keluarga alami,” tambahnya.

Hanya, kemarin Putri yang datang bersama anak pertamanya belum mendapat izin untuk bertemu dengan Irjen Ferdy Sambo. “Belum diberikan izin. Mudah-mudahan besok bisa bertemu,” ujar Arman Hanis, penasihat hukum Putri. Dia tidak menjelaskan mengapa kliennya belum boleh bertemu dengan Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob. Namun, dia menegaskan bahwa kedatangannya bersama kliennya untuk memberi dukungan kepada mantan kepala Divisi Propam Polri itu.

Menurut Arman kliennya sudah mendapat izin psikolog sehingga bisa datang ke Mako Brimob. “Alhamdulillah kami bersyukur tadi diberikan izin oleh psikolog,” kata Arman kepada awak media. Keterangan itu disampaikan oleh Arman mengingat sampai kemarin kliennya sama sekali belum memberikan keterangan apapun terkait insiden berdarah di rumah dinas suaminya. Baik kepada tim khusus (timsus) bentukan Kapolri, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) hingga Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengakui pihaknya belum bisa meminta keterangan Putri sampai saat ini. Itu lantaran kondisi Putri yang disebut-sebut mengalami trauma pasca insiden nahas 8 Juli lalu. Jika dipaksakan, Komnas HAM tentu tidak bisa maksimal menggali keterangan. “Kita mesti menghormati hak terduga korban kekerasan seksual,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Taufan tak memungkiri bahwa keterangan Putri sejatinya sangat dibutuhkan untuk membuat terang peristiwa penembakan Yosua di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Namun, Komnas HAM tidak bisa berbuat banyak lantaran Putri selaku pihak yang melaporkan dugaan pelecehan seksual dan ancaman pembunuhan punya hak yang harus dilindungi dan dihormati.

Meski belum bisa dikatakan sebagai sebuah kebenaran, Taufan menyebut semua orang wajib menghormati (to respect) hak-hak Putri sebagai pihak yang melaporkan dugaan pelecehan. “Kalau memang benar (trauma, Red), memang harus benar-benar kita hormati hak-haknya. Tapi kalau ternyata tidak, maka bisa dimulai pemeriksaan (oleh Komnas HAM),” kata Taufan.

Untuk membuktikan klaim trauma tersebut, Komnas HAM mengusulkan tim khusus Polri untuk melibatkan tim psikologis independen guna menguji apakah benar Putri mengalami trauma atau disebut post-traumatic stress disorder (PTSD). “Pelabelan trauma selama ini sepihak, karena tak ada tim pendampingan ataupun regu psikolog independen yang dapat memastikan klaim itu,” imbuhnya.

Sementara itu, LPSK sampai saat ini juga belum bisa berhasil mendapat cerita dari Putri. Penyebabnya sama. Yakni Putri masih terguncang pasca insiden meninggalnya Yosua pada 8 Juli lalu. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, pihaknya sejatinya sudah pernah bertemu dengan Putri pada 16 Juli lalu. Namun, pihaknya tidak mendapatkan keterangan apa pun. “Masih terguncang,” ujarnya.

Edwin menyebut pihaknya kembali mengagendakan pertemuan dengan Putri dalam waktu dekat. Yakni, Selasa (9/8) mendatang. Hanya, dia belum bisa memastikan apakah Putri sudah siap menceritakan kepada LPSK terkait apa yang dialami. Termasuk apakah LPSK akan memberikan pendampingan kepada Putri. “Yang jelas (pertemuan, Red) jadi Selasa (9/8) depan,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Di sisi lain, tante Yosua, Roslin Emika Simanjuntak, kembali memberikan petunjuk baru soal kedekatan Yosua dengan istri Sambo. Salah satunya sebuah pesan ucapan selamat ulang tahun yang ditengarai dikirim Putri untuk Yosua. Dalam pesan berbahasa Inggris itu, Putri menganggap Yosua bukan sekadar bodyguard, tapi juga sebagai teman dan keluarga.

“I’m so grateful to have you as a bodyguard, friend n family. You’re such a great staff,” (Saya sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pengawal, teman, dan keluarga. Kamu adalah staf yang hebat). Begitu potongan kalimat dalam pesan terusan yang diunggah Roslin di akun Facebook-nya belum lama ini.

Tak hanya kutipan pesan, Roslin juga mengunggah foto Yosua di depan kue ulang tahun berukuran jumbo. Namun, Roslin belum bisa dikonfirmasi terkait kapan foto itu diambil. Termasuk kapan pesan singkat yang ditengarai dari Putri untuk Yosua itu dikirim. (syn/tyo/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – UNTUK kali pertama setelah peristiwa 8 Juli lalu, istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi muncul ke muka publik. Bersama tim penasihat hukumnya, dia mendatangi Mako Brimob kemarin petang (7/8). Mereka datang ke sana untuk menjenguk dan memberikan dukungan kepada Irjen Ferdy Sambo. Dengan terbata-bata, Putri menyampaikan, dirinya tetap percaya penuh kepada suaminya.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Putri dihadapan awak media setelah dirinya mencoba menemui Irjen Ferdy Sambo.

“Saya Putri. Bersama anak-anak, saya mempercayai dan tulus mencintai suami saya,” ujarnya. Putri pun sempat meminta doa untuk keluarganya. “Saya mohon doa, kami sekeluarga bisa menjalani masa yang sulit ini,” kata dia. “Dan saya ikhlas memaafkan segala perbuatan yang kami dan keluarga alami,” tambahnya.

Hanya, kemarin Putri yang datang bersama anak pertamanya belum mendapat izin untuk bertemu dengan Irjen Ferdy Sambo. “Belum diberikan izin. Mudah-mudahan besok bisa bertemu,” ujar Arman Hanis, penasihat hukum Putri. Dia tidak menjelaskan mengapa kliennya belum boleh bertemu dengan Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob. Namun, dia menegaskan bahwa kedatangannya bersama kliennya untuk memberi dukungan kepada mantan kepala Divisi Propam Polri itu.

Menurut Arman kliennya sudah mendapat izin psikolog sehingga bisa datang ke Mako Brimob. “Alhamdulillah kami bersyukur tadi diberikan izin oleh psikolog,” kata Arman kepada awak media. Keterangan itu disampaikan oleh Arman mengingat sampai kemarin kliennya sama sekali belum memberikan keterangan apapun terkait insiden berdarah di rumah dinas suaminya. Baik kepada tim khusus (timsus) bentukan Kapolri, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) hingga Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengakui pihaknya belum bisa meminta keterangan Putri sampai saat ini. Itu lantaran kondisi Putri yang disebut-sebut mengalami trauma pasca insiden nahas 8 Juli lalu. Jika dipaksakan, Komnas HAM tentu tidak bisa maksimal menggali keterangan. “Kita mesti menghormati hak terduga korban kekerasan seksual,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Taufan tak memungkiri bahwa keterangan Putri sejatinya sangat dibutuhkan untuk membuat terang peristiwa penembakan Yosua di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Namun, Komnas HAM tidak bisa berbuat banyak lantaran Putri selaku pihak yang melaporkan dugaan pelecehan seksual dan ancaman pembunuhan punya hak yang harus dilindungi dan dihormati.

Meski belum bisa dikatakan sebagai sebuah kebenaran, Taufan menyebut semua orang wajib menghormati (to respect) hak-hak Putri sebagai pihak yang melaporkan dugaan pelecehan. “Kalau memang benar (trauma, Red), memang harus benar-benar kita hormati hak-haknya. Tapi kalau ternyata tidak, maka bisa dimulai pemeriksaan (oleh Komnas HAM),” kata Taufan.

Untuk membuktikan klaim trauma tersebut, Komnas HAM mengusulkan tim khusus Polri untuk melibatkan tim psikologis independen guna menguji apakah benar Putri mengalami trauma atau disebut post-traumatic stress disorder (PTSD). “Pelabelan trauma selama ini sepihak, karena tak ada tim pendampingan ataupun regu psikolog independen yang dapat memastikan klaim itu,” imbuhnya.

Sementara itu, LPSK sampai saat ini juga belum bisa berhasil mendapat cerita dari Putri. Penyebabnya sama. Yakni Putri masih terguncang pasca insiden meninggalnya Yosua pada 8 Juli lalu. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, pihaknya sejatinya sudah pernah bertemu dengan Putri pada 16 Juli lalu. Namun, pihaknya tidak mendapatkan keterangan apa pun. “Masih terguncang,” ujarnya.

Edwin menyebut pihaknya kembali mengagendakan pertemuan dengan Putri dalam waktu dekat. Yakni, Selasa (9/8) mendatang. Hanya, dia belum bisa memastikan apakah Putri sudah siap menceritakan kepada LPSK terkait apa yang dialami. Termasuk apakah LPSK akan memberikan pendampingan kepada Putri. “Yang jelas (pertemuan, Red) jadi Selasa (9/8) depan,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Di sisi lain, tante Yosua, Roslin Emika Simanjuntak, kembali memberikan petunjuk baru soal kedekatan Yosua dengan istri Sambo. Salah satunya sebuah pesan ucapan selamat ulang tahun yang ditengarai dikirim Putri untuk Yosua. Dalam pesan berbahasa Inggris itu, Putri menganggap Yosua bukan sekadar bodyguard, tapi juga sebagai teman dan keluarga.

“I’m so grateful to have you as a bodyguard, friend n family. You’re such a great staff,” (Saya sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pengawal, teman, dan keluarga. Kamu adalah staf yang hebat). Begitu potongan kalimat dalam pesan terusan yang diunggah Roslin di akun Facebook-nya belum lama ini.

Tak hanya kutipan pesan, Roslin juga mengunggah foto Yosua di depan kue ulang tahun berukuran jumbo. Namun, Roslin belum bisa dikonfirmasi terkait kapan foto itu diambil. Termasuk kapan pesan singkat yang ditengarai dari Putri untuk Yosua itu dikirim. (syn/tyo/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/